Hari ini adalah hari kepulangan Digo, semua anggota keluarga Syarief menyambut Digo dengan antusias. Seperti Thea yang membelikan Digo mainan yang sangat mahal, Arnol dan Dita membelikan baju baru untuk Digo begitu juga dengan Kevin dan istrinya.
Semua diterima Digo dengan penuh semangat "makasih ya buat aunty Thea, ayah arnol, bunda Dita udah ngasih hadiah yang banyak buat Digo" ujar Digo.
Digo juga beralih kepada Kevin dan Mila "makasih ya om, Tante sama sisi yang cantik" ucapnya, dengan kalimat terakhir agak genit.
"Iya sama-sama, kamu harus jadi anak yang pintar ya bisa ngehargain wanita jangan kayak papa kamu" sahut Kevin sambil melirik ke arah Ali sejenak.
"Emangnya papa gimana"....
"Papa kamu itu..."Gak usah dengarin ucapan dia, mending sekarang Digo ikut papa karna papa mau ngasih sesuatu buat Digo" ujar Ali memotong ucapan Kevin.
Ali langsung menggendong Digo dan membawanya menjauh darisana.Mata Digo terbuka lebar memandangi apa yang ada di depannya saat ini, dia Kemudian beralih menatap ali
"Ini beneran kamarnya Digo"....
Ali tersenyum menganggukkan kepalanya.
"Yeyyy!!!!!
Digo langsung bersorak gembira dan naik keatas kasurnya dan melompat-lompat.
Ali memang menyiapkan kamar yang baru untuk Digo bernuansa iron man tokoh kartun kesukaan anaknya. Alipun berjalan mendekat kearah anaknya, hingga Digo berhenti melompat.
"Maafin papa selama ini gak ada buat Digo, gak pernah nganterin Digo sekolah, gak pernah....Ucapan Ali terhenti ketika Digo langsung memeluknya "papa jangan minta maaf, papakan kerja buat Digo supaya digo bisa sekolah" ujar Digo.
Hati Ali tersenyum mendengar ucapan anaknya, "seandainya kamu tahu semuanya nak" batin Ali.
"Sekarang papa udah ada disini, ppapa gak akan ninggalin Digo dan mama lagikan"...
Ali tersenyum dan memeluk anaknya sangat erat.Diruang tamu sudah ada resi, Arnol, Dita,thea, Kevin, Mila dan prilly.
"Memangnya prilly mau ngomong apa kayaknya serius banget" tanya resi kepada prilly.
Prilly yang menyuruh mereka berkumpul karena dia ingin memberitahukan sesuatu. Dari tadi Prilly khawatir keluarga Syarief tidak menerima keputusan. Sejenak dia memejamkan matanya dan menghela nafas...
"Mah prilly sama Digo mau pindah rumah" ujar prilly penuh keberanian.
Semua penghuni rumah terkejut mendengar ucapan prilly
"Kenapa gitu pril, apa alasan kamu untuk pindah memangnya disini kamu kurang nyaman atau gimana" jawab resi sedih.
" Mah, prilly gak pantes disini prilly bukan siapa-siapa disini jadi biarin prilly pergi mah" mohon prilly.
"Mama udah terlanjur sayang sama prilly mamah udah nganggap prilly seperti anak mama sendiri, mama mohon jangan tinggalin mama ya"...
"Tapi mah prilly..."Gak ada yang boleh tinggalin rumah ini" ujar Ali tegas memotong ucapan prilly
Dari awal dia sudah mendengar permintaan prilly untuk keluar dari rumahnya tetapi dia tidak akan pernah membiarkan semuanya terjadi.
"Loe gak berhak ngatur gue, intinya gue sama Digo akan keluar dari rumah ini" jawab prilly tak kalah tegas.
"Gak berhak ya..." Kekeh Ali.
Ali berjalan dengan tatapan tajam dan berhenti tepat di depan prilly
"Kamu ibu dari Digo yang artinya kamu ibu dari anakku, oleh karena itu aku berhak mengaturmu" titah Ali."Dengar ya tuan Aliando Syarief yang terhormat, kita sudah bercerai 6 tahun lagi itu berarti Loe gak berhak lagi atas gue. Intinya gue akan pergi tanpa atau dengan persetujuanmu" jawab prilly.
Prilly langsung beranjak dari sana, akan tetapi langkahnya kembali terhenti mendengar ucapan Ali..
"Kau boleh pergi....tetapi dengan satu syarat"....
"Pergilah sendiri jangan membawa putraku" titah Ali tajam.
Jantung prilly seperti terkena busur panah Sangat sakit rasanya. Tubuhnya hampir terjatuh tetapi untungnya dia bis berpegangan pada sofa, airmatanya seketika mengalir keras. Semua yang ditakutkan kini menjadi kenyataan dimana Ali akan memisahkannya dengan anaknya.
Ali langsung beranjak dari sana tanpa memperdulikan bagaimana reaksi prilly.Setelah kepergian Ali, prilly menghampiri anaknya yang sedang bermain dengan semangat Digo berlari kearah prilly...
"Liat mah, papa kasih kamar baru buat Digo".... Ujarnya antusias.
Prilly tersenyum berusaha menyembunyikan kesedihannya
"Digo suka sama kamarnya?"
Digo menjawab dengan mengangguk. Dia pun kembali bermain diatas kasur.
Prilly menatap sendu putranya, dia mulai berpikir jika dia membawa Digo dia tidak akan mampu membahagiakan anaknya itu.
"Apa aku harus merelakannya untuk Ali" batin prilly.Waktu sudah menunjukkan pukul 17.30 wib. Saat ini Arnol mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi..
"Jika ingin mati jangan membawaku" bentak Ali pada Arnol.
Arnol tidak peduli ucapan Ali yang terpenting sekarang dia harus cepat sampai dirumah sakit. Tadi Thea mengabarinya bahwa hari ini Dita akan melahirkan saat itu Arnol sedang mengantar Ali kekantor.
Sesampainya di rumah sakit arno langsung keluar dari mobil tanpa memarkirkan mobilnya.
"Dasar adik laknat" umpat Ali.
Dengan terpaksa Ali pun memarkirkan mobilnya. Dan menyusul Arnol"Bagaiman keadaannya" tanya Arnol tergesa-gesa kepada mamahnya..
"Masih pembukaan 2, waktu persalinan masih lama" ..."Sa..sakit..." Ringis Dita.
Arnol mendekat kearah Dita lalu mencium keningnya "kamu kuat sayang demi anak kita" ujar Arnol menyemangati.
"Hiks...hiks...aku gak kuat" Isak Dita yang membuat Arnol semakin khawatir.
"Kamu harus kuat ya sayang"...Semua itu tidak luput dari perhatian Ali, dia menatap sendu kearah Dita kemudian teringat pada Prilly "apakah prilly juga menahan rasa sakit itu ketika melahirkan anakku" batinnnya.
Setelah menunggu beberapa jam, akhirnya persalinan pun dimulai, resi, Thea, Mila, dan Ali menunggu diluar. Sedangkan Arnol menemani Digo bersalin, Kevin sudah pergi kekantor bersama sisi.
Ali terus memandang perjuangan Dita dari kaca, bagaimana Dita meringis kesakitan berteriak dan mengejan.
Hatinya kembali sesak, dia tidak menyangka dulu dia meninggalkan prilly yang sedang kesakitan seperti Dita. Dita masih beruntung ditemani oleh Arnol, akan tetapi prilly berjuang sendiri.
Tak berapa lama tangisan bayi terdengar menggema hingga keluar ruangan semuanya mengucap syukur. Arnol pun keluar dengan wajah sumringah. Arnol langsung memeluk resi sambil menangis bahagia "anak aku udah lahir mah...dia laki-laki" ujarnya pelan.
Ali tak tahan melihat situasi itu langsung beranjak darisana tanpa orang ketahui Ali meneteskan airmatanya, dia iri kepada Arnol dimana Arnol bisa menemani istrinya bersalin, bagaimana Arnol tersenyum bahagia memberitahukan bahwa anaknya sudah lahir dan memebritahukan apa jenis kelamin anaknya. Ali juga ingin merasakan seperti itu, tapi apalah daya kesalahannya yang membuat dia tidak bisa merasakan semuanya.
"Ahkk!!! Bugh" Ali berteriak sambil memukul batang pohon. Saat ini Ali berada di taman rummah sakit.
Bugh...bugh..bugh...
Ali terus memukuli batang pohon itu, hingga suara seseorang menghentikannya..
"Jangan memukulnya, pohon itu tidak bersalah, Loe yang salah jadi Loe harus mukul diri Loe sendiri" ujarnya yang ternyata adalah Mila.
"Mau apa loe" tanya Ali ketus.
"Boleh kita duduk, gue mau bicara sesuatu"...
Mereka pun duduk di kursi yang ada di taman.
"Ini tentang prilly, 6 tahun lalu dia ngelahirin anaknya tanpa suami. Loe liatkan Dita tadi ditemenin suami bersalin aja rasa sakitnya gak akan hilang, apalagi prilly yang gak didampingin suaminya itu malah sangat menyakitkan" ujar Mila.
Ali terkekeh sedih "jadi Lo cuman mau buat penyesalan gue tambah besar"...
"Selamat Loe berhasil" lanjut Ali.
Saat Ali ingin beranjak, akan tetapi ucapan Mila menghentikannya.
"Loe tau gak, saat Loe bilang sama prilly jangan membawa Digo untuk pergi.... Disaat itu dia mengalami rasa sakit yang amat besar Li, bahkan lebih sakit dari rasanya melkahirkan" lirih Mila.
"Disaat prilly berusaha mati-matian melahirkan Digo, dan Loe datang buat misahin mereka" lanjutnya..
"Gue gak pernah ada niat buat misahin mereka, gue cuman gak mau prilly pergi" lirih Ali.
"Tapi cara Loe itu salah Li, Loe tau gak prilly berasumsi kalo Loe itu suka sama stela apalagi setelah pembelaan Loe kmaren terhadap stela"...
Ali meremas rambutnya "gue gak pernah suka sama stela, gue punya alasan untuk semua itu"....
Mila tersenyum "jelaskan semua pada prilly, agar tidak salah paham" ujar Mila sambil beranjak dari sana.
Mila berhenti sejenak dan membalik menghadap Ali
"Cepat susul dia, mungkin saja prilly sekarang sudah pergi...
Bersambung

KAMU SEDANG MEMBACA
KEMBALILAH PADAKU (END)
Romansasebuah hubungan memerlukan kepercayaan satu sama lain