Suasana hening menyelimuti kediaman Syarief, saat ini mereka sedang makan malam bersama ditambah dengan keluarga kevin dan seorang pria yang bernama Rangga. Sebenarnya prilly gelisah karena melihat Ali dan Rangga dari tadi saling melemparkan tatapan tajamnya.
"Hmm selama 2 tahun ini kamu kemna aja ga? Gak pernah mampir kesini lagi.." tanya resi mencairkan suasana.
Rangga meletakkan garpunya dan tersenyum tipis "Rangga ke Thailand Tante, Rangga lagi ngurus perusahaan karena saat itu perusahaan Rangga ada masalah" jawab Rangga.
"Kenapa balik kesini lagi" ketus Ali..
Rangga terkekeh mendengar ucapan Ali, dia mengalihkan tatapannya pada prilly...
"Saya sangat heran... bukannya Ali dan prilly itu udah bercerai ya..tetapi kenapa prilly masih tinggal dirumah ini"ujarnya...
Prilly menghentikan kegiatan makannya ketika mendengar ucapan ranggga. Prilly membenarkan ucapan Rangga seharusnya dia tidak ada dirumah ini lagi.
"Mama sudah anggap Prilly seperti anak mama sendiri makanya prilly tinggal disini" jawab resi.
Rangga kembali terkekeh "jika Tante menganggap prilly adalah anak Tante itu artinya prilly adalah saudara angkat Ali" ujar Rangga lagi. Rangga mengalihkan tatapannya pada Ali yang menatapnya tajam..
"Itu artinya kalian tidak akan rujukkan dan kemungkinan besar gue yang bakalan jadi pendamping prill...Brak....
Ali berdiri dan memukul meja dengan kuat " tuan Rangga yang terhormat anda adalah seorang tamu dirumah ini tetapi anda tidak menunjukkan etika yang baik pada tuan rumah" ujar Ali datar dan dingin.
"Saya hanya ingin memperjelas keadaan yang saya liat, dan saya juga perlu tau apakah anda saingan saya untuk mendapatkan prilly atau bukan.
" jawab Rangga dengan santainya...
Rangga melipat kedua tangannya didepan dada dan melanjutkan ucapannya "tetapi ternyata bukan, itu artinya prilly bisa untuk saya"...
Ali tersenyum sinis "anda terlalu percaya diri bahwa prilly akan mau dengan anda, saya lebih mengenal dia daripada anda Daan saya tau prilly tidak akan mau bahkan merasa jijik dengan orang yang sok dan tidak memiliki etika seperti anda" ujar Ali dengan penuh penekanan disetiap katanya.
Ali tau emosi Rangga mulai terpancing dan ini merupakan hal yang menarik baginya "dan satu lagi, mama saya menganggap prilly sebagai anaknya bukan berarti saya menjadikan dia sebagai adik saya karena dia hanya pantas menjadi pendamping hidup saya bukan adik saya, jadi mimpimu terlalu tinggi untuk memilikinya"..."Brengsek... Umpat Rangga
Rangga ingin bangkit dan menghajar Ali akan tetapi prilly menghentikan semuanya
"Tolong jangan membuat keributan" titah prilly.
"Ingat Li..hari ini ulang tahun digo tolong jangan membuat suasana menjadi buruk" ujar prilly sambil menatap Ali.
Ali menghela nafasnya dia menatap Digo yang menunduk, Ali tau anaknya ketakutan karena suasana barusan. Tadi putranya masih bisa tersenyum riang sambil mengganggu sisi tetapi sekarang anaknya menjadi murung.Setelah selesai makan malam Rangga langsung mengajak prilly kedekat kolam untuk bicara berdua. Awalnya Ali tidak setuju akan tetapi setelah bujukan prilly dengan tidak rela Ali pun menyetujuinya.
"Apa yang mau Loe omongin" tanya prilly to the point.
"Prill..kamu udah pisah sama Ali 6 tahun yang lalu dan seharusnya kamu gak tinggal lagi disini" ujar Rangga
Prilly tersenyum, sejujurnya dia membenarkan ucapan Rangga akan tetapi setiap dia ingin keluar dari rumah ini pasti dilarang oleh keluarga Syarief terutama mama resi.
"Bukanya gue gak mau keluar dari rumah ini tetapi setiap gue mau pergi pasti dihalangin oleh mama dan yang lainnya" lirih prilly.
"Lagian gue juga udah sayang banget sama mama dan papa karena mereka bisa memperlakukan gue dengan baik" lanjut prilly.
Rangga terkekeh mendengar ucapan prilly "gue kurang percaya sama alasan Loe..apa mungkin Loe ga mau keluar dari rumah ini karena keluarga Syarief itu keluarga yang kaya dan terpandang" bisik Rangga.
"Dengar prill, keluarlah dari rumah ini dan aku akan melengkapi semua keperluanmu dan juga Digo karena aku juga tak kalah kaya dari keluarga Syarief" lanjut Rangga.
Plak....
Satu tamparan dilayangkan prilly pada pipi Rangga.
"Gue gak butuh harta Loe..gue tinggal disini bukan karena itu tapi karna gue disini bisa ngerasain kasih sayang orang tua!!! Bentak prilly.
Prilly terkekeh sinis "benar kata Ali Loe itu adalah pria yang gak punya etika sama sekali"...
"Ohh..jadi sekarang kau satu pendapat dengan MANTAN suami mu itu..sangat bagus" ucap Rangga menekan kata mantan.
"Aku heran dengan keluarga Syarief kenapa mau mengizinkanmu tinggal disini..."....
"Kalau menurutku sepertinya mereka hanya kasihan padamu sehingga mereka menumpang mu disini"..."JAGA MULUTMU ITU!!! bentak Ali yang tiba-tiba muncul.
"Mengapa? Semuanya benar bukan bahwa kalian hanya kasihan pada wanita malang ini" jawab Rangga sambil terkekeh.
"Anda hanya mengatakan apa yang ada dipikiran anda yang bodoh itu..bukan kenyataannya" sinis Ali.
Senyum Rangga pudar mendengar Ali yang mengatakan otaknya bodoh.
"Anda tidak tahu bukan bahwa kami akan rujuk" ucap Ali santai.
Rangga mengepalkan tangannya dan menatap Ali tajam "tidak mungkin" desis Rangga.
Ali menarik prilly dan memeluk pinggang prilly seperti menunjukkan kepemilikannya. Sedangkan prilly merasa terkejut dengan perlakuan Ali.
"Mengapa tidak mungkin, benarkan sayang" ujar Ali sambil menatap prilly.
Prilly membalas tatapan Ali, entah apa yang merasukinyaa hingga prilly menganggukkan kepalanya.
Cup....
Ali mengecup sekilas bibir prilly hingga membuat prilly menegang
"Ini salah" batin prilly. Sedangkan Ali tersenyum tipis menatap prilly.
"Aku tidak akan pernah rela prilly kembali padamu!!! Teriak Rangga yang sudah emosi.
Rangga tersenyum sinis "itu tidak benar bukan.. prilly tidak mungkin ma kembali padamu, ini pasti hanya settingan""Mengapa tidak mungkin" ujar Ali santai.
Ali meletakkan satu tangannya keperut prilly "bahkan prilly sekarang sedang mengandung anakku" lanjut Ali
Prilly terkejut mendengar ucapan Ali...menurutnya Ali sudah sangat kelewatan sekarang."Jadi tolong jangan mengganggu calon istri saya" ujar Ali. Ali pun menarik prilly untuk menjauh dari Rangga. Sesampainya di kamar Ali, prilly langsung melepaskan genggaman Ali
"Loe ini apa-apaan sih Li.. maksud Loe apaan ngomong kek gitu sama Rangga" ucap prilly marah.
"Kenapa emang? Kamu takut Rangga jauhin kamu, kamu gak rela kalo Rangga berhenti ngejar-ngejar kamu, bilang aja kamu sukakkan sama pria jadi-jadian tadi" jawab Ali kesal.
Prilly menghela nafasnya "bukan gitu.. Rangga sekarang pasti nganggap aku sebagai perempuan murahan"...Ali memegang kedua pundak prilly "gak akan ada yaang yang mencap kamu sebagai perempuan murahan" tegas Ali.
Prilly tersenyum lirih dan menghindari tatapan Ali "kamu aja pernah bilang aku sebagai perempuan murahan"...Inillah yang Ali takutkan dimana prilly masih selalu terbayang-bayang luka yang pernah Ali berikan pada nya. Ali takut karena itu prilly tidak mau menerimanya lagi.
"Dan itu merupak kesalahan yang paling aku sesali" lirih Ali.
"Aku berjanji prill, ga akan mengucapkan kata paling menyakitkan itu untukmu.. kau juga janji gak akan biarin siapapun mengatakan itu kepadamu"..."Sekarang aku tau luka yang pernah kuberikan padamu tidak akan pernah bisa hilang, tetapi aku janji akan menutupi semua luka itu denga kasih sayang dan cinta" lanjut Ali.
Ali menarik prilly kedalam pelukannya, memeluk prilly erat "entah kenapa aku merasa kamu akan pergi jauh ninggalin aku dan Digo, itu adalah ketakutan terbesarku" lirih Ali.
Tanpa sadar prilly tersenyum dan membalas pelukan Ali "gak mungkin aku ninggalin Digo, tanpa Digo aku bisa gila"..
Prilly menghentikan sejenak ucapannya "Kecuali jika kematian" gumam prilly.Ali masih mampu mendengar gumaman prilly, itu yang dia takutkan. "Gak..kamu gak boleh mati..kalo kamu mati aku bisa gila"...
Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
KEMBALILAH PADAKU (END)
Romancesebuah hubungan memerlukan kepercayaan satu sama lain