Aku berbaring di sebuah kursi taman. Hari ini aku kelelahan sekali. Kepalaku rasanya ingin meledak. Pekerjaan menumpuk, atasan yang sibuk mengomel sambil terus menambah pekerjaanku. Membuatku sakit kepala.
Karena itu aku berbaring disini. Menghadapkan kepalaku ke langit. Melihat langit yang telanjang tak tersaput awan. Membuatku merasa sedikit tenang. Aku sedikit tau banyak tentang bintang. Karena itu, sambil menikmati keindahannya aku selalu menerka rasi bintang.
Aku melihat rasi bintang orion. Rasi bintang yang menurutku paling mudah ditemukan. Lalu aku menemukan crux, scorpio, lalu scorpio. Entah kenapa hal sepele seperti ini membuatku senang.
Akupun menaikan tanganku. Melebarkan jari dan mencoba mengambil satu bintang itu. Namun betapa terkejutnya aku. Bintang itu aku dapatkan. Bintang itu menjadi bola kecil yang bersinar amat indah.
Karena terkejut akupun memastikannya dengan mengambil satu bintang lagi. Dan berhasil! Ditanganku sudah ada dua bintang. Ini tidak mungkin, tapi ini terjadi.
Akupun mengambil bintang sebanyak banyaknya. Aku mengambil sabuk orion. Dan mengambil aldebaran. Aku juga mengambil semua rasi bintang crux. Aku mulai kewalahan dengan banyaknya bintang yang kuambil. Aku merasa bahagia sekali. Aku berencana menyimpan bintang ini di toples dan menyimpannya di kantor.
Namun seseorang berteriak. Membuatku terkejut. Aku menghampiri orang itu dan ia ketakutan. Ia langsung lari. Meninggalkanku yang mematung. Aneh sekali orang itu.
Akupun berjalan pulang. Melangkah dengan senang karena banyak bintang di sakuku. Namun di ujung jalan sebelum rumahku sudah ada polisi yang memandangku. Dan langsung mengejarku. Aku terkejut. Lalu segera berlari. Sial. Ada apa ini.
Akupun berlari tanpa henti. Karena aku mulai kelelahan aku mencari jalan pintas. Aku masuk ke sebuah gang sempit agar mereka tidak bisa dengan mudah menangkapku.
Aku melompati tembok tinggi. Menggulingkan barang barang dan mengecoh para polisi itu. Namun semakin banyak polisi yang mengejarku. Aku kehabisan akal. Dan mulai menaiki sebuah gedung. Para polisi terus mengejarku.
Aku terus menaiki sebuah gedung dengan tangga daruratnya. Satu persatu polisi tumbang karena kelelahan. Akupun lelah tapi aku tak boleh berhenti.
Karena sibuk berlari aku tidak menyadari. Bahwa ujung tangga ini menuju atap gedung. Tidak ada jalan keluar. Pintu untuk masuk ke dalam gedung dikunci. Aku mulai panik. Bagaimana caraku pergi. Aku masih tidak tahu kenapa aku dikejar.
Satu persatu polisi berhasil naik. Aku benar benar terpojok.
"Berhenti! Anda ditangkap karena telah mencuri bintang. Mencuri bintang adalah sebuah kejahatan luar biasa. Karena itu anda kami tangkap!"
Salah satu orang diantara para polisi itu berteriak padaku. Dan memintaku menyerahkan diri. Mereka terus mendesakku. Menyudutkanku. Aku terus melangkah mundur. Sambil berpikir jalan keluarnya.
Aku hampir diujung atap gedung saat ini. Sambil terus berpikir aku terus melangkah mundur.
Namun tiba tiba kakiku tersandung sesuatu. Aku kehilangan keseimbangan. Oh tidak, aku akan jatuh!
Tubuhku tak berhasil bertahan. Aku terjatuh! Tidak mungkin aku harus mati mengenaskan seperti ini. Bintang bintang yang kutangkap berhamburan. Dan kembali ke langit.seperti gerombolan kunang kunang.
Aah. Aku benar benar akan mati hari ini. Semuanya terlihat slow motion. Kenangan demi kenangan hidupku terlintas. Seperti bioskop kecil yang menayangkan kisah dirimu sejak awal. Satu persatu pemahamanku tentang hidup berubah.
Aku bisa rasakan tanah sudah dekat sekali. Aku pejamkan mata. Dan menerima semuanya.
Duag!!
Sial sakit sekali. Aku membuka mata. Tubuhku baik baik saja. Lalu aku melihat bahwa ini bukan gedung tempatku jatuh. Aku jatuh dari kursi taman!
Hadeh, mimpi sialan!
KAMU SEDANG MEMBACA
Hitam
Short StoryTentang luka, hilang, remuk, hancur, dan segala kegelapan hati manusia