Hatma berjalan dengan tenang menuju gerbang sekolah yang masih dikunci. Membangunkan satpam yang masih tertidur dan memintanya untuk segera membuka gerbang. Hatma memang senang berangkat lebih pagi. Karena ia suka dengan suasana sepi. Ia senang ketika angkot masih diisi satu dua ibu - ibu yang berangkat ke pasar. Ia suka lapangan dengan rumput basah oleh embun.
Namun entah kenapa ia merasa ada yang keliru pagi ini. Mungkin karena kemarin lusa ia putus dengan kekasihnya. Yang memukul hampir separuh semangat hidupnya pergi. Semua terasa monoton. Malas dan menyebalkan. Kebiasaan untuk berangkat pagi juga berawal karena dia ingin datang lebih dulu dari kekasihnya. Ia ingin menunggu kekasihnya datang sambil berlari kecil dengan tas merahnya yang terlihat penuh dan berat.
Namun hari ini hal itu tidak ada. Yang ada hanyasm sisa kenagannya saja. Sambil menatap langit hatma menyenandungkan lagu rindu. Lagu - lagu perpisahan. Lagu - lagu patah hati yang ia campur baurkan lirik dan nadanya. Menjadi medley yang mengharukan di pagi hari.
Ia selalu duduk disini setiap hari. Setiap pagi. Menunggu matahari terbit dan gerombolan siswa datang satu persatu sebelum akhirnya menjadi gerombolan besar anak manusia memasuki area permainan yang kadang menyebalkan. Bagaimana tidak. Disini sekian banyak anak manusia yang jatuh cinta. Kemudian patah hati. Bertarung dengan luka. Jatuh cinta lagi. Terluka lagi. Alamak, kadang aku berpikir manusia itu bodoh dihadapan perasaannya sendiri.
Laku ia melihat genangan air sisa hujan semalam. Disana terlihat bayangan seorang anak manusia lain yang tidak kalah bodohnya. Melihat setiap hari matahari datang dan pergi di bangku yang sama. Matahari yang sama. Langit yang sama. Bumi yang sama. Tapi setiap hari apa yang hatinya rasakan berbeda. Duhai hati. Seberapa sakti kau ini mengatur hidup orang.
Lalu ditengah keramaian yang perlahan semakin deras. Menyembul satu kepala. Terlihat satu wajah. Yang ia amat kenal. Yang ia amat rindu. Yang ia amat cintai namun mesti ia tinggal pergi. Dalam hati hatma berkata.
"Hati, pagi ini cerah sekali. Tapi kenapa kau malah merintih kesakitan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hitam
Short StoryTentang luka, hilang, remuk, hancur, dan segala kegelapan hati manusia