DEEP [TUJUH PULUH]

86 16 2
                                    

Happy reading ditemani lagu epic (:.
.
..
...
....
.....
.....

Dekka sudah sampai di tempat yang ia tuju. Rasanya Dekka seperti bermimpi. Ia sama sekali tidak membayangkan jika hari ini benar-benar terjadi. 

"Are you okay?" cewek di samping Dekka menepuk pundak Dekka pelan.

"No, I'm not okay, but it's okay." Dekka tersenyum, "yuk masuk sekarang."

cewek itu menggandeng Dekka. 

Begitu masuk, Dekka langsung dibuat terpesona. Bagaimana tidak? garden party adalah impian Abel. Gadis kecilnya itu sungguh mewujudkan mimpinya. Tapi tidak bersama Dekka tentunya. Sungguh Dekka sama sekali tidak membayangkan jika ia hanya akan menjadi tamu undangan. Bukan duduk di pelaminan. Padahal beberapa tahun yang lalu Dekka sudah membayangkan bagaimana bahagianya hidup bersama gadis kecilnya. Bagaimana ia akan membesarkan anak-anaknya bersama gadisnya. Dan bagaimana ia akan menua bersama gadis kecilnya. Nyatanya semua itu hanya menjadi angan bagi Dekka. Semuanya telah remuk redam bersama harapan yang dihempas kenyataan begitu sadis. 

 Dekka meneruskan langkahnya. Dari kejauhan,  ia melihat sosok siluet yang ia kenal di sana sedang berdiri menyalami tamu. Gadisnya dan orang yang akan mendampingi hidupnya. Dan lihat itu teman-temannya sedang mengobrol asik dengan gadis kecilnya. Dekka menengadahkan kepalanya. Menahan cairan bening menghiasi pipinya. Tidak. Ia tidak boleh membuat gerimis di pipinya di hari bahagia gadis itu. Tidak. 

"Lo yakin siap?"

Dekka mengangguk dan menggandeng gadis disampingnya. Dari sini ia mendengar krasak-krusuk Abel berbisik mencari dirinya. Menanyakan dirinya pada Nila. Dekka tersenyum kecil. Gadis itu memang tidak berubah dan akan selalu sama. Dekka dan gadis di sampingnya mendekati tempat Abel dan Orion berdiri.

"Bebel nyariin gue?"

Abel yang mendengar suara itu sontak langsung menengokkan kepalanya. Dan benar saja, ia mendapati kesayangannya di sana. Yah cowok itu. Cowok yang tidak pernah tergantikan posisinya oleh siapapun. Teman-teman yang lain langsung cengo melihat kejadian di depannya, kecuali Quinta. 

"Loh? tolong siapa aja jelasin. Sejak kapan Dekka punya pacar?" Arel mengerutkan dahi sambil menatap bergantian Dekka dan teman-temannya. 

"Besok kalo udah saatnya gue jelasin ke kalian. Ini genting bambang ga mungkin kita bahas ini di hari bahagianya Abel."

Semua mengangguk setuju dan memilih menyimpan ribuan pertanyaan yang mecuat di benaknya masing-masing. 

Abel diam untuk beberapa waktu yang lama. Sontak kaki Abel serasa seperti jelly. Ia langsung berpegangan pada Orion. Orion yang mulai paham langsung memegangi tangan Abel. Sungguh waktu seakan berhenti begitu saja untuk Abel dan Dekka. Pelupuk mata Abel sudah basah. Gerimis menghias pipinya. Bertahun-tahun akhirnya Abel bisa melihat mata elang milik Dekka. Semesta seakan berhenti dan hanya berpusat pada Dekka dan Abel saja. Dekka pun merasakkan hal yang sama. Ingin sekali Dekka memeluk gadis kecilnya. Berbisik jika ia sangat merindukan pelukan hangatnya. 

Tak terasa pelupuk mata Dekka juga membasah. Cepat-cepat disekanya cairan bening itu. Sungguh Dekka terharu melihat betapa cantiknya Abel memakai gaun hitam. Sangat cocok dengan kulitnya yang putih langsat. Oh ya senyum itu tidak berubah. Malah semakin manis. Tidak ada yang berubah dari Abel kecuali perangainya yang terlihat semakin  dewasa. 

-DEEP-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang