Abel sekarang sedang duduk di kelas. Matanya sedari tadi tak lepas dari novel yang ada di tangannya. Sampai akhirnya handphonennya bergetar panjang. Tanda notif masuk.
ah ini pasti ada yang spam nih
Dengan perasaan tak rela, Abel terpaksa menaruh novelnya sejenak dan mengecek handphonenya. Benar saja ternyata ada yang spam.
Quintancuk : P
Quintancuk : ABEL!
Quintancuk : Oii
Quintacuk : Abel jelek
Quintacuk : Bel? Halo??
Quintacuk : Bel?
Quintacuk : Bel lo masih hidup kan ya?
Pesan terakhir dari Quinta membuatnya berdecak.
Amaabelara : gak gue dah mati -_-
Quintancuk : serius?
Amaabelara : bodo! Ada gitu ya temen yang doain temennya mati -_-
Quintancuk : wkwk kaga, canda ah, habisnya lo lama sih slowres. Oh iya pantes slowres orang jomblo gitu sih ya, ups 🙈
Amabelara : KACA WOI KACA -_-
Quintancuk : 😂😂😂
Amabelara : ngapain lo line gue?
Quintancuk : gue nanti habis pulang sekolah sama Gladis mau ke rumah elo, ada yang pengen gue omongin.
Amabelara : line aja kalo lo otewe
Quintancuk : oke
kenapa pada line dan mau ketemu gue ya? Tadi pagi Arel sama Dekka, lha sekarang si Quinta sama Gladis
🌊🌊🌊
Pulang sekolah, Abel mampir ke supermarket dahulu. Karena dia nanti akan kedatangan manusia manusia pencari makanan yang kalo datang ke rumah ngehabisin stok persediaan Abel.
Ketika ingin mengambil minuman di rak paling atas, Abel kesusahan. Masalahnya tubuhnya yang mungil tak dapat mencapai rak paling atas tersebut.
"Lo mau ngambil ini kan?"
Merasa ada yang mengajak berbicara, Abel menengokkan kepala ke kanan. Dan benar saja, dia mendapati seorang cowok yang di ketahui telah menembaknya tadi pagi.
"Elo? Ngapain lo di sini?"
"Beli ini?" cowok itu menunjukkan beberapa minuman kaleng yang dibelinya.
"Oh."
Setelah itu Abel berlalu begitu saja menuju meja kasir. Dan cowok itu mengantri di belakangnya.
"Totalnya 235.000 ribu kakak. "
"Pake ini aja mbak." Cowok yang menembak Abel tadi pagi memberikan beberapa lembar uang ratusan ribu kepada kasir.
Sedangkan Abel menatap tajam cowok di belakangnya itu.
"Gue masih bisa bayar sendiri. Gak usah sok bayar bayarin belanjaan gue!" Abel mengambil belanjaannya dan berjalan dengan langkah panjang meninggalkan supermarket itu.
Cowok itu langsung mengejar Abel. Menahan tangan Abel.
"Ck, apa lagi sih?" kali ini tatapan Abel benar benar ingin membunuh orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
-DEEP-
Teen Fiction[COMPLETED] Memang awalanya tidak ada yang aneh, semua berjalan mulus selama lima tahun lamanya. Namun suatu ketika masa berjalan, menyibak satu persatu benang merah yang tersamar di antara benang putih. Menguji kekuatan ikatan yang telah mereka...