DEEP [TIGA PULUH]

1.1K 82 2
                                    

Cek mulmed yuk🔝🔝 ada lagu dari Fiersa Besari—Pemeran pengganti untuk peneman part ini. Karena pas banget sama part ini. Recomended banget buat di dengerin sambil menghayati part ini wkwk.

Selamat membaca!!

.
..
...
....
.....
.......

Dekka sedang duduk santai di rumahnya. Perasaan gelisah membayanginya lagi. Dua kali sudah dia bertemu gadis itu semenjak dua tahun yang lalu. Dan desiran itu masih sama. Tak ada yang berubah. Senyum itu masih sama. Tak ada yang berubah.

Dan nyatanya lagi-lagi hatinya masih menetap pada gadis itu. Sudah sepakat memutuskan hubungan semenjak empat tahun yang lalu tak merubah desiran itu. Bahkan Dekka merasa semakin tambah. Dekka selalu suka cara gadis itu tersenyum. Cara gadis itu berbicara. Dekka suka semua yang ada di diri gadis itu.

Hatinya meminta didengarkan. Dia tidak bisa memendam selamanya sendirian. Dia butuh berbagi.

Dekka meraih handphone di meja yang ada di depannya. Mencari nama seseorang di kontak line nya. Karena hanya dia yang bisa mengerti luar dalamnya Dekka.

🌊🌊🌊

Abel baru saja keluar dari supermarket dekat rumahnya dulu. Dia habis membeli makanan ringan untuk teman bergadang nanti malam. Karena besok dirinya ada ulangan sejarah. Jadi dia harus menghafal beberapa bab.

Sambil menunggu taksi lewat, Abel membuka handphone untuk menghilangkan kebosanan. Baru saja ia ingin membuka aplikasi game, namun ada satu notif masuk yang membuat tangan Abel gatal untuk membaca pesan itu.

Dekkancuk : Bel lo di mana? Gue mau ketemu.

Amabelara : Lo kangen gue ya?

Dekkancuk : Kangen sih enggak, tapi kalo sayang iya.

Amabelara : Gombal! Kenapa sih mau ketemu?

Dekkancuk : Ya gak papa, pengen ketemu aja. Lo di rumah? Gue kesana ya?

Amabelara : Gue di jalan lagi nunggu taksi. Ketemuan di taman biasanya aja.

Dekkancuk : otewe

Abel tidak jadi menunggu taksi. Dia berjalan menuju taman tempat biasa dia bertemu dengan Dekka. Taman itu tak jauh dari sini. Hanya butuh waktu lima menit jalan kaki.

Sampai di taman, Abel duduk di bangku panjang sambil memainkan game di handphonenya.

Baru sepuluh menit ngegame, aktivitasnya itu diganggu oleh seseorang yang menutup matanya.

"Gak usah sok sweet, gue tau itu elo." Suara Abel datar.

"Yah, kok tau sih?" Dekka memberengut. Merasa aksinya gagal.

"Kecium bau parfum lo."

"Cieileh hafal gitu."

"Hafal lah, orang elo demennya nempel mulu ke gue."

"Di kira gue perangko apa,"

Abel hanya mengendikkan bahunya tidak peduli.

Dekka duduk di samping Abel. Abel kembali fokus pada handphonenya. Dan ternyata di layarnya tertera bahwa dia kalah. Saat itu juga Abel mencak-mencak.

"Liat! Gara-gara lo gue jadi kalah." Rengek Abel.

"Elah gitu doang aja mau nangis, cengeng."

"Brisik! Susah tau dapet level segini." Abel memandangi kekalahannya dengan memelas.

-DEEP-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang