02.

8.2K 754 4
                                    

"Buahahaha!!" Gelak tawa Mira, Fiony pecah saat Ara menceritakan kejadian tadi pagi di Sekolah, sebagaimana Zee menarik telinganya sampai semerah tomat.

"Ngga setia kawan kalian ck. Ya Allah, kirimkan hamba mu ini Sahabat yang setia, bukan modelan mereka yang ninggalin teman nya saat berada dalam masalah." Gelak tawa keduanya semakin pecah mendengar Do'a Ara.

"Heh setan! Keluar kalian dari kamar gua cepat! Suh suh.." Usir Ara melempari wajah Fiony, Mira menggunakan bantal sofanya.

"Si taik, eh btw. Tuh siapa tadi? Siii.. Chika! Nah ya, btw si chika baik banget ya. Jadi pengen pdkt sama dia." Ucap Mira tersenyum sambil memeluk bantal yang dilempar Ara kepadanya.

"Ohoh!? Teruslah bermimpi, saingan lo Mang Ara nih!." Kata Ara menepuk dadanya sambil memajukan dagunya, beserta dengan Smirknya.

"Najis."

"Apa apaan komuk lo!? Dah keren juga gua." Celetuk Ara melihat ekspresi Mira yang seakan akan ingin muntah usus.

"Eh wait, sepertinya ada yang kurang." Ucap Ara, Mira kompak menoleh pada Fiony yang sudah molor.

"Dih anjir udah sore malah molor." Cibir Mira melempar bantal yang ditangannya ke wajah Fiony.

"Mmhh.." Dengan kesal Fiony melempar balik bantal tadi ke wajah Mira. "Gue baru kelelap ya setan!." Umpatnya.

"Pftt, sudah sudah. Makan dulu yok, gua laper banget suer." Ujar Ara yang disetujui dua insan yang kelaparan juga.



"Bagaimana hari pertama kamu sayang?." Tanya Jessi sambil memotong beberapa Apel.

"Lancar ma, ketua osisnya ramah." Jawab Chika yang dianggukan Jessi.

"Baguslah.."

"Ohya, namanya Zee. Dia juga nawarin chika jadi anggota osis, padahal chika murid baru. Tapi dia sudah percaya sama aku ma."

"Wah.. Kamu emang bisa diandalkan. Ga salah dia nawarin itu ke kamu sayang." Jessi tersenyum, mengusap kepala anaknya.

"Ma.. Bekas apel ih."

"Eh iya astaga.. Mama lupa, maaf ya?."

"Heem.. Chika mau ke kamar dulu, mau mandi, lengket soalnya." Chika beranjak dari duduknya, ia mengambil satu Apel yang masih utuh, lalu memakannya.

Chika menggeser pintu silver balkon kamarnya. Ia meletakkan susu hangatnya dimeja, lalu duduk dikursi.

Ctingg..

[Vivi♡]

Mau telpon ngga?
_______

Tanpa berniat tuk membalas, langsung saja Chika menekan nomor sang pujaan hati.

Malem..

Mendengar itu, Chika tersenyum lebar. Ia sangat merindukan pemilik suara.

Chika?

Ahya vi?

Dih pasti ngayal ni bocah

Mana ada, ngga tuh.

Terus kenapa diem hayo?
Pasti senyam senyum denger
Suara aku, iyakan? Ngaku..

Ngga tuh, harap kurangin
PD anda ya badrun.

Jhhh, wuu ngga mau ngaku.

🍁Paper Heart🍁 (ChikAra) TAMAT√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang