"Selamat menikmati.." Ucap mba pelayan yang mengantarkan pesanan ChikAra.
"Makasih kak.." Kompak ChikAra membalas senyuman Mba Sri.
"Ra, itu garpu aku ih." Celetuk Chika menukar garpu ditangannya dengan garpu yang Ara pegang.
"Ya Allah... Apa bedanya coba?." Kekeh Ara menggeleng pelan, lalu mulai mengaduk baksonya.
"Ngga tau, cuma udah nyaman aja megang garpu yang ini." Jelas Chika sembari ikut mengaduk baksonya.
"Kalah sama garpu gua!?." Teriak Ara dalam hatinya, ia melototi garpu yang ditangan Chika.
"Ara kamu kenapa heh!?." Ketus Chika menggoyangkan lengan Ara, ia kaget plus panik melihat bola mata Ara yang seperti akan keluar.
"Kagak ngapa ngapa sumpah, tapi pengen tak bengkokin itu garpu. Terus diinjek, lindas pake mobil sampai tidak berbentuk lagi." Ucap Ara tanpa sadar.
"Hah??." Chika menyeringit bingung. Sedangkan Ara cengengesan saat menyadari ucapannya tadi.
"Ng.. Ngga ada hehe, lupain aja. Mungkin aku kesambet setan tadi."
"Bo'ong.." Celetuk Chika menatap Ara dengan curiga.
"Tau aja.." Ucap Ara nyengir kuda. "Tadi aku kaget aja pas nyobain bakso ini, yang ternyata enak seperti biasanya."
"Dih, kamu belum makan baksonya loh." Kekeh Chika.
"Hehehe, dari baunya udah jelas ini enak banget. Lagian kenapa malah bahas yang unfaedah sih? Keburu dingin ini baksonya."
"Ya juga sih.. Selamat makan ara." Ucap Chika mulai memakan Baksonya setelah ia selesai membaca Do’a. Begitu pun dengan Ara.
"........" Hening melanda, mereka memilih untuk menikmati Bakso masing masing tanpa adanya obrolan.
"Oiya ra, kok sekarang kamu ngga pernah masuk kerja??." Tanya Chika sembari membersihkan bibirnya dengan tisu.
"Jadwalnya diubah. Aku masuknya malam ini, sama hari kamis." Jelas Ara.
"Lah terus kenapa kamu masih santay? Ini udah sore banget loh."
"Aku santay karna mulai kerjanya dari jam 7.30 sampai 12.00 gitu."
"Heh? Kok pulangnya malem banget?."
"Hm? Gpp atuh, udah biasa juga."
"Tapi bahaya kalau kamu pulang sendiri dilarut malam seperti itu ara."
"Ya mau bagaimana lagi? Yang lain bawa kendaraan masing masing."
"Kalo gitu aku ikut kesana."
"Eh??."
"Biar kamu pulangnya ngga sendirian, aku ngga mau kalau kamu sampai kenapa napa."
"Ekhem.." Dehem Ara, senyumnya mengembang.
"Turun ra, jangan terbang." Kekeh Chika menampol wajah Ara.
"Pftt.. Yasudah kita pulang yuk." Ujar Ara beranjak dari duduknya, begitu pun dengan Chika.
"Btw aku bolehkan ikut kamu pergi ke caffe??." Tanya Chika disela langkahnya.
"Boleh.. Oit bang agus, cilok kita mana nih?." Tanya Ara pada kang bakso.
"Oiya ini mang.." Sahut Agus memberikan Ara kresek yang berisi Cilok, dengan tatapan mengarah pada Chika.
"Gausah curi pandang sama bidadariku ya bang. " Ucap Ara berdiri didepan Chika untuk menutupinya.
"Waduh galak bener mang." Kekeh Agus tertawa kecil.
"Harus dong.. Btw kita pulang dulu ya bang, makasih sudah memberikan kami kenikmatan bakso sama ciloknya." Kata Ara mengenggam tangan Chika, lalu menariknya ke tempat parkiran.
KAMU SEDANG MEMBACA
🍁Paper Heart🍁 (ChikAra) TAMAT√
FanfictionIntinya cerita ini mengandung ChikAra.