"Ara?? Ara?? Oy ra!." Mira menggoyangkan tubuh Ara karena ia tak kunjung merespon.
"Chika jangan tinggalin aku!!." Refleks Ara dari yang tadinya terbaring kini duduk tegak dengan tangan kanan yang seakan ingin menahan kepergian seseorang.
"Heh!? Lo kenapa astaghfirullah ra??." Bukan hanya Mira, akan tetapi Fiony juga ikut panik melihat Ara seperti itu.
"Ra kamu kenapa??." Tanya Fiony sembari duduk disebelah Ara.
"Chika mutusin aku hiks.." Ucap Ara disela tangisnya.
"Hah!? Kapan??." Mira mengheran, perasaan semalam Ara ngga ketemu sama Chika.
"Semalam mir.. Dia balikan sama vivi hiks.."
"Semalem lo ngalong nge game sama gua dongo! Mana pernah lu ketemu sama chika? Chattan aja kagak dih."
".........."
"Kamu pasti mimpi buruk ra, sampai membuat mu menangis saat masih terlelap tadi." Kata Fiony mendekap Ara ke dalam pelukannya.
"Tau nih, bikin kita panik aja." Sambung Mira.
"Jadi itu cuma mimpi??." Tanya Ara dengan tatapan yang kosong. Ia masih syok dengan mimpinya?.
"Iya itu cuma mimpi lu, makanya kalau tidur jangan kebo banget. Bangun kok jam 4 sore, ckckck." Kekeh Mira.
"Dah mir, ara bergadang juga karena diajak mabar sama kamu." Celetuk Fiony.
"Lah kok jadi aku yang kena."
"Kamu gpp??." Tanya Fiony menatap Ara yang mulai mengusap air matanya.
Ara menggeleng pelan. "Gpp, aku cuma syok aja fio."
"Sudahlah, itu hanya mimpi buruk. Mending cuci muka gih, aku ke bawah dulu ambilin kamu makanan okay??." Ujar Fiony yang diangguki pelan oleh Ara.
"Cil.. Bocil, lain kali do’a dulu makanya. Biar kamu tuh mimpi indah."
"Diem deh pung, atau gua tendang lu." Celetuk Ara berjalan menuju kamar mandinya.
"Pfttt.. Dasar bucin."
•••"Kalian mau pulang??." Tanya Ara mulai menyuap nasinya.
"Yoi, udah sore ini." Jawab Mira menepuk pelan kepala Ara. "Jangan nangis lagi ya cil."
"Nyinyinyi." Cibir Ara menatap tajam Mira yang mentertawakan dirinya.
"Gausah di dengerin ra, anggap saja batu." Ujar Fiony.
"Allahu.." Mira mengusap pelan dadanya, ia kudu sabar karena selalu dipojokin.
"Pfttt.." Kini Ara yang menahan tawanya.
"Yasudah, kita pulang dulu ya. Kalau ada apa apa kabarin aja." Kata Fiony memeluk Ara sebentar, lalu beranjak keluar.
"Yosh mang bro! Jangan rindu ama gua ya." Ucap Mira memeluk Ara, lalu beranjak menyusul Fiony.
Mau bagaimana pun, ia tetap khawatir melihat Ara yang menangis dalam tidurnya.
"Ya Allah.. Kenapa aku harus mimpi kaya gitu sih??." Batin Ara, ia masih mengingat jelas mimpinya.
Ia menoleh pada jam kamarnya yang menunjukan pukul 5.40 sore. "Chika pernah ngechat aku ngga ya??."
Ara beranjak dari duduknya tuk mengambil Hpnya yang ia letakkan dimeja pinggir kasurnya.
(5 Pesan Dari Chika)
(♡Chika♡)