"Piring dong woy! Mateng nih dagingnya."
"Wah~ terlihat sangat lezat kawan." Ucap Zee sembari memberikan Mira piring.
"Sini aku coba untuk memastikan bumbunya pas atau tidak." Kata Fiony mencomot paha ayam yang baru saja matang.
"Anjir! Alasan aja lo." Kekeh Mira yang sudah tau kalau Fiony sangat menyukai ayam.
"Hehehe, tau aja mir.." Ucap Fiony nyengir kuda.
"Taruh disini dulu, masih panas tuh. Tunggu dingin dulu sebentar." Ujar Ara memberikan mangkuk kecil pada Fiony.
"Makasih ra.." Ucap Fiony menaruh paha ayamnya ke mangkuk yang Ara berikan padanya.
"Ara.. Bisa tolong bantuin potong buah naganya ngga? Masih banyak nih." Tanya Chika yang sibuk memotong buah naga tuk dijadikan juss buah naga campur susu.
"Tentu sayang.." Sahut Ara berjalan menghampiri Chika, dan duduk disebelahnya.
"Manis banget.."
"Dih, baru liat juga.. Belum dicicipi." Kekeh Chika.
"Emang aku boleh cicipi kamu??." Enteng Ara mencuci bersih tangannya, dan mulai memotong buah naga.
"Heh!? Ngadi ngadi." Celetuk Chika menggaplok pelan kepala Ara dengan buah Naga yang masih utuh didekatnya.
"Lagian yang aku maksud manis itu kamu, bukan buah naganya." Jelas Ara mengusap kepalanya yang kena gaplok.
"Ya makanya kamu jangan oot, orang tadi bahas buah naga juga."
"Daripada bahas buah naga, mending bahas masa depan kita saja." Goda Ara tersenyum nakal.
"Aku aduin vivi ya kamu." Ancam Chika melototi Ara.
"Yaudah yok telpon, sekalian aku juga mau tanya sama dia. Pelet jenis apa yang dia pakai sehingga bisa mendapatkan bidadari secantik kamu."
"Perjuanganlah.. Bukan cuma sekedar ngegombal sama kata kata manis." Sindir Chika smirk.
"Lah? Emang selama ini aku ngga pernah berjuang ya?."
"Ngga, mana pernah kamu berjuang? Dan aku saranin jangan perjuangin aku. Soalnya hati aku sudah dikuasai vivi."
"Ahya.." Ucap Ara memelankan suaranya. Sesakit ini ya? Menyukai seseorang yang sudah memiliki kekasih
"Kamu kenapa dih? Kaya beneran suka sama aku aja." Kekeh Chika melihat ekspresi wajah Ara yang seakan tersakiti oleh perkataannya tadi.
"Aduh! Shhh.." Ringis Fiony memegangi jari telunjuknya yang tidak sengaja bersentuhan dengan pemanggang.
"Fiony kamu kenapa!?." Heboh Ara, Zee, Mira, Chika menghampiri Fiony yang masih sibuk dengan jarinya.
"Fio kamu kenapa??." Tanya Zee mewakili ketiga human yang khawatir juga.
"Jari aku ngga sengaja nyentuh pemanggangan." Jelas Fiony meringis kesakitan.
"Ayo ikut aku." Langsung saja Ara menarik lengan kiri Fiony menuju ke dalam rumahnya, lalu diikuti oleh Mira, Zee, Chika.
"Tunggu sebentar disini, zee tolong tiupin jari fiony yang terluka." Ucap Ara berlari menuju dapurnya, ia mengambil es batu utuh yang ada didalam kulkasnya. Langsung saja Ara membanting es batu itu ke lantainya. Bodoamat mau retak, atau pecah. Dia tidak bisa melihat Fiony kesakitan seperti itu. Dan tanpa ia ketahui bantingannya itu mengagetkan Chika, Fiony, Mira, Zee.
"Ara kamu kenapa??." Tanya Chika memasuki dapur Ara dengan perasaan khawatir.
"Aku gpp chika." Jawab Ara melewati Chika sambil membawa wadah yang sudah ia isi dengan air, es batu, dan kain kecil menuju ruang tengah rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
🍁Paper Heart🍁 (ChikAra) TAMAT√
Hayran KurguIntinya cerita ini mengandung ChikAra.