"Lima puluh!." Teriak Ara, Mira, Fiony diputaran terakhirnya. Ya, mereka dapat hukuman keliling lapangan 50x dibawah terik panasnya siang hari.
"Kaki gua serasa mau patah anjing." Umpat Mira mengatur pernafasannya.
"Terus gua ga gitu!?." Sahut Ara, Fiony mengatur nafasnya sambil memijat betisnya.
"Btw ra, kok lo pucet banget heh?." Tanya Mira melihat wajah Ara yang pucat layaknya mayat segar.
"Emang iya? Mungkin karena perut gua baru terisi sama setangkup roti yang gua makan dirumah ya?."
"Anjir! Lo cuma makan setangkup roti?." Tanya Fiony yang diangguki Ara.
"Hooh.. Gua kesiangan ege, makanya ngga sempat sarapan." Jelas Ara.
"Ra, chika kesini tuh." Ucap Mira sontak Ara, Fiony pun menoleh pada Chika.
"Cape ya?." Tanya Chika pada tiga insan yang sedang menatapnya. "Nih buat kalian." Lanjutnya lalu memberikan Fiony, Mira, Ara sebotol air putih, beserta dengan sebungkus roti yang berukuran agak jumbo.
"Makasih chika.." Setelah mengatakan itu, ketiganya pun meminum air masing masing, dan mulai memakan roti mereka.
"Ara kamu gpp?." Tanya Chika menyadari wajah Ara yang pucat.
"Iya gpp kok." Jawab Ara lanjut mengunyah rotinya.
"Terus kenapa kamu pucat begitu?."
"Wajarin aja, sedari pagi sampai beberapa detik yang lalu. Tepatnya sebelum lo ngasih kita ginian, perutnya cuma terisi sama setangkup roti." Jelas Mira yang mendapat tatapan tajam dari Ara.
"Seriusan ra?." Tanya Chika menatap Ara tak suka.
"Hehehe, iya.. Soalnya gu--.."
"Ayo ke kantin, perut kamu harus diisi." Potong Chika mengulurkan tangannya pada Ara. Entah sejak kapan Chika punya rasa ke khawatiran pada Ara.
"Kalian juga ikut yuk." Ajak Chika pada Mira, Fiony setelah membantu Ara berdiri.
"Sok duluan aja atuh, kaki gua masih belum ada tenaga buat jalan." Kata Mira yang disetujui oleh Fiony.
"Yasudah, ayok ara." Titah Chika memeluk pinggang Ara agar dia lebih mudah berjalan, dan tidak goyah.
"Lo suka ya sama ara?." Tanya Mira melihat Fiony yang seperti cemburu melihat pemandangan didepan mereka.
"Ya gaklah, gila kali." Sahut Fiony lanjut memakan rotinya.
"Bagus deh, kita jadi bisa kerja sama buat mereka semakin dekat." Kata Mira menepuk pelan bahu Fiony.
"Mir? Jangan bilang tadi lo bohong ga punya tenaga buat jalan."
"Hehehe, emang lo beneran ngga ada tenaga buat jalan?."
"Ah, tau ah."
"Nahloh? Kenapa lo ngambek?."
"Ga tuh."
"Astagfirullah fiony?."
"Apasih. Mending kita ke kelas yok."
"Emang dah bisa jalan?."
"Kagak, but. Lo bisa bantuin gua kan?."
"Ohya jelas.." Mira pun berdiri dari duduknya, lalu membantu Fiony berdiri.
•••"Kenapa cuma diliatin?." Tanya Chika pada Ara yang hanya memandangi soto ayam yang Chika pesankan untuknya.
"Suapin." Ucap Ara menatap Chika.
KAMU SEDANG MEMBACA
🍁Paper Heart🍁 (ChikAra) TAMAT√
FanfictionIntinya cerita ini mengandung ChikAra.