"Kamu tidur ra?." Tanya Chika setelah Ara tidak mengeluarkan suara 15M lamanya.
"Ngga.. Hanya saja, memelukmu membuatku merasa tenang. Sehingga aku tidak berniat untuk mengatakan apapun." Sahut Ara, entahlah ya. Ucapan Ara kali ini tidak dianggap sebatas gombalan oleh Chika.
"Ra? Kamu baik baik aja kan?."
"Tentu saja." Jawab Ara melepas pelukannya, sebenarnya dia tidak ingin melakukan itu. Tapi ia takut kaki Chika kesemutan seperti kakinya.
"Kirain kamu ada masalah." Kata Chika bangkit dari pangkuan Ara, ia langsung duduk disebelah Ara dengan kedua kaki yang ia luruskan.
"Kesemutan chik?." Tanya Ara sembari meluruskan kakinya secara perlahan.
"Heem.." Sahut Chika mengangguk.
"Acie samaan.." Goda Ara tersenyum nakal.
"Dih, apasih ra. Minum nih, dah keburu dingin total." Kata Chika memberikan Ara segelas Cokelat yang tadinya panas, kini sudah menjadi dingin total.
"Gpp, asalkan jangan kamu yang menjadi dingin total. Karena aku hanya ingin kamu yang hangat ini selamanya."
"Buaya!." Kekeh Chika mulai meminum cokelatnya.
"Mau aku angetin dulu ngga cokelatnya? Atau mau aku bikinin ulang?." Ujar Ara yang mendapat gelengan dari Chika.
"Gausah, udah terlanjur. Jangan mubazir, nanti Tuhan marah." Kata Chika setelah menghabiskan cokelatnya. Lanjut ia memakan Snack lainnya.
"Bener juga sih, tapi inikan lagi hujan. Siapa tau kamu mau minum yang hangat hangat gitu." Kata Ara ikut memakan Snack yang Chika ambil.
"Ngapain minum yang hangat, kalo udah ada kamu disini yang menghangatiku." Disaat itu juga tawa Chika pecah, karena merasa geli dengan ucapannya sendiri.
"Anjay... Sekali ngegombal bikin orang mendadak jadi titan ya, yang wajahnya selalu terpancar sebuah senyuman." Kata Ara mengsalting, senyumnya benar benar mengembang. Ia ingin berteriak, tapi sekarang sudah malam. Jadi dia hanya bisa menahannya dengan tersenyum, sambil menatap lekat Chika yang sedang mencoba menghentikan tawanya.
"Dahlah skip. Aku mau tidur." Kata Chika beranjak dari duduknya menuju ranjang. Langsung saja ia menidurkan tubuhnya, lalu membuka layar Hpnya.
"Cie, ngecek chat dari siapa tuh." Goda Ara sembari tiduran disebelah Chika.
"Kepo." Celetuk Chika membalikan badannya menghadap Ara, agar layar Hpnya tidak bisa dilihat olehnya.
"Wahwah, sepertinya aku punya saingan berat nih." Kekeh Ara. Sebenarnya dia masih mengingat apa yang dikatakan Zee waktu itu. Akan tetapi, Ara sama sekali tidak berniat tuk menanyakan hal itu pada Chika. Takutnya jawaban dari Chika akan membuatnya sakit hati. Jadi Ara memutuskan untuk tetap fokus dalam meraih hati Chika saja, walaupun mungkin Chika memang sudah ada pacar? Atau ada orang yang dia sukai?.
Itu bukanlah alasan untuknya menyerah. Pikir Ara, tidak perduli dengan hasilnya. Setidaknya dia sudah berusaha untuk menggapai hatinya, dan sudah berusaha memberikan yang terbaik untuk Chika.
Dan ya, sekarang dia sudah menjadi lebih dekat dengan Chika. Itulah yang membuat Ara semakin yakin, kalau dia bisa memiliki Chika suatu saat nanti.
(Vivi♡)
Gppkan kalo aku tidur tidur duluan?.
Dah mau tidur aja?.
Iya hehe, dah ngantuk.
Ngantuk banget ya?.
KAMU SEDANG MEMBACA
🍁Paper Heart🍁 (ChikAra) TAMAT√
FanfictionIntinya cerita ini mengandung ChikAra.