"Pagi kak shani.." Sapa Ara, yang dibalas senyuman manis oleh Shani.
"Pagi ra."
"Lagi apa kak?." Tanya Ara
"Ini buk wati minta dibeliin mangga, ngidam katanya." Jelas Shani.
"Ya Allah kak.. Ngga senyum aja kenapa aura nya manis banget sih."
"Hahaha, bisa aja kamu ra."
"Hehe, tapi seriusan loh.. Ga modal gombal."
"Eh? Ni anak ngapain disini?." Ucap Aya yang baru saja memasuki ruang Osis bersama dengan Zee, Chika, Christy, Gracia.
"Nganu punten, disuruh beli mangga sama kak shani.. Iyakan kak." Kata Ara sekilas menatap Gracia, lalu memberi kode pada Shani.
"Beneran shan?." Tanya Gracia menatap Ara yang tersenyum kikuk padanya.
"Iya beneran kok.. Tadi buk wati minta dibeliin mangga, tapi aku masih sibuk ngurusin berkas sisa kemarin. Jadi ya, aku minta tolong sama ara." Bohong Shani, padahal berkas yang ia maksud sudah selesai beberapa jam yang lalu.
"Yaudah gih sana." Titah Gracia.
"Iya kak, btw.. Temenin gua ya ze--.."
"Ga. Gua sibuk." Ucap Zee.
"Anak ngen---.."
"Ara." Potong Chika menatap Ara tajam
"Mampus.. Sepertinya chika tidak suka kata kata yang terlalu toxic." Batin Ara.
"Eh bocah, mending lo pergi beli mangga sana. Jangan jadiin itu alasan lo bolos jam pertama." Celetuk Aya.
"Iyeiye.. Temenin aku ya chika.. Pliss.." Ara mengenggam tangan Chika dengan penuh harapan.
"Hih, kak ara modus." Cibir Christy
"Temenin aja chik, mumpung pekerjaan kita tinggal dikit." Ujar Gracia yang diangguki Chika.
"Yaudah ayok." Titah Chika.
•••
"Pak, mana yang paling manis?." Tanya Ara sambil memilih berbagai jenis mangga dihadapannya, yang dibantu oleh Chika tentunya.
"Semuanya manis neng, soalnya mateng dari pohonnya. Kalo mau silahkan dicicipi dulu." Ujar Pak eko selaku pedagang mangganya.
"Dengan senang hati pak! Selagi gratis ini. Awas aja kalo ga semanis senyum bidadari disebelahku ini pak."
"Aduh duh.. Shhh.. B-becanda chika.." Ucap Ara meringis kesakitan saat Chika mencubit lengannya.
"Maafin teman saya pak, langsung dibungkus aja satu KG." Kata Chika. Pak eko pun mulai memasukan beberapa mangga ke dalam kantung kresek.
"Sakitloh chika.." Gumam Ara mengusap lengannya yang kena cubit.
"Lagian, ga kenal tempat kamu gombalnya." Celetuk Chika membayar mangga yang mereka beli. Setelah berterimakasih pada pak eko, ia pun beranjak pergi diikuti oleh Ara.
"Berarti boleh dong gombalin kamu." Ucap Ara setelah terdiam selama 1m.
"Aku ga pernah bilang gitu." Sahut Chika tanpa menoleh.
"Ohh begitu.."
"Udah ah ra. Sekarang gantian kamu yang nyetir." Selesai dengan ucapannya, Chika pun berjalan memasuki mobil. Ara yang milihat itu lantas menyusul Chika.
- : Karena cuaca yang mendung, Shani menyuruh mereka menggunakan mobilnya.
Cting!.
KAMU SEDANG MEMBACA
🍁Paper Heart🍁 (ChikAra) TAMAT√
FanfictionIntinya cerita ini mengandung ChikAra.