"Siang ci shani.." Sapa Ara duduk disebelah Shani.
"Siang juga ara." Sahut Shani tersenyum manis.
"Masya Allah.. Aura cantiknya semakin terpancar aja ya, kalo lagi pakai mukenah."
"Duh, bisa aja kamu ra." Kekeh Shani tertawa kecil.
"Apa sih yang ngga bisa buat kamu." Goda Ara tanpa mengalihkan pandangan nya dari Shani.
"Udeh ya bocil. Gua aduin gracia nih, biar mampus kau." Ancam Mira yang menyelamatkan Shani dari rayuan buaya berupa Ara.
"Jangan dong, ngga seru kamu mah opung." Kata Ara mengpasrah. Sedangkan Shani hanya tersenyum melihat tingkah Ara, Mira.
"Yuk bangun sholat." Ujar Shani pada dua insan yang duduk disebelah kanan, kirinya. Yang tak lain adalah Ara, Mira.
•••"Kenapa kita kesini fio?." Tanya Chika pada Fiony yang mengajaknya ke taman sekolah.
"Sebelumnya maaf buat kata kata aku yang dikantin tadi pagi." Ucap Fiony.
"Ya gpp kok, sekarang jelasin apa maksud kamu yang sebenarnya."
"Tolong jujur padaku, apa kamu ada rasa sama ara? Selain rasa sayang sebagai seorang teman?." Tanya Fiony dengan harapan Chika akan mengatakan Iya.
Namun sayangnya Chika menggeleng pelan. "Ngga ada." Itulah yang dikatakan olehnya.
"Walau sekecil biji wijen??."
"Maaf sebelumnya, tapi kamu kan udah tau kalo aku punya pacar. Jadi ngga mungkin aku ada rasa suka sama ara. Ya aku emang sayang sama dia, tapi sebatas rasa sayang untuk seorang bestie."
"Ahya.. Kalau begitu tolong jangan berikan harapan lebih pada ara."
Chika menyeringit bingung "Maksudnya?."
"Aku ngga bisa liat ara terus tersakiti. Jadi aku mohon jauhi dia untuk beberapa saat."
"Maaf tapi aku ngga pernah ada niat buat nyakitin ara. Jadi aku ga bisa jauhi dia."
"Kamu ngga pernah ada niat buat nyakitin dia? Terus apa kamu pikir ara ngga sakit hati setiap dengerin kamu cerita tentang vivi?."
".........."
"Coba pikir, seandainya kamu ngga pacaran sama vivi. Terus vivi ceritain tentang orang yang dia suka ke kamu."
"Lah kok? Ara itu temen deket aku, jadi apa salahnya kalo aku curhat ke dia?."
"Lupakan status itu, dan lihat sisi lainnya. Ara itu cinta sama kamu chika, coba ngertiin perasaan dia sedikit aja."
"Fiony.. Ara aja ngga pernah masalahin itu, kok malah kamu yang ribut kaya gini? Selagi ara ngga masalah sama hal itu, ya apa salahnya aku curhat sama dia?."
"Kamu ngerti maksud aku ngga sih?."
"Ya aku ngerti, dan ya. Kalo kamu cinta sama ara, seharusnya berjuang dong. Jangan malah nyuruh aku menjauh dari dia."
"Bagaimana aku bisa berjuang kalau kamu selalu memberikan ara sebuah harapan."
"Kapan aku berikan ara harapan fiony? Aku selalu bersikap seperti seorang teman pada umumnya."
"Mungkin bagi kamu itu biasa aja, tapi lain lagi dengan ara."
"Terus kamu salahin aku gitu?."
"........."
"Fiony ngga salahin kamu, dia cuma minta kamu jauhin ara untuk sementara waktu." Sahut Mira berjalan menghampiri keduanya.
"Mira?." Chika terheran, apa apaan mereka?.
KAMU SEDANG MEMBACA
🍁Paper Heart🍁 (ChikAra) TAMAT√
FanfictionIntinya cerita ini mengandung ChikAra.