03.

6.9K 642 24
                                    

"Ma.. Laper.." Rengek Ara berjalan menuruni tangga menuju meja makan keluarganya.

"Ya makan sayang, ohya chika mana?." Tanya Viona menatap lantai dua, ia menunggu kedatangan Chika.

"Heem.. Kepala aku udah gpp ma, cuma masih benjol aja." Jawab Ara mulai memakan sarapannya.

"Astagfirullah anak mama, mau pergi periksa ke dokter hm?."

"Ngga usah.. Ohya, chika udah pulang, mesti siap siap ke sekolah. Jadi dia titip salam sama mama, papa."

"Waalaikumsalam.." Kompak Viona, Dion.

"Salam yang modelan kristen loh ma, pa." Batin Ara.

"Kamu ke sekolah sama papa, pak edi atau pake motor kaya biasanya?." Tanya Dion setelah mereka selesai sarapan.

"Mmh.."

"Pake mobil ra, mama ga mau kamu sampai basah kuyup. Diluar udah mendung parah." Ujar Viona yang di setujui Dion.

"Aish.. Yasudahlah itung itung nambah padahal nuruti perintah orang tua ehek." Ara meraih Tasnya, lalu berjalan keluar.

"Ara salim!." Kompak Dion, Viona.

"Cieee barengan.. Jodoh nih." Goda Ara menyipitkan matanya menatap kedua orang tuanya nakal. Lalu menyalimi mereka.

"Ya kalo papa ngga berjodoh sama mama kamu yang cantik ini, kamu ngga akan ada ra.. Masih jadi anak berudu."

"Muehehe.. Yasudah ara berangkat dulu, Assalamualaikum!." Sebenarnya Ara tercengang mendengar ucapan Papanya. Akan tetapi ia harus berangkat ke sekolah sebelum gerbang ditutup, kalo pake motor ya gpp. Tapi ini mobil.



"Jhahaha!! Sumpah demi apa? Hahaha!! Sakit perut gue hahaha." Ara menatap sinis Mira, Fiony yang tertawa pecah setelah dirinya menceritakan kejadian semalam.

"Sumpah ya kalian udah ketawa 10m lamanya. Belum puas apa hah?." Kekeh Ara yang tak digubris Mira, Fiony.

"Heh. Kalian bukannya bersih bersih mushola malah ketawa ketiwi." Ketus Zee berjalan menghampiri ketiganya.

Beda dengan Fiony, dan Mira yang langsung menyambet sapu. Ara terdiam menatap insan yang disamping Zee. Ya, Chika.

"Si anying malah melongo kaya orang dongo." Kekeh Zee menoel kepala Ara, tepatnya benjolan nya.

"Ashh..." Ringis Ara memegangi kepalanya. Zee menyeringit bingung, ia dapat merasakan benjolan dikepala Ara.

"Ra? Kepala lo kok maju?." Tanya Zee

"Benjol setan! Maju mata lo maju."

"Lah kok ngamok anjing. Ya kenapa tuh, kok kepala lo bisa benjol?."

"Semalem ada mangga yang terbang ke kepala gua." Bohong Ara sekilas melirik Chika yang hanya terdiam memandanginya.

"Mampus! Semoga cepat kempes."

"Lo pikir otak gua ban apa hah? Kempes kempes pantat lo kempes."

"Si setan malah ngajak berantem, ngertiin dong maksud gua."

"Bahasa lo benerin dikit makanya."

"Tau ah ra, cape gua adu bacot sama lo. Mending bantu temen lo bersihin mushola gih, ayo chik kita pergi." Ujar Zee menggandeng tangan Chika.

"Ada virus konoha, ga boleh pegang pegang." Kata Ara setelah memisahkan tangan Zee dari Chika.

Zee yang sudah malas meladeni Ara hanya memutar matanya malas, lalu melanjutkan jalannya.

🍁Paper Heart🍁 (ChikAra) TAMAT√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang