34.

4.5K 528 15
                                    

"Kalian tim kripik kentang, apa singkong euy?." Tanya Ara pada Mira, Fiony yang sibuk memilih Snack.

"Aku sih kripik singkong, tapi demen dua duanya." Jawab Mira.

"Kalau kamu fiony?."

"Kripik ayam ra." Jawab Fiony.

"Hah? Emang ada ya?." Ucap Ara mengheran.

"Yeuh si dodol, masa kamu ngga pernah makan kripik kulit ayam?." Kekeh Mira menoel kepala Ara.

"Parah kamu ra, bentar aku pesan online dulu. Enak tau, kamu harus coba pokoknya." Lanjut Fiony membuka layar hpnya. Bagaimana bisa Ara sedongo itu, tidak pernah memakan kripik ayam.

"Kok jadi pada ngatain aku sih?." Ucap Ara tak terima, namun Fiony, Mira tidak mengubris dirinya.

"Nahkan hujan.. Coba tadi kalian nurutin aku, sekarang lihat. Kita ngga bisa pulang." Kata Mira berdecak lidah.

"Elah, palingan cuma sebent.. Woah makin gede gila." Ara menganga melihat ke arah luar, dimana terlihat jelas kalau hujannya semakin lebat.

"Ce pio??."

Ara, Mira, Fiony kompak menoleh ke belakang saat mendengar ada yang memanggil nama Fiony.

Deg.

Dengan sigap Ara memalingkan padangannya ke Zee, saat manik matanya bertemu dengan Chika yang berdiri tepat disamping Zee.

"Kenapa kalian pada diem didekat pintu? Ngga mau pulang apa?." Tanya Zee.

"Belum bisa, lihat sendirikan hujannya selebat itu." Jawab Mira.

"Lah? Rumah ara kan dekat dari sini."

"Masalahnya kita jalan kaki zee, jadi ngga bisa pulang." Jelas Fiony.

Zee mengangguk paham. "Oh begitu ya ce pio.. Gimana kalau kalian ikut pulang sama kita aja?." Ujarnya.

"Boleh, ayo cabut sekarang kita pulang." Sahut Mira berjalan duluan.

"Bener bener ya si opung." Gumam Fiony menatap kepergian Mira.

"Santuy aja sih, kan kita teman." Kata Zee merangkul Fiony lalu beranjak tuk menyusul Mira.

"........." Mau Ara, atau pun Chika. Mereka sama sama tidak ada niat untuk bersuara. Dan percaya lah mereka sama sama saling menunggu satu sama lain untuk berjalan terlebih dahulu.

"Oy? Ayo pulang, ngapain nge cosplay jadi patung idup coba?." Kekeh Zee melihat keduanya.

"Duluan gih." Kompak Chika, Ara.

"Ya Allah.. Mau jalan pun pakai abal abal duluan gih, guh. Ayo cepetan." Zee berjalan menghampiri keduanya, lalu menyeret tangan mereka.
•••

. . . . . . . Tidak ada obrolan sama sekali.

"Seharusnya gua ngga duduk disini anjir." Batin Mira karena merasa dia lah yang menciptakan keheningan saat ini, dengan membiarkan Ara, Chika, Fiony duduk bertiga dibelakang. Dan parahnya lagi, Ara lah yang ada ditengah.

Dan benar saja, perjalanan mereka dilanda keheningan. Sampai mereka tiba dirumah Ara.

"Makasih ya zee.. Masuk dulu yuk." Ucap Fiony beranjak keluar dari mobil, begitu pun dengan Ara, Mira.

"Yoi, ce pio.. Masuknya lain kali aja ya." Sahut Zee mengancungkan jempolnya.

Pergerakan Ara mendadak berhenti saat ia merasakan tangan kirinya digenggam oleh Chika. Tanpa ada niat untuk menoleh, langsung saja Ara melanjutkan pergerakannya tuk keluar dari mobil. Perlahan namun pasti, genggaman itu terlepas dengan sendirinya.

🍁Paper Heart🍁 (ChikAra) TAMAT√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang