Ceklek.
"Heh! Ngapain kamu suruh kita nginep, kalau kamu ninggalin kita ke rumah orang lain?." Celetuk Mira menatap malas Ara yang baru saja masuk kamar.
"Hehehe, anu itu mir.. Tiba tiba chika suruh aku nginep, jadi ngga enak kalau aku tolak." Ucap Ara cengengesan.
"Halah."
"Btw kalian tau gak? Aku baikan sama chika!." Seru Ara.
"..........."
"Kok kalian cuma diem sih?." Ara menatap Fiony, Mira bergiliran.
"Ya terus kita harus apa?." Tanya Mira.
"Ih ngga seru banget."
"Mandi gih, sebentar lagi jam 7. Takutnya nanti kita telat." Ujar Fiony.
"Kalian kenapa sih? Kaya ngga suka aku baikan sama chika. Emang dia udah lakuin kesalahan apasih sama kalian?."
"Masih pagi ra, jangan ngajak ribut. Mending sekarang kamu turuti apa kata fiony tadi." Ujar Mira, ia tidak mau berantem lagi hanya karena Chika.
"Siapa juga yang ngajak ribut." Cibir Ara berjalan menuju kamar mandinya.
Fiony menepuk pelan pundak Mira. "Untuk sekarang kita diamkan saja dulu, siapa tau apa yang dibilang zee memang benar."
"Fio? Aku penasaran, seperti apa cinta kamu sama ara. Sampai sampai kamu sebodoh ini." Acuh Mira tertawa kecil.
"Maksud kamu??."
"Mau sampai kapan kamu sembunyikan perasaan mu itu dari aku?. Mungkin zee juga sudah tau tentang perasaan kamu ke ara, apalagi aku? Aku sahabat kamu fiony, sejauh ini aku hanya memperhatikan mu dari belakang. Dan ya, kamu belum dapat hasil apapun sampai sekarang."
"Mir, nanti ara dengar.."
"Gpp, biarin aja ara denger. Entah dia benar benar ngga peka, atau hanya pura pura ngga tau tentang perasaan kamu."
"Mira.."
"Aku aja sadar loh fiony, jadi ngga mungkin kalau dia gak sadari perasaan kamu."
"........"
"Aku saranin daripada kamu terus mendam itu semua, lebih baik kamu jujur sama dia. Dan ya, sebelum melakukan itu kamu harus mempersiapkan diri untuk menerima hasilnya."
"Lebih baik aku pendam saja mir, daripada harus melakukan itu yang bisa merusak tali persahabatan aku sama dia."
"Itu lah kebodohan yang sampai sekarang ini masih kamu lakukan fiony. Aku harap kamu memikirkan baik baik apa yang aku katakan tadi."
"Weh? Lagi pada bicarain apasih? Kok keliatan serius amat." Ucap Ara berjalan ke depan kaca.
"Gausah kepo ya bocil."
"Iyadeh opung, yuk berangkat." Ujar Ara selesai merapikan poninya.
"Yuk."
•
•
•"Assalamualaikum.." Ucap Ara celingukan didepan pintu Ruang Osis. Ia tersenyum, saat manik matanya bertemu dengan seorang Yessica Tamara.
"Waalaikumsalam.." Sahut semua human yang berada didalam sana.
"Mau ngapain bocil?." Tanya Aya.
"Anu kak, aku mau culik salah satu bidadari yang sedang menetap disini." Kikuk Ara.
"Siapa?." Tanya Gracia melipat tangannya didepan dada.
"Ampun suhu, aku cuma mau samperin chika serius." Ucap Ara dengan tangan kanan yang membentuk gaya gunting(✌).
KAMU SEDANG MEMBACA
🍁Paper Heart🍁 (ChikAra) TAMAT√
FanfictionIntinya cerita ini mengandung ChikAra.