9

32K 183 12
                                    

Julia berjalan pelan menuju ruang kelasnya. Ia berusaha berjalan senormal mungkin seperti biasanya walau saat ini ia sedang menahan rasa perih di organ kewanitaannya. Baru saja ia dimantab-mantab oleh Frans di dalam mobil sampai dua ronde. Padahal malam harinya ia sudah digagahi Frans sampai terkapar di sebuah kamar hotel. Rasa sakit karena semalam saja belum hilang, eh pagi harinya ia di bobol lagi. Tambah perih kan jadinya.

Tapi walaupun begitu Julia menyukainya. Rasa sakit yang ia rasakan kalah oleh rasa nikmat yang berlipat-lipat menyerang tubuhnya. Sebagai pecandu seks Julia masih ingin melakukannya dengan Frans  nanti malam. Tentu saja tanpa sepengetahuan Dera.

Julia tersenyum sendiri mengingat bagaimana Frans datang pagi-pagi ke rumahnya hanya untuk mengantarkannya ke sekolah, tetapi itu hanya siasat untuk meminta jatah morning seks kepada dirinya. Sebelum menuju ke sekolahnya, Frans membelokkan mobilnya ke lahan kosong dekat rumahnya. Dan disanalah ia di goyang lagi di jok belakang mobil. Untung saja tidak ada yang mempergokinya karena hari masih sangatlah pagi.

"Om Frans memang gila. Baru semalam ia memperkosaku sampai terkapar, pagi harinya aku di goyang lagi di dalam mobil. Benar-benar nekat. Tapi nikmat sih walau sakit." Julia menahan perih sambil mendaratkan bokongnya di kursinya.

Julia berharap tidak ada yang curiga dengan cara berjalannya yang terlihat dipaksakan baik-baik saja. Ia tidak mau jadi bahan gosip oleh teman-temannya yang bermulut ember dan tukang kepo'an. Nama baiknya sebagai gadis alim dan lugu harus tetap ia jaga.

Tapi serapat-rapatnya Julia menutupi keadaannya yang kurang baik-baik saja, ada dua orang temannya yang begitu curiga dengan Julia. Mereka adalah Sisil dan Wulan, teman baik Julia disekolah. Mereka sudah mengenal betul seperti apa Julia, tanpa Julia berkata jujurpun mereka sudah bisa menebak apa yang sebenarnya terjadi dengan Julia.

Sisil dan Wulan adalah dua gadis yang berparas cantik, tak kalah cantik dari Julia. Mereka juga punya tubuh yang sama-sama mungil seperti Julia. Hanya saja mereka lebih berada dibandingakan Julia dan mempunyai keluarga yang lengkap dan bahagia. Karena sama-sama bertubuh mungil dan cantik mereka mendapat julukan "minion cantik" dari teman-temannya di sekolah.

Saat ini mereka bertiga ada di taman sekolah setelah jam belajar usai. Hanya tinggal beberapa murid yang masih berkeliaran di sekolah karena ada ekstra kulikuler atau menunggu jemputan yang belum datang.

Julia duduk di salah satu kursi yang berada di paling pojok taman, dibawah pohon palem. Sedangkan Sisil dan Wulan berdiri didepan Julia sambil melipat ke dua tangan di dada sambil menatap Julia tajam.

"Jujur sama kita Julia, sebenarnya apa yang terjadi sama lo. Mengapa lo aneh akhir-akhir ini. Sudah sering kita lihat jalan lo ngangkang seperti menahan sakit. Apa ini ada hubungannya dengan pacar tua lo itu? " tanya Sisil sambil menyipitkan kedua matanya.

"Apa benar yang kita pikirkan bahwa kamu sering di wik-wik sama pacar tua lo. Apa benar hari ini sebelum ke sekolah lo udah di genjot oleh kekasih Mama lo itu? Lo udah ngak perawan kan?" sambung Wulan dengan nada penuh selidik.

Julia hanya diam sambil menundukkan kepalanya. Mengapa kedua temannya begitu sangat peka. Semua tebakan mereka tidak ada yang meleset. Susah juga bila harus berbohong, pasti akan ketahuan juga.

Diamnya Julia semakin membuat Sisip dan Wulan semakin yakin bahwa tebakan mereka adalah benar.

"Benar kan tebakan kita bahwa lo udah dibolong oleh Om Frans, bahwa elo udah serahin keperawanan lo sama calon ayah tiri lo itu?" Sisil mencoba menekan Julia untuk berkata jujur

"Memangnya kenapa kalau gue udah ngak perawan? Emang salah kalau gue ena-ena sama pacar gue? Lagi pula kita lakuin itu suka sama suka kok. Gue iklas pas nyerahin keperawanan gue sama Om Frans. Ngak ada yang salah bila kita lakuin itu atas dasar cinta. " sanggah Julia dengan nada agak tinggi. Ia benci kedua teman baiknya itu ikut campur tentang hubungannya dengan Om Frans.

Pelakor Itu Anakku (New Version) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang