29

10K 157 52
                                    

Jasad Frans dibawa pulang ke Surabaya. Ia akan dimakamkan disamping makam Pak Cokro yang meninggal terlebih dahulu karena penyakit jantung yang di deritanya. Dan Dera ikut mengantarkan Frans ke tempat peristirahatan terakhinya tanpa Alvian karena pria itu sedang ada bisnis di luar negri.

Bu Cokro tak henti-hentinya menangis. Berkali-kali ia pingsan karena belum bisa menerima kematian Frans yang mendadak dan menyedihkan. Beliau tak menyangka Frans akan bertindak sejauh ini demi Dera. Dan itu malah membawa aib di akhir hidupnya Frans, diguncingkan karena menculik mantan kekasihnya.

Sekarang Bu Cokro sendirian, tanpa anak dan suami. Ia dibiarkan kesepian dan merana di hari tuanya. Beliau akhirnya memutuskan untuk tinggal dengan salah satu keponakannya yang ada di Papua.

"Sekali lagi maafkan Frans, Dera. Dua kali dia menyakitimu. Mungkin memang lebik baik Frans mati dari pada hidup hanya membuatmu menderita."

"Saya sudah memaafkan Frans,Bu. Saya sudah mengiklaskan semuanya."

Dera dan Bu Cokro saling berpelukan dan menangis disamping makam Frans. Mereka berbagi rasa sedih dan mencoba menguatkan satu sama lain.

Sedangkan Julia yang juga ada di pemakaman tersebut terus tertunduk sambil memegangi anaknya yang terus memanggil 'Papa'. Lily belum mengerti kalau ia sudah kehilangan papa kandungnya untuk selamanya. Julia tak menyangka Frans akan bertindak sejauh ini bahkan sampai kehilangan nyawa. Sekarang ia sadar bahwa dari awal bersama Frans, ia tidak pernah bisa mengeser posisi Dera dalam hati pria itu. Ia benci mengakui kenyataan itu.

Disebelah Julia ada juga anak pamannya yang bernama Johan. Ia ikut datang ke Surabaya untuk menemani Julia.

"Julia." panggil Dera.

"Iya Ma," jawab Julia lirih sambil mengangkat kepalanya menatap wanita yang pernah ia sakiti.

"Hari ini Mama akan menginap di rumah Bu Cokro, apa kamu mau ikut? "

"Lain kali aja Ma, Julia ingin istirahat di rumah kita yang dulu."

"Baiklah. Tapi anakmu aku bawa ya."

Dera mengambil Lily dari Julia, mengendong dan menimangnya. "Aduhh cucu nenek, kamu kok cantik banget sih. Wajahmu mirip sekali dengan Frans."

Lily tertawa terbahak-bahak saat Dera menciumi perutnya. Walau ini pertama kalinya Lily bertemu Dera tapi anak itu terlihat nyaman dengan neneknya tersebut.

Sebenarnya Dera masih sakit hati bila melihat Julia. Apa yang Frans dan Julia lakukan di belakangnya dulu masih sangat sulit dilupakan. Bahkan luka itu masih terasa hingga sekarang. Tapi Dera harus lebih bijaksana. Bagaimanapun Julia adalah anaknya. Ia harus melupakan semua dan memulai dari awal layaknya ibu dan anak. Lagi pula Frans juga sudah mati. Tak ada alasan untuk terus membenci.

"Ma... "

Dera menoleh ke Julia. Tiba-tiba anaknya itu berlari kepadanya dan memeluknya sambil menangis.

"Maafin Julia, ma. Julia menyesal pernah menyakiti Mama. Julia masih butuh Mama. sekarang Julia tidak punya siapa-siapa lagi selain Mama. Tolong jangan tinggalin Julia..."

Dera yang masih mengendong Lily berusaha membalas pelukan Julia. Matanya berkaca-kaca. Ia senang anaknya sudah tobat dan menyesali semuanya.

"Mama memaafkanmu sayang. Kita lupakan saja semuanya. Mari besarkan Lily bersama-sama."

Julia mendongak menatap Dera dan bertanya "Apa itu artinya aku boleh tinggal bersama Mama lagi."

Dera mengangguk. "Iya sayang, tinggallah bersama Mama di Kalimantan. Kita memulai semuanya dari awal lagi. Tapi kamu harus janji tidak akan melakukan hal seperti itu lagi."

Pelakor Itu Anakku (New Version) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang