Pelakor Itu Anakku (New Version)

44

Komplotan Yono mulai frustrasi. Tak hanya dikejar polisi tapi juga di kejar anak buah Alvian. Mereka semakin sulit menemukan tempat untuk bersembunyi walau cuma sesaat. Kemanapun mereka pergi polisi ataupun anak buah Alvian dapat menemukannya. Hingga akhirnya tak ada pilihan lain selain menyerah ke polisi dan dipenjara. Di jeruji besi berasa lebih baik dari pada berada di tangan anak buah Alvian. Mereka  akan membuat hidup berasa di neraka. Mati tak bisa hidupun engan. Tapi ada beberapa anak buah Yono yang meninggal karena melawan polisi ataupun anak buah Alvian.

Sedangkan Yono mati dengan puluhan luka tembak, sayatan  dan luka bakar di sekujur tubuhnya. Kelihatannya tubuhnya sengaja dibakar saat ia masih hidup. Jangan lupa dengan kepala Yono yang nyaris putus saat ditemukan mati. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Dika dan anak buahnya. Mana ikhlas Dika membiarkan Yono mati dengan mudah penuh kedamian. Yono harus merasakan sakit sedikit demi sedikit seperti Julia dan Elis.

Yono meninggal di sebuah hutan bakau yang dekat dengan rumah bordil yang ada di pinggiran pantai yang jauh dari pusat kota. Disanalah selama ini Yono bersembunyi di balik ketiak sang mucikari ganjen dan tua.

Lalu bagaimana dengan nasib Lily anaknya Julia. Ternyata bocah itu juga tewas karena tanpa sengaja dibunuh oleh teman Elis yang merawat Lily selama Julia dan Elis ada di Kalimantan. Mereka yang pada dasarnya bertemperamental tinggi sering memukuli Lily bila anak itu menangis ataupun di anggap nakal. Dan puncaknya saat Lily tanpa sengaja pup di lantai, kedua teman Elis menghajarnya dengan gagang sapu hingga bertubi-tubi sampai gagang sapu itu patah. Belum lagi cubitan dan pukulan ke tubuh Lily yang mungil tersebut.

Tentu tubuh bocah yang masih rapuh itupun tak kuat menahan siksaan sekejam itu. Selang 2 jam kemudian Lily menghembuskan nafas terakhirnya dalam rasa sakit yang tak mampu ia tahan. Dan sadisnya kedua teman Elis malah membuang jasad Lily ke parit, seolah-olah Lily dibunuh oleh seorang penculik.

Tapi polisi tidaklah bodoh. Mereka menemukan banyak bukti bila pelaku pembunuhan adalah kedua orang tersebut. Dan akhirnya mereka dicokol polisi dan mendekam dipenjara dengan tuduhan pembunuhan.

Dera sebenarnya ingin mengambil Lily dan merawatnya saat tahu Julia dan Elis telah mati. Tapi semua sudah terlambat. Anak buah Alvian yang disuruh datang menjemput Lily datang telat 1 hari sebelum kejadian naas itu terjadi.

Tentu Dera syok dan menangis sejadi-jadinya saking sedihnya. Walau Lily tidak ada hubungan darah dengannya tapi ia sudah menganggap bocah itu seperti cucunya sendiri.

Dan Dera, keadaannya berlahan mulai membaik walau belum 100%. Ia sudah bisa jalan-jalan di taman yang ada di istana Alvian sendirian tanpa perlu suster yang menemani. Tapi walaupun Dera sendirian puluhan mata anak buah Alvian mengawasi pergerakan Dera. Jangan sampai terjadi apa-apa pada sang nyonya besar walau hanya kesandung kerikil sebesar biji melon.

Entah mengapa setelah Julia dan Elis mati hati Dera terasa plong. Segala rasa yang menyesakkan jiwa raganya terasa terurai dan terlepas. Ia bisa menghirup udara dengan bebas tanpa ada sesuatu yang mengganjal. Ternyata senikmat dan senyaman ini hidup tanpa beban dan tekanan batin.

Hari ini Dera berencana akan masak untuk Alvian. Sudah lama sekali ia tidak memasak untuk suami tercintanya itu. Alvian pasti kaget tapi juga senang saat melihatnya datang ke kantor sambil membawa makan siang hasil kreasi tangannya.

Dera datang ke kantor ditemani oleh seorang suster dan beberapa bodyguard. Tak ada ceritanya Dera pergi tanpa pengawalan. Alvian tidak akan membiarkan itu terjadi dan membiarkan kesakitan Dera  terulang lagi.

Semua karyawan yang melihat Dera langsung menunduk penuh rasa hormat. Mereka menyapa Dera dengan sangat sopan dan lembut. Lihatlah, dulu Dera dipandang  sebelah mata dan terabaikan, kini dihormati dan di sanjung setinggi langit setelah menjadi Nyonya Alvianof. Benar-benar berubah 180°.