34

9.6K 170 48
                                    

Indra adalah salah satu karyawan diperusahaan Alvian yang lumayan disayang sang big boss walau prestasi kerjanya biasa-biasa saja. Ia sudah bekerja disana kurang lebih 5 tahun.

Alvian dan Indra adalah teman walau tidak begitu dekat. Tapi dengan Dera, Indra berteman lumayan dekat karena dulu berada dalam devisi yang sama. Selain itu mereka juga sering terlibat dalam beberapa pekerjaan. Tapi sejak Dera resign dari kantor ia sudah tidak pernah bertemu Dera apa lagi berkomonikasi. Kabar yang Indra dengar katanya Dera memiliki bisnis baru pemberian Alvian. Katanya, Alvian tidak nyaman istrinya bekerja sebagai bawahannya di kantor. Alvian ingin Dera menjadi boss yang menyuruh bukan di suruh-suruh.

Indra, walaupun di perusahaan Alvian ia hanya karyawan biasa tanpa jabatan yang mentereng tapi ia dekat dengan Alvian saat di luar kantor. Tak jarang mereka ngopi bareng atau sekedar nongkrong di cafe bila Alvian tidak sibuk.

Tapi dari kedekatan ituah ada celah yang bisa digunakan Indra untuk menjebak Alvian. Dan itu demi Julia. Dia ingin terus bisa menikmati tubuh Julia sesuka hati dan menikmati uang yang dijanjikan gadis itu. Jujur saja Indra sudah kecanduan lubang Julia. Tak bisa barang sehari saja ia tidak memasukkan penisnya dalam lubang berlendir tersebut. Rasa nikmat Julia membutakan mata hatinya sehingga ia lupa akan kebaikan Alvian yang dulu memungutnya di jalanan dan menjadikan orang yang lebih mapan walau ia cuma lulusan SMA dengan IQ rendah.

Tok tok tok

"Masuk. "

"Selamat sore Pak Alvian."

"Sore juga Ndra. Gimana laporannya, apa sudah selesai? "

"Sudah Pak, ini." Indra meletakkan hasil laporannya di atas meja Alvian.

"Maaf ya Ndra membuatmu lembur lagi. " kata Alvian sambil memeriksa lembar demi lembar hasil laporan Indra.

"Ngak papa Pak, itu sudah menjadi kewajiban saya. Tapi ngomong-ngomong apa Pak Alvian akan lembur  sampai malam hari ini? "

"Kelihatannya begitu, Ndra. Masih banyak yang harus aku selesaikan. Tapi sebelum jam makan malam akan aku usahakan untuk pulang. Kasian Dera, karena ia selalu menungguku untuk makan malam bersama tak perduli selarut apa pulangku."

"Bu Dera benar-benar istri yang baik ya Pak. Jarang ada wanita yang seperti itu."

"Tentu saja. Aku tidak akan memilih wanita sembarangan untuk dijadikan istri. Dera adalah wanita paling sempurna yang pernah aku temui."

Indra hanya tersenyum menanggapi omongan Alvian. Tapi bagi Indra wanita yang paling sempurna adalah Julia, wanita yang paling bisa memuaskan terutama di atas ranjang.

"Karena Bapak akan lembur hari ini bagaimana kalau saya pesankan kopi robusta kesukaan Bapak di cafe langganan Pak Alvian."

"Boleh juga. Kalau gitu pesankan 2 ya, satu untuk kamu dan satu untuk saya." Alvian menyerahkan 2 lembar  uang seratus ribuan ke pada Indra.

"Untuk kali ini izinkan saya yang mentraktir Bapak. Tak apa kan, boss besar yang banyak uang di traktir anak buahnya."

"Hahaha...baiklah-baiklah. Aku rasa hanya 1 cup kopi tidak akan membuatmu miskin kan."

Setelah berpamitan, Indra keluar dari ruangan Alvian untuk mencari seorang OB yang bisa ia suruh untuk membeli kopi. Sambil terus berjalan Indra menelpon seseorang.

"Kesini sekarang. Waktunya kamu memasak daging." hanya itu yang diucapkan Indra dan langsung menutupnya tanpa menunggu jawaban orang yang di telponnya.

Kebetulan sekali saat ia butuh OB, ia berpapasan dengan 2 OB yang baru keluar dari ruang rapat sambil membawa beberapa gelas kotor.

"Kamu yang bertubuh kurus. Belikan Pak Alvian kopi robusta di kafe MOY yang berada di Jalan Salak. Ini uangnya dan sisanya buat kamu. Tapi berikan kopi itu kepadaku dulu baru nanti kamu antarkan ke ruangan Pak Alvian."

Pelakor Itu Anakku (New Version) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang