17

14.5K 148 8
                                    

Walaupun Julia sudah tahu bahwa Mamanya juga hamil anaknya Frans, tetapi ia pura-pura tidak mengetahuinya. Ia juga pura-pura percaya saat Frans membodohinya saat suaminya itu izin keluar setiap malam dengan alasan pekerjaan. Padahal ia tahu bahwa pria itu sibuk mencari informasi keberadaan Dera. Dan saat Frans bersikap mesra penuh kepalsuan dan keterpaksaan Juliapun juga berpura-pura tidak merasakannya. Akan ia tahan rasa sakit dan marahnya asalkan Frans tetap berada di sisinya.

Tapi dibalik sikap kepura-puraannya itu, Julia sedang berfikir bagaimana menjauhkan Frans dan Dera. Ia tahu Dera dan Frans akan terhubung kembali suatu saat nanti atau mungkin akan kembali bersama selama anak Dera masih ada. Lalu bagaimana nasibnya bila mereka kembali bersama. Tentu Frans akan menelantarkan ia dan anaknya begitu saja.

Tidak, tentu ia tidak akan membiarkannya, itu tidak boleh terjadi. Ia tidak akan melepaskan Frans begitu saja setelah bersusah payah merebutnya dari mamanya.

Timbul niat licik dan jahat di otak Julia yang sudah dibakar rasa cemburu dan marah. Bagaimana kalau ia bunuh anaknya Dera. Bila anak itu lenyap maka tidak akan ada alasan bagi mereka kembali dekat. Tapi bagaimana cara membunuh bayi itu bila keberadaan Dera tidak diketahui.

Tante Dewik, ya ia yakin Tante Dewik tahu dimana keberadaan Dera. Setahu Julia, Tante Dewiklah yang selama ini membantu dan menampung Mamanya selama ia pergi dari rumah.  Tak mungkin bila Mamanya tidak mengatakan kepada Tante Dewik dimana keberadaannya kini.

Julia tersenyum. Ia menemukan cara untuk mengorek keberadaan Dera tanpa harus memaksa perempuan itu mengatakannya.

😕😕😕😕😕

Siang itu Julia mendatangi seseorang disebuah apartemen sederhana. Dia adalah Bian, seseorang yang mencari uang dari kejahatan dengan menyakiti orang lain. Pria itu sudah berpengalaman dan ahli dalam hal semacam itu. Bian adalah pria berkulit putih dan tampan yang berusia sekitar 30'an. Julia mendapatkan nama orang itu dari teman rahasianya.

"Ahhh Bian..." Julia yang terbaring di meja makan terus mendesah sambil memegangi perut buncitnya yang bergerak naik turun saat Bian menghentaknya penuh tenaga.

Senjata tumpul berurat milik Bian keluar masuk begitu dalam dan cepat dalam liang Julia yang mengangga. Pria itupun juga ikut mendesah saat ia merasakan betapa nikmatnya jepitan liang ABG itu.

"Ternyata nikmat juga menyetubuhi perempuan hamil. Ouhhhgg..." Bian semakin lupa diri saat Julia ikut menggerakkan pinggulnya mengimbangi sodokan Bian.

"Bian, jangan berhenti sayang. Aku suka sodokanmu. Mantap sekali."

Bianpun semakin mengganas. Ia tumbuk lubang vagina Julia sekuat yang ia bisa. Lagi dan lagi sampai cairan miliknya dan Julia terus menetes membasahi lantai dan meja makan.

Kedua  orang itu terus berpacu mencari kepuasan dan kenikmatan. Berpindah tempat beberapa kali dengan berbagai gaya. Apartemen yang kecil itupun sangat menyengat bau percintaannya karena banyak sperma yang berceceran dimana-mana. Belum lagi bau punya Julia yang  juga menempel di sembarang tempat.

Mereka terus bermain dari pagi sampai menjelang sore. saling mengerang dan mendesah. Saling bergantian tumpang tindih menyelami tubuh satu sama lain. Tak ada rasa canggung ataupun malu menunjukkan kerakusan dan kebinalan masing-masing walau baru kenal beberapa menit dan langsung melakukan hubungan badan layaknya  jalang dan pria hypersex.

Entah menagapa Julia merasa sangat puas bermain dengan Bian. Ternyata Bian lebih jago dari pada Frans. Rasanya tak rugi menyerahkan tubuhnya kepada pria itu. Sungguh pria tampan yang hot dengan nafsu yang sangat tinggi.

Pelakor Itu Anakku (New Version) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang