28

9.5K 168 30
                                    

Frans seakan frustrasi saat mendapati Dera selalu dijaga ketat oleh 2 orang bodyguard. Lebih dari 1 bulan ia mencari celah untuk mendekati Dera tetapi tidak berhasil. Ia hanya bisa menatap perempuan itu dari jarak jauh tanpa bisa menyentuhnya. Alvian memang brengsek, seprotektif itu terhadap Dera sampai menyewa bodyguard untuk menjauhkan dirinya dari Dera.

Frans yang sudah terobsesi untuk mendapatkan Dera sampai mengesampingkan pekerjaannya. Ia menghilang dari kampus dan lingkungan sosialnya di Surabaya untuk tetap memata-matai Dera di Kalimantan. Banyak orang yang kelimpungan mencari Frans karena tak ada satupun yang tahu keberadaannya. Bagi Frans, ia rela kehilangan segalanya asal bisa bersama Dera.

Karena lebih dari sebulan tidak ada tanda-tanda keberadaan Frans disekitarnya Dera menjadi sedikit agak lengah. Sering ia sengaja melepaskan diri dari pengawasan sang bodyguard hingga membuat Alvian ngamuk, dikira kerja mereka tidak becus. Dera hanya ingin sedikit bebas tanpa ada yang mengikutinya kemanapaun ia pergi.

Seperti hari ini, ia sengaja pergi mencari makan siang sendirian. Dera pikir hanya pergi sebentar ke seberang jalan untuk membeli soto Madura kesukaannya tidaklah masalah. Sudah dekat dan cuma sebentar. Apa lagi hari masih terang, masih banyak orang yang berlalu lalang. Kalau ada sesuatu yang terjadi padanya pasti akan banyak yang menolong.

Tapi naas bagi Dera, belum juga ia menyeberang jalan sebuah mobil hitam berhenti di depannya dan keluarlah seorang wanita yang menodongkan pistol ke perut Dera yang ditutup dengan jaket. Karena diancam akan ditembak di tempat Dera menurut saat disuruh masuk ke dalam mobil. Dan di didalam sana ia langsung dibekap dengan sapu tangan yang sudah diolesi obat bius.

Tak seorangpun curiga bila telah terjadi penculikan di depan mata mereka. Tak ada perlawanan, tak ada keributan. Apa lagi perempuan itu merangkul dan tersenyum manis kepada Dera. Semua terlihat normal dan biasa-biasa saja. Tentu hal itu tidak menimbulkan kecurigaan bagi siapapun yang melihatnya.

Selang beberapa jam Derapun tersadar. Ia merasa tutuhnya sangat lemas dan kepalanya terasa pusing. Butuh beberapa menit untuk membuat Dera menyadari bahwa ia telah di culik dan disekap dalam sebuah ruangan yang kotor dan pengab.

"Ini dimana? Al, aku ingin pulang, aku takut." Dera mulai ketakutan. Bayangan penculikan dan pemerkosaan yang didalangi Julia kembali terngiang di otaknya. Rasa sakit itu seakan menyerangnya lagi.

Dera bangkit dari duduknya dan berlari menuju pintu, berharap pintu itu tidak terkunci dan ia bisa keluar. Tapi sayang ternyata tak bisa dibuka, telah terkunci dari luar.

"Keluarkan aku dari sini! Aku ingin pulang! Tolong...tolong...tolong...! " Dera terus berteriak sambil mengedor-gedor pintu. Sedikit isakan mulai keluar dari mulutnya.

"Aku ingin pulang, suamiku menungguku di rumah. Buka...! Keluarkan aku dari sini...!"

Tiba-tiba pintu itu terbuka setelah beberapa kali Dera gedor. Dera mundur kebelakang sedikit. Ia siap menyerang siapapun yang datang untuk bisa melarikan diri.

Tapi saat Dera mengambil ancang-ancang untuk menyerang orang itu sudah menangkap Dera duluan dan membantingnya di atas kasur usang dan langsung menindihnya.

"Frans... " Dera kaget saat melihat pria yang sedang menindihnya dan mencoba mecumbu lehernya.

"Lepas Frans, jangan lakukan ini. Kamu kurang ajar, tega kamu menculikku seperti ini." Dera meronta menggila. Ia tak mau diperkosa untuk kedua kalinya.

"Kalau aku tidak menculikmu mana bisa aku memilikimu Dera."

Dera mengerahkan seluruh tenaganya untuk lepas dari Frans dan akhirnya berhasil mencakar muka Frans sampai berdarah. Tapi hal itu malah semakin membuat Frans kalap.

Pelakor Itu Anakku (New Version) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang