27

10.1K 166 18
                                    

"Orang yang mencari saya mana Mbak?" tanya Dera kepada salah satu resepsionis di lantai dasar.

"Yang itu Bu Dera, yang duduk di pojokan pakai baju hitam." jawab sang resepsionis sambil menunjuk  seseorang yang duduk dipojokan membelakangi Dera.

Mata Derapun mengikuti arah yang ditunjuk sang resepsionis. Dera terkejut melihat sosok yang berbaju hitam tersebut. Orang itu dia kan? Walau Dera melihatnya dari arah belakang tetapi Dera masih bisa mengenalinya dengan baik. Ini tidak mungkin, ia tak suka bertemu orang itu.

Dera terdiam ditempatnya beberapa saat tanpa melepas pandangannya dari dia. Matanya mulai berkaca-kaca. Ada sebuah luka yang telah mengering kini terasa tergores kembali di tempat yang sama. Perih.

Dera pikir lebih baik mengacuhkan orang itu. Tak perlu menemuinya. Tak ada yang perlu dibicarakan, semua sudah selesai. Tapi setelah dipikir lagi,  bila ia tidak menemuinya pasti orang itu akan terus kembali mencarinya disini.

Dera menarik nafasnya panjang, menata hatinya yang terasa berat. Dera berharap semoga ini pertemuan terakhir mereka.

Dera berjalan setenang mungkin menghampiri orang itu. Ia berdiri tepat dihadapan dia yang terlihat sangat kaget melihat Dera berdiri tepat di hadapannya.

"Dera... " mata orang itu berbinar saat melihat Dera. Ada kebahagiaan di wajahnya. Senyum langsung terukir di bibirnya.

"Dari mana kamu tahu aku ada disini." tanya Dera to the point dengan sedikit ketus.

"Dera, apa kabar. Lama kita tidak berjumpa." orang itu mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan tapi Dera mengacuhkannya.

"Katakan apa maumu dan cepat pergi dari sini."

"Dera sayang, jangan kasar seperti itu. Aku jauh-jauh datang kesini demi dirimu. Sedikit berbicara lembutlah kepada orang yang selalu merindukanmu ini."

"Jaga omonganmu Frans. Kamu tak pantas merindukanku, kamu suami Julia."

"Julia? Aku sudah bercerai dengannya beberapa bulan yang lalu. Dia selingkuh dan hamil. Sekarang aku single Dera." Frans terus tersenyum. Ia berdiri dari duduknya dan mencoba meraih jemari Dera. Dan lagi, Dera menolak disentuh Frans.

"Itu tidak mungkin Frans, tidak mungkin Julia selingkuh. Dia sangat mencintai kamu sampai tega merebutmu dariku."

"Tapi itulah kenyataannya. Julia selingkuh dengan seorang gigolo sampai hamil. Bila kamu tidak percaya tanyakan ke pamanmu yang ada di Medan karena Julia ada disana setelah kami resmi bercerai."

Hati Dera terasa sesak, kenapa Julia berbuat seperti itu. Dulu Julia menyakitinya karena Frans dan sekarang ia menyakiti Frans karena pria lain. Apa ini karma? Lalu bila Julia single parent apa anaknya itu kuat mejalani hidup berat sendirian di usia yang masih muda. Tanpa suami mengurus anak dan sekarang sedang hamil. Ditambah ia harus bekerja untuk bertahan hidup. Walau Julia pernah melukainya tapi Dera tak tega saat tahu Julia dalam kesusahan.

"Dera, dimana anak kita, aku ingin sekali bertemu dengannya. Aku ingin  memeluknya." pertanyaan Frans membuyarkan lamunan Dera.

"Dia sudah meninggal." jawab Dera singkat.

"Jangan bercanda sayang, tidak mungkin anak kita meninggal."

"Ia meninggal sebelum aku lahirkan. Aku pernah diculik karena ada orang yang ingin bayiku mati."

"Apa!?  Siapa yang ingin anak kita mati, akan aku bunuh dia! "

"Aku tak tahu. Frans, katakan apa tujuanmu menemuiku. Aku tidak punya banyak waktu, aku sibuk."

Pelakor Itu Anakku (New Version) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang