18

14K 142 19
                                    

"Ah...! "

Dera memekik kesakitan. Tubuhnya di dorong sangat keras hingga jatuh ke lantai yang kotor dan berdebu. Dan sialnya ia jatuh dengan perut mendarat terlebih dulu. Dan itu sangat nyeri.

"Apa yang kalian inginkan. Mengapa kalian menculikku. Aku...aku sedang hamil. Tolong lepaskan aku." Dera tampak ketakutan. Air matanya tanpa sadar terus menetes dari pelupuk matanya.

Ketiga orang itu tidak menjawab. Bahkan pria yang berambut kribo menjambak Dera dan membenturkan kepala perempuan itu ke lantai hingga bengkak. Tak lupa ia juga menampar Dera hingga berdarah di sudut bibirnya.

3 orang pria yang tidak Dera kenal tiba-tiba menculiknya saat pulang kerja di malam hari. Mereka mencegat sepeda motor yang Dera naiki saat berada di jalanan yang sepi. Mereka membawa Dera kesebuah rumah kosong yang tak tahu terletak dimana. Tapi yang Dera tahu lokasinya tidak terlalu jauh dari tempat orang-orang itu mencegatnya tadi.

Dera memandangi rumah kosong itu yang hanya diterangi oleh cahaya bulan. Begitu pengab dan kotor. Banyak sarang laba-laba dimana-mana. Walau cuma diterangi cahaya bulan Dera bisa melihat jelas wajah ke 3 pria tersebut.

"Ck ck ck, ternyata kamu masih cantik walau sudah babak belur begini Dera. Dan kamu lebih menggoda dan seksi dari foto yang pernah aku terima. " laki-laki yang memakai jaket hitam yang ternyata adalah Bian memegang dagu Dera. Ia begitu terpana melihat kecantikan Dera yang tidak luntur walau di dalam keadaan yang menyedihkan seperti ini. Menurutnya Dera lebih cantik dan mempesona dari pada Julia.

"Kalian siapa. Dari mana kalian tahu namaku? " Dera menepis kasar tangan Bian. Ia beringsut ke belakang satu langkah. Tubuhnya semakin mengigil karena takut juga kedinginan. Wajah Bian memang lumayan tampan tapi aura jahat terlihat jelas diwajahnya. Dimata Dera, Bian seperti iblis.

"Kamu tidak mengenal kami tapi kami mengenalmu Dera. Oh ya, tadi kamu tanya mau apa kita sampai menculikmu dan membawamu ke rumah kosong ini. Tentu saja kami ingin mengajakmu bercinta sayang. Kamu bisa kan memuaskan kami ber 3? Nanti kami akan gantian memuaskanmu sampai kamu merem melek. Bagaimana, kamu mau kan?" tanya teman Bian yang begigi tongos yang tiba-tiba memeluk tubuh Dera dari belakang.

"Lepaskan, jangan sentuh aku...!" Dera meronta sekuat tenaga untuk lepas tapi sia-sia. Pria itu semakin kuat memeluknya dan berusaha mencium Dera yang ketakutan. Bau mulutnya sungguh seperti tai kebo. Menjijikkan.

"Kamu memang beruntung Dera, dalam waktu semalam saja kamu akan bisa menikamti 3 batang sekaligus mengobok-obok lubangmu itu. Pasti kamu akan terus mendesah tanpa henti. Hahaha.... " Bian dan ke 3 temannya tertawa melihat ekspresi Dera yang terkejut dengan wajah yang memucat karena ketakutan . Mereka akan memerkosanyakah?

Pria tongos itupun melonggarkan pelukannya saat tertawa dan Dera menggunakan kesempatan itu untuk lepas dari pria itu. Ia bangkit dan berlari menuju pintu keluar tapi sayangnya pintunya terkunci.

"Hey... Hey... Mau kemana kamu cantik. Tugasmu untuk melayani kami belum kamu lakukan. Mari kesini sayang, kita bersenang-senang dulu baru kamu boleh pergi. " Bian langsung mendekap Dera. Dan dibantu kedua temannya Bian membaringkan Dera paksa diatas terpal usang dan berdebu. Dan di atas terpal itu mereka bertiga melecehkan Dera dengan mencium dan menyentuh seluruh tubuh Dera yang sudah berhasil mereka telanjangi.

Dera meronta, menangis dan berteriak sekencang-kencangnya berharap ada orang lain yang mendengarnya dan menolongnya.

"Lepaskan aku bangsat. Hentikan...!" Dera terus berteriak dan menangis. Tetapi sayang mereka malah semakin bringas mencumbu tubuhnya.

"Gila, aku udah ngak tahan lagi. Otong gue udah ngaceng parah. Kalian berdua pegangin perempuan ini kuat-kuat. Aku ingin memperkosanya." kata Bian sambil tergesa-gesa melepas celananya.

Pelakor Itu Anakku (New Version) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang