20

15.3K 148 12
                                    

Dera mengalami trauma dan krisis percaya diri yang berlebihan setelah kejadian waktu itu. Ia merasa sudah kotor, merasa menjadi wanita paling hina di dunia. Ia juga sering mengalami mimpi buruk. Selalu terbangun di tengah malam dengan berteriak dan menangis ketakutan. Kejadian itu terus melekat di otaknya dan terbawa kedalam tidurnya, seolah-olah kejadian itu terulang lagi dan lagi dengan pelaku oleh orang yang sama. Ia seperti dipaksa merasakan sakit itu berulang-ulang.

Derita sikis yang dialami Derapun semakin bertambah karena ketidak relaannya menerima kenyataan bahwa anaknya meninggal dengan cara yang menyakitkan. Dera benar-benar hancur dan rapuh. Semangat hidupnya hilang. Ia masih sering mengelus-elus perutnya yang rata sambil berbicara sendiri seolah-olah ia sedang berbicara dengan anaknya. Tubuh Derapun semakin kurus dan layu. Wajahnya begitu tirus dan pucat. Sangat menyedihkan dan memprihatinkan . Dan itu karena ulah anaknya sendiri, Julia.

Alvian, hatinya semakin sesak melihat Dera yang seperti ini. Ia sudah berusaha untuk memulihkan mental Dera yang berada di titik terendah. Tetapi tidaklah semudah meniup api dalam sebatang korek. Psikiater yang ia bawa untuk menangani Dera tidak bisa membantu banyak.

Saat ini Dera berada dalam pengawasan Alvian. Ia ditempatkan di salah satu rumah milik Alvian ditemani oleh 2 suster dan 2 ART untuk merawat dan memenuhi segala kebutuhan Dera. Sangat tak mungkin membiarkan Dera hidup sendiri dengan kondisi mental yang sedang terguncang.

"Selamat pagi Mbak Dera..."

"Pak Alvian." melihat Alvian datang mengunjunginya Dera langsung berlari bersimpuh dikaki Alvian sambil menangis. Hanya Alvian, pria yang Dera percaya saat ini. Karena bossnya itulah yang menyelamatkan hidupnya dan selalu ada untuknya di saat-saat sulit seperti ini, hadir saat ia tidak punya siapa-siapa untuk dijadikan pegangan.

"Pak Al, saya ingin sembuh. Saya tidak mau begini terus. Bantu saya melupakan kejadian itu. Bantu saya mengiklaskan kepergian anak saya. Saya bisa gila bila orang-orang itu terus datang dalam mimpi saya. Saya tidak kuat, saya takut."

Alvianpun berjongkok dan membantu Dera berdiri. Sekali lagi Alvian menghapus air mata Dera yang terus menganak sungai. Air mata Dera adalah derita untuk hati Alvian. Andai perempuan itu tahu betapa tersiksanya ia melihat Dera yang seperti ini.

"Saya pasti bantu kamu Mbak Dera. Tapi Mbak juga harus berusaha untuk bangkit dengan menerima dan mengiklaskan semuanya. Saya tidak bisa berbuat apa-apa bila Mbak masih tetap berada dalam lingkaran kegelapan itu. Angaplah kejadian itu sebuah ujian untuk membuat Mbak menjadi manusia yang lebih baik lagi. Jangan di ingat dan dipikirkan. Bukanlah hidup harus terus berjalan, iya kan? " kata Alvian lembut sambil terus menghapus air mata Dera.

"Tapi saya sudah kotor Pak, tidak ada tempat untuk wanita kotor dan menjijikkan seperti saya."

"Selalu ada tempat untuk wanita sehebat anda walau apapun kondisinya. Jangan takut. Bila ada yang mencoba menyakiti Mbak Dera sedikit saja, maka saya yang akan menjadi tamengnya. Bisakah Mbak Dera bejuang untuk sembuh? "

Dera mengangguk. "Tapi tolong bantu saya Pak Al, saya tidak bisa berjuang sendirian."

Alvian tersenyum dan mengiyakan permintaan Dera sambil mengelus rambut Dera yang agak berantakan. Demi Dera akan ia lakukan apapun asalkan senyum manis wanita itu bisa kembali seperti dulu lagi.

Sementara itu di lain tempat Julia sedang menikmati kebahagiaan hidupnya bersama Frans. Pria itu kini berubah menjadi sangat perhatian dan romantis semenjak anak mereka lahir. Sikap dingin dan mesra yang penuh kepura-pura'an sudah tidak Julia rasakan lagi. Frans benar-benar telah menjadi ayah dan suami yang baik serta bertanggung jawab kepada anak istri. Rasanya tak sia-sia bayi itu lahir ke dunia. Setidaknya bisa ia manfaatkan untuk merebut perhatian Frans.

Pelakor Itu Anakku (New Version) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang