12.

8 1 0
                                    

12.
Happy reading. Sorry for typo and enjoy guys..

Aku terbangun, mendapati diriku tengah terbaring di ranjang. Menatap langit-langit kamar. Mimpi itu, lagi-lagi membangunkanku, menyentak kesadaranku untuk segera bangun.

Saat melihat Letta dengan belati perak  yang menamcap di dadanya. Hatiku hancur, jantung ku terasa berdetak sangat cepat. Aku panik.

Langit yang terlihat lebih cerah dari balik korden kamar. Kicau burung yang bersahut-sahutan di luar kamarku membuatku sadar, pagi sudah tiba.

Sekilas aku mengingat kejadian tadi malam. Ketika bos baruku yang keluar dari dalam Kamarku dengan dandanan Popo.

KATAKAN PADAKU, JIKA TADI MALAM JUGA BAGIAN DARI MIMPIKU.

Aku ingin menangis rasanya. Jadi selama ini yang aku uyel-uyel, yang aku dandani, yang aku gendong dengan gendongan anjing. Dia boss ku sendiri..?!!

Mati kau Sam, kata-kata di pecat sungguh jadi Momok paling menakutkan sekarang ini. Walau ku yakin, si mantan bos ku itu tentu akan mau jika aku kembali bekerja di cafe nya. Namun bagaimana dengan cita-  citaku yang menjadi wanita Karir ?.

Aku menatap horor pada pintu kamarku yang tertutup. Jika tadi malam adalah nyata. Siapa yang memindahkan tubuh gempal ku ini.,?

Masa iya, aku berjalan sendiri ke tempat tidur. Tapi jika diingat-ingat memang kejadian semalam itu nyata, karena aku sama sekali tak mengingat aktivitasku tadi malam, jika kegiatan bersama para lelaki itu hanya lah mimpi.

Aku penasaran, tak terasa aku berjalan berjingkat bak maling di rumahku sendiri.

Perlahan aku membuka pintu kamarku. Meringis kecil ketika engsel pintuku menimbulkan suara deritan ringan.  Mengintip pelan kearah ruang tamu. Dan, taraaaaaaaa...

Kedua lelaki itu, tengah tertidur diatas kasur portabel yang bia di pakai danny ketika menginap. Oh, come on mana mungkin aku membiarkan 'teman lelakiku' tidur satu kamar bahkan satu kasur demganku. Aku masih waras lah..

Perlahan aku mendekati keduanya. Ah, pasti sangat tidak nyaman tidur disini. Rumahku, bahkan tak sebesar ruang tamu di rumah Mr. Laz. Aku belum pernah ke rumah Mr.igo hehe 😅.

Ah, aku beranjak mendekati mereka. Mereka tampak menggunakan bantal sofa. Bed cover yang memang ku taruh di dekat kasur portabel itu kini tampak menyelimuti mereka berdua. Kasur ini memang tidak terlalu tebal. Juga langsung menyentuh lantai, pasti mereka kedinginan.

Sungguh Sam, tuan rumah macam apa kau, yang membiarkan tamu nya tak nyaman tidur di rumahmu. Dan seorang bawahan macam apa kau, yang membiarkan bos mu justru tidur di tempat yang pasti sangat tidak nyaman.

Aku masih berdiri di  samping mereka. Aku melihat seonggok bathrobe yang ku kenali itu adalah milikku. Juga pita kecil yang ku gunakan untuk mengikat poni Popo tadi malam.

Fiks, kejadian tadi malam nyata. Kini tinggal menunggu keputusan bos ku itu, apakah aku akan terus bekerja atau di pecat.

Tanganku tergerak membenarkan bedcover yang letaknya miring-miring di badan mereka.

Namun, saat tengah membenarkan letak bedcover di tubuh Mr. Laz. Yang kini terbalut kaus putih dan celana jeans hitam. Kapan dia ganti baju.,? Seingatku tadi malam dia keluar dari kamarku dengan bathrobe yang menutupi tubuhnya.

Tunggu.., itu berarti dia te-lan-jang..?. Dengan keadaan begitu dia keluar dari kamarku.,? Astaga, aku memikirkan Popo yang selalu ku uyel-uyel di perutnya. Tak terasa pipiku panas.

Tiba-tiba..

Mata hijau, nan tajam itu terbuka dan...

Aku melihat matanya, pikiranku tiba-tiba berkelebat bayangan aneh.




Saat dirinya terluka dalam wujud manusia, dan berlari menuju gang tempat aku menemukan Popo. lalu berganti shift menjadi serigala Besar dan perlahan tubuhnya mengecil.





Sungguh aku mengira sejak awal bahwa Popo itu anjing, bukan serigala.






Lalu, aku  yang  datang.  Cakaran itu, ternyata beracun, hingga tak hilang sama sekali, namun meninggalkan sedikit bekas.

Aku yang menggendong nya, dan mengantarkannya ke sebuah klinik hewan. Aku yang mengurus dia hingga sembuh. Aku yang meninggalkannya di rumah sendirian. Dan dia sering berjalan-jalan di rumahku. Mandi menggunakan sabun ku, bahkan terus memakai bathrobe ku. Dan kembali berganti Shift saat aku akan pulang. Menungguku di ruang tamu.



Makanya, handukku sering basah, dan tubuhnya sangat wangi. Wangi sabunku.





Dia yang sering datang kerumahku, pulang pergi menggunakan mobilnya. Dan, berganti shift di dekat pintu mobilnya.





Sultan sekali.






Saat aku melamar kerja di kantornya, dia sama sekali tak melirik CV yang diajukan. CV itu hanya tergeletak di mejanya, dan sama sekali tak ada niat menyentuhnya. Hingga aku datang dan dia dengan spontan memanggil namaku. Dan panik ketika aku bertanya kenapa dia bisa tau namaku. Lalu matanya menangkap CV ku dan segera menjawab dengan gugup.






Pantas..







Lalu beralih ketika setiap pagi, aku membuatkannya sarapan dan secangkir kopi. Membangunkannya, dan ketika dia menggodaku dengan hanya memakai handuk di pinggang. Dia terlihat terkejut saat aku justru terlihat biasa saja.



Hei, ruang lingkup hidupku selalu di kelilingi laki-laki. Belum Danny yang ketika menginap disini, kamar mandiku kan tidak berada di dalam kamar.



Ketika aku mengurusinya, bak seorang istri dan dia hanya senyam senyum.



Kan aku di gaji untuk melakukan itu.



Ketika dia pergi ke kantornya, dan pulang kerumahku saat aku tengah berbincang dengan Mr. Igo tadi malam.

Tiba-tiba aku tersadar.

"Apa itu tadi.?"

Dan dia hanya tersenyum menyebalkan. Lalu kembali menutup mata.





*******
Sumpah Da lagi mager, tangan Da juga pegel banget, entah kenapa gantian terus pegelnya hari ini kanan, bsk kiri gitu dah ah.

Jan lupa vomment kalo cerita bagus

Love you all..

Eclipse (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang