11.

10 1 0
                                    

11.

Sorry for typo, enjoy..

Makanan pun siap, banyak memang porsinya agar semua orang kenyang. Oh okay memang hanya aku yang 'orang'.

"Trimakasih nona, makananmu memang enak seperti biasa" ucap para maid bergantian. Huh, tentu saja dengan lirikan mematikan untuk dany yang berada di sebelahku.

"Dany, yang meracik semua bahannya. Dan aku yang memasaknya."

"........" masih dengan suasanan perang.

"Oh, come on guys, sudah belasan tahun berlalu dan kalian masih tak percaya pada sahabatmu satu-satunya ini..,? Letta saja percaya padanya. "

Wajahku menyendu, Letta where are you ? I miss you so badly.

"Dia baik, ya walau tengil dan sering bikin onar, tapi dia yang benar-benar sahabatku."

Kini satu-persatu mulai menetralkan raut wajahnya. Ya, aku tau permusuhan yang sudah turun temurun sulit untuk di hilangkan. Namun setidaknya aura peramg sudah tak sepekat awal.

Selesai makan, dan para maid membereskan meja. Aku bersama Mike dan Dany mulai berbicara. Masih dengan tekad, sesegera mungkin memecahkan kasus ini.

"Jadi mungkin saja jawabannya ada di Dave atau Lary ini,? Namun pertanyaannya kalian mengenal mereka.?" Suara Mike.

"Aku hanya mengetahui jika Dave adalah tunangan Letta, dan Lary adalah Mate Letta." Suaraku.

"Dave yang kukenal sepanjang hidupku saja lebih dari 100 orang."

"Ck, kau sedang pamer bahwa hidupmu sudah sepanjang itu.,?" Sarkasku pada Dany, sembari menatapnya 😑. Sedang yang di tatap hanya cengengesan, dan Mike hanya terkekeh.

"Kira-kira siapa mereka.?"

"Aku hanya mengetahui sebatas itu karena Letta sering menyebutkan nama mereka tanpa informasi tambahan."

"Mungkin kita bisa memcari tau salah satu dari mereka, dan mengorek info tentu saja. "

"Ya, akupun memikirkan hal yang sama."

Siang pun beranjak ke sore, matahari mulai lelah dan tengah mengumpulkan niat untuk tertidur di gantikan sang rembulan.

"Bye Sam sayaaaanggggggg" teriak Dany dari jendela mobilnya sembari heboh melambaikan tangan.

Sungguh aku ingin berteriak bahwa aku tak mengenalnya, ketika para tetangga mulai memutar kepala mereka menatap kearahku dan Danny. Namun aku tetap melambaikan tanganku,  sembari tetap menyembunyikan wajahku menggunakan tangan.

Aku membuka pintu rumahku, dan surprise. Popo datang menyambutku, berlari kecil menghampiriku. Ku bawa tubuh mungilnya ke dekapanku.

Membawanya ke kamar dan mulai bermain mendandaninya. Begitu asyik hingga aku tertidur kelelahan.

Langit sudah tampak biru laut saat aku membuka mataku. Suara ketukkan pertama di pintu utama rumahku membuatku terbangun. Lalu ketukan ke tiga dan ke empat menyadarkanku, jika ada seseorang yang berkunjung ke rumahku.

Popo tak ada, ku cari dia sembari berjalan ke luar kamar namun tetap nihil. Ah, setidaknya aku tak khawatir. Alec dan Matthew bilang Popo, selalu pulang pergi ke rumahku dan rumahnya.

"Hai, Sam,.."

Ah, mantanku ternyata. Eh, maksudnya mantan boss ku. Mr. Igo lah siapa lagi.,?

"Eh, tampaknya aku mengganggu ya.,?"

"Ah, tidak juga aku malah berterimakasih padamu ,tak baik tidur di pergantian hari seperti ini."

"Ah, ya ya oya, aku membawa beberapa makanan dari cafe, niatku untuk makan bersamamu. Kau belum makan kan Sam..,?"

Eclipse (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang