17

6 1 0
                                    

17.

Enjoyed...

Da bakal jarang up okayyy








Dan satu nama terlintas di pikiranku.


Daniel.

Aku akan meminta bantuannya,. Entah bagaimana caraku melunasinya nanti. Yang terpenting kini aku harus segera keluar dari sana.

Taksi yang ku tumpangi berhenti di sebuah gedung apartement mewah.

Kuajak supir itu untuk masuk ke lobi dan menunggu Danny setelah, sebelumnya aku meminta petugas, menelponkan Danny.

Boro-boro handphone . Aku tak membawa uang sepeserpun tau.

‘’kenapa sih Sam kau itu menggangu tidurku ta,....’’

Omelan Danny terhenti saat aku menubruk tubuhnya dan menangis di dadanya.

‘’Sam,.. kau kenapaa,..??!!!’’ dia panik aku merasakannya.

Aku menunjuk ke arah supir taksi itu, dan tampaknya Danny sudah mengerti dan membayarnya ketika aku di bawanya ke kamarnya aku masih menangis dalam dekapannya. Aku hanya membutuhkan ini untuk sekarang. Pelukan dari seseorang yang kau tau, kau menyayanginya dan kau juga tau dia menyayangimu.  

Hanya pelukan,karena seseorang yang sedang kacau takkan mungkin bisa menerima saran dan memikirkan sesuatu nasihat.

Kini petang mulai merambah,. Aku masih setia memeluk Dany, sahabatku. Mungkin jika orang lain melihat kami akan salah paham dengan posisi kami. 

Kami Tiduran di sofa dengan posisi aku yang tiduran di badan Danny yang besar tentunya. Aku masih sesenggukkan. Dany yang menepuk-nepuk punggunggku walau matanya terfokus ke arah tv.

Kaos hitam Dany yang memang bukan kaos murahan itu sudah penuh dengan ingus dan iler-ku.  Sungguh aku tak peduli. Masa bodo dengan kaos jutaannya yang penting kesal ku tersalurkan padanya.

Wajahku masih sangat kacau tentunya. Danny bahkan sama sekali tak berubah sejak aku pertama bertemu dengannya. Maksudku fisiknya. Aku bahkan tak tau umur Danny sekarang ini. Ah, sudahlah yang penting aku menyayanginya sebagai kakakku.

Kakak, yang selalu ada untukku disaat aku membutuh kan sebuah pelukkan.

Kakak yang selalu menghapus air mataku, saat cairan asin itu terjatuh. Kakak yang selalu memberi ku semangat pada saat kacauku.

Kakak yang selalu menegakkan badan melindungiku saat dunia menghujatku.

Kakak, yang mengajarkanku cara bersepeda,.

Kakak yang  sama sekali aku tak punya, namun aku mendapatkannya.

Kakak yang tak sedarah denganku, namun ikatan persaudaraan kami sangat kuat.

‘’sruuutttttt,.....’’ aku mengeluarkan ingus ku lagi dan lagi pada kaos yang masih di pakai Danny.

‘’ Danny,. Aku perlu uang banyak, untuk membayar denda. Aku ingin kau meminjami ku, boleh ya,..? aku janji akan menggantinya secepatnya. Aku membutuhkannya sekarang, eh amat sangat membutuhkan banget.’’

‘’astaga Sam, kau ini pemborosan kata tau,.?’’

‘’jadi gimana,.? Boleh kan.? Aku tau kau takkan bangkrut hanya karena menolongku ya ya ya,,.?’’

‘’yaaaaaaaa,...’’ ucapnya sambil memutar bola matanya malas.

‘’ tapi, kenapa kau harus membayar denda,.? Denda apa.?  kalo gak salah, kulkas dan lemarimu bahkan aku yang mengisi nya,..’’

Eclipse (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang