6.

38 4 0
                                    


6

Happy reading guys, sorry for the typo

Aku hanya menemukan diriku sendiri yang terbaring di kasurku. Ah, pastinya Popo sudah kembali ke.rumahnya.

Bergegas, aku membereskan rumahku lalu berangkat ke cafe.

Mataharu baru saja tertidur, namun sang penguasa malam dan para dayang nya tak tampak. Hanya gemuruh dari langit yang hadir, bersama kilatan cahaya yang membuat alam tampak sangar.

Tetes air alam jatuh, menimbulkan suara khas. Perlahan jalanan kering itu, basah menyeluruh.

Diiringi wangi petrichore yang sangat menenangkan, di hidung setiap individi yang ada.

Aku sedang termenung menatap hujan, saat suara tantrum seorang bocah meenggangguku.

Bocah itu menangis sangat memilukan. Teriakannya memekakkan telinga. Aku menghampirinya. Terlihat orang tuanya bahkan memijat pelipisnya sendiri.

"Gakkk..!! Sammy, mau main diluaarrr !! Huaaaaaaaaa.. "

Aku mengernyitkan dahi, dan teringat permen buah yang tadi aku beli di depan cafe, bukan permen buah sih, lebih tepatnya buah yang dilapisi gula agar keras. Permen ini enak sekali, aku tak tau apa namanya.

Segera ku hampiri anak itu, mendekatinya yang menangis di dekat meja sambil berdiri. Ku sejajarkan tinggiku, dengannya. Aku rasa dia mulai tertarik dengan keberadaanku.

"Hai, adik kecil.."

"......."

Dia diam saja, padahal tadinya dia menangis sangat kencang. Orang tuanya melihatku yang memakai seragam cafe, agak lega mungkin. Setidaknya aku bagian dari cafe ini.

" kamu kenapa adik kecil.. "
" kau bukan kakakku, aku bukan adikmu,"

Dia judes.

Aku terkekeh sebentar lalu,

"Aku harus memanggilmu apa dong.,?"

"Sammy, " cicitnya. Hampir tak terdengar.

"Wooahh, nama kakak, Sam lho,   nama kita sama ya. ..?

Dia melirikku sebentar.

"Sammy mau main ayunan." Kini mulai terdengar lagi sesenggukkannya.

"Hei, coba lihat di luar sana. Hujan, deras sekali kan. Lagi puka ini sudah malam,. Mana boleh anak-anak main sendirian. Apalagi selucu kamu.."

" Sammy lucu..? "

Aku melirik ke arah orang tuanya yang kini sudah saling mengobrol.

"Tentu, "

"Tapi kata Mama, dan Papa Sammy anak nakal, manya Mama jahat sama Sammy, sering marahin Sammy,"

Oh, astaga. Anak ini..

"Mama marah itu pasti ada sebabnya, kayak sekarang deh,. Sammy minta main diluar. Padahal lagi hujan deras, nanti kamu sakit. Terus Mama dan Papa sedih," jelasku.

"Sammy gak mau mereka sedih kan..?" Lanjutku

"Eum, memang kenapa mama sedih..,?"

" ya karena Sammy sakit, coba bayangin. Sammy waktu sakit, lemes kan. Gak enak kan badannya..,?"

Dia mengangguk, aihh,.. lucunya aku ingin anakku seperti ini kelak.

"Terus kalo sakit tuh, makannya pasti gak ada yang enak kan.,? Gak bole makan ini juga kan..,?"

Ucapku sambil memperlihatkan permen buah itu. Mata nya berbinar melihat itu, walau masih sembab karena menagis kencang tadinya.

"Buat Sammy.?"

Eclipse (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang