Happy Reading
Empat orang lelaki menatap dengan pandangan pasrah kearah bangunan yang disiram air hujan. Pagi itu, mereka berempat berangkat bersama menaiki mobil untuk menuju ke sekolah. Hyunsuk, Asahi, Jeongwoo, dan Junghwan. Empat lelaki yang tinggal satu blok perumahan kini malah terjebak hujan.
Kalau mereka adalah manusia biasa, dengan senang hati tubuh itu akan menerobos butiran cair yang jatuh dari langit. Tapi ini tidak bisa, kalau terkena satu tetes saja bisa berubah. Mereka tak mau mengambil resiko untuk dijadikan tontonan. Ah, paling mengerikan malah dijual dan dibunuh lalu dijadikan pameran museum.
"Gimana nih? Deres banget lagi. Gak mungkin kalo nunggu terus di parkiran kayak gini." ujar Hyunsuk yang duduk di kursi kemudi.
"Terabas aja! Gak ngapa-ngapa deh keknya!" Jeongwoo malah sok tahu.
"Lo duluan aja kalo gitu." kata Asahi datar, sembari menoleh ke bangku belakang dimana Jeongwoo berada.
"Minta tolong satpam bawain payung aja gimana? Lagian mobil mewah kek gini gak ada payungnya, cih!" ujar Junghwan.
"Maaf, gue gak level pake payung. Gue lebih di payungin gitu sih." sombong Hyunsuk.
"Coba liat keluar siapa yang bawa payung buat lo, ada gak?" kata Jeongwoo, Hyunsuk malah mengalihkan wajahnya.
Mengabaikan dua sahabatnya yang lebih tua, Junghwan malah menekan tombol yang membuat kaca turun. Sebelumnya lelaki itu duduk lebih dekat dengan Jeongwoo agar tak terkena cipratan air hujan. Namun sebelum kaca benar-benar terbuka, teriakan heboh langsung dilantunkan untuknya. Bahkan Asahi yang pendiam pun sampai memukul kuat kepala lelaki itu.
"KENAPA SIH?!"
"JANGAN TOLOL!" teriak Asahi heboh. Bukan tanpa alasan, bisa gila dirinya kalau terkena dampak cipratan. Karena Asahi duduk didepan Junghwan, dekat sekali dengan kaca lelaki itu.
"Entar kalo air hujannya masuk gimana?!" Hyunsuk melotot.
"Apaan sih lo semua jangan heboh! Gue mau panggil satpam buat pinjem payung!"
"Lo manggil satpam diujung sana ya harus munculin kepala! Terus kepala lo kena air! Satu mobil yang gempar!" kata Jeongwoo dengan mata melotot, khas sekali ekspresi itu.
"Jadi gimana?" tanya Junghwan pasrah.
Asahi menoleh ke belakang, "telpon Jihoon."
"Enah! Dari tadi kek!" ujar Hyunsuk, lelaki itupun mulai mengambil ponselnya.
Ditekannya kontak Jihoon begitu saja dengan harapan lelaki itu langsung mengangkatnya. Mereka berharap sekali jika Jihoon turun kebawah dan mengajak para sahabat mereka yang lain. Siapa tahu mereka semua mau membawakan payung dan memayungi empat lelaki itu layaknya pangeran. Tapi sepertinya tidak mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mermaid Man✓
FantasySemua berawal dari harapan tidak jelas Jihoon di bulan purnama, hingga membuatnya menyusahkan para sahabatnya. Jihoon menganggap harapannya yang terwujud adalah keajaiban, berbanding terbalik dengan Junkyu yang mengatakan bahwa ini adalah kutukan. L...