Semua berawal dari harapan tidak jelas Jihoon di bulan purnama, hingga membuatnya menyusahkan para sahabatnya. Jihoon menganggap harapannya yang terwujud adalah keajaiban, berbanding terbalik dengan Junkyu yang mengatakan bahwa ini adalah kutukan.
L...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Happy Reading
"Tolongin gue, ini sakit banget..." katanya.
Tanpa pikir panjang, Jaehyuk langsung menggunakan kekuatannya untuk membuat air mendorong ikan hiu itu agar menjauh. Cukup sulit akibat kekuatan hiu yang mulutnya seakan tak mau lepas dari tubuh gadis itu.
Jihoon membantu, ia membuat hiu itu kepanasan akibat kekuatannya. Ketika gigitan dari hiu itu terlepas, kedua lelaki itu mengejar si ikan dengan cara berenang. Jihoon sempat menyuruh Doyoung untuk menolong si gadis dengan cara membawanya ke daratan. Gadis itu sulit untuk menggerakkan ekornya, lantas Doyoung menggenggam tangannya.
"Kemana?"
"Ikut gue, kita ke pinggir pantai yang agak jauh dari manusia."
Gadis itu menurut saja, Doyoung tak akan khawatir kepada Jihoon dan Jaehyuk yang kadang mandiri meskipun suka bertingkah diluar nalar. Lelaki itu menarik tangan si gadis dan mengajaknya berenang bersama walaupun ekornya sulit digerakkan.
Sampailah mereka pada sebuah tepian dengan keadaan yang sepi dari manusia. Tapi Doyoung masih bisa melihat diujung sana sebesar apa panggung pentas seni sekolahnya.
Ia menatap si gadis yang kini tertidur dengan ekor yang masih menyentuh air laut. Setelahnya tatapan itu beralih pada ekornya yang terluka akibat gigitan hiu.
"Lo bisa berubah jadi manusia gak?" tanyanya.
Gadis dengan sisik kelabu yang hampir menutupi seluruh badannya itu melirik Doyoung, "Iya." jawabnya.
"Punya kekuatan biar ekornya cepet berubah? Semacam air jadi uap kek punya Bang Jihoon?"
Tentu saja ia tak tahu siapa Jihoon, tapi ia yakin bahwa Jihoon adalah salah satu lelaki yang tadi menolongnya.
"Gak punya."
"Yaudah kalau gitu tunggu aja. Ngesot dikit dong biar ekor lo gak kena air terus."
Gadis dengan rambut sepunggung itu menuruti ucapan Doyoung. Ia duduk dan mulai terseok untuk menjauhkan diri dari bibir pantai yang airnya tak berhenti bergerak.
Doyoung menatap langit yang mulai berwarna jingga bercampur dengan hitamnya malam. Ia berfikir akan lebih cepat kering jika langit menunjukkan sinar matahari siang. Tapi apa daya, ia tidak bisa merubahnya.
"Kenapa lo bisa ada di laut?" tanya Doyoung, tidak suka keheningan yang terasa canggung itu.
