Happy Reading
"Bentar, lo..." ucapan Jihoon terhenti, dirinya seakan lupa apa yang ingin diutarakan.
Jearin tersenyum miring. Sudut bibirnya yang terangkat sedikit saja mampu membuat sebuah taring disana terlihat. Keduabelasan agak mundur sedikit. Mereka merasa bahwa aura siren yang dimilik Jearin sangat berbahaya ketimbang siren yang lainnya.
Wajar. Anak ini memiliki keturunan darah sekaligus berubah pula di fenomena setengah bulan. Makanya aura yang ditampilkannya berbeda. Bahkan bentukan Jearin lebih besar dan mengerikan.
"Kalian semua masih tidak percaya?" tanyanya.
"Gak mungkin! Jearin manusia! Lo gak usah ngaku-ngaku buat ngejebak kita!" kata Jaehyuk sembari menunjuk-nunjuk wajah itu.
"Yoon Jaehyuk, sejak kapan kau berani begitu kepadaku?"
Jaehyuk terbelalak, "Kok lo tau nama gue?!"
"Kubilang aku ini Jearin."
Jeongwoo tertawa, sedikit rasa sakit hadir didalam hatinya. "Kenapa?" lirihnya.
"Kenapa lo pura-pura jadi manusia biasa diantara kita? Kenapa lo ternyata siren yang bisa aja mengancam nyawa kita semua?" lanjut lelaki manis itu. Tersirat kekecewaan disetiap katanya.
Jearin diam, tak mau menjawab apapun yang ditanyakan oleh keduabelasan. Mata merah menyala gadis itu perlahan meredup. Namun aura jahat yang masih berada disana dan tak luntur.
Asal tahu saja. Saat ini Jearin menahan diri untuk tidak menyerang keduabelasan. Jiwa sirennya mengatakan harus membunuh orang-orang itu sekarang. Tetapi anehnya, ia malah diam saja.
"Kenapa, Jea? Kenapa lo bohong sama kita semua?" tanya Hyunsuk dengan nada rendah.
Lagi-lagi Jearin tidak menjawab. Hanya suara petir yang bersahutan diantara mereka. Suara itu seakan mewakilkan Jearin dengan seribu alasannya yang tak bisa dikatakan.
Asahi tersenyum miring, "Udah gue duga, lo cewek gak bener."
Haruto mengangguk. Ia berkata, "Tololnya lo semua malah mau-mau aja temenan sama dia. Udah diliat kan sekarang apa yang buat kita gak boleh sama-sama?"
Mashiho menggrenyit, "Bukannya Jearin mau bantu kita ke Atlantis? Keliatannya dia dateng buat pergi kesana dan ngelawan bangsanya sendiri."
"Gak ada orang baru yang mau berkorban sejauh itu." ujar Asahi, perkataannya menusuk tepat di ulu hati Jearin.
"Mau lo apa?!" tanya Junkyu, tak ada keramahan pada kalimat yang ia utarakan. Junkyu kecewa, ia marah akan kenyataan bahwa mereka berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mermaid Man✓
FantasySemua berawal dari harapan tidak jelas Jihoon di bulan purnama, hingga membuatnya menyusahkan para sahabatnya. Jihoon menganggap harapannya yang terwujud adalah keajaiban, berbanding terbalik dengan Junkyu yang mengatakan bahwa ini adalah kutukan. L...