Happy Reading
Suasana halaman belakang dekat kolam renang rumah Hyunsuk sedang berantakan akibat para sahabatnya yang menyelenggarakan pesta spesial kenaikan kelas mereka. Selain kenaikan kelas, pesta yang hanya dihadiri oleh mereka berdua belas itu juga diadakan dalam rangka menyambut empat yang paling termuda. Empat lelaki itu baru saja bergabung pada sekolah menengah atas.
Karena rumah Hyunsuk paling luas diantara yang lainnya, mereka tentu saja melakukan pesta disana. Pestanya juga bukanlah bakar-bakaran biasa, melainkan pesta kolam renang. Kini para lelaki itu hanya menggunakan celana pendek serta kaos maupun bertelanjang dada.
"Yuhuu!" sahut mereka semua sembari bersulang menggunakan gelas kaca yang berisi soda didalamnya.
Inginnya minum alkohol agar seperti anak nakal. Namun mereka semua masih ada yang dibawah tujuh belas tahun. Kasian kalau hanya beberapa yang minum. Tukang rusuh seperti mereka juga punya jiwa korsa.
"Eh, langitnya gak ada bintang sama sekali!" kata Doyoung sembari menunjuk angkasa. Benar saja, hanya warna biru gelap malam yang menghiasi. Tak lupa ada awan abu yang menutupi cahaya bulan.
"Sepi banget langitnya." ujar Junghwan polos.
"Yang rame cuma mulut Jeongwoo doang emang!" sahut Jaehyuk tanpa rasa bersalah, langsung saja lelaki itu di tenggelamkan oleh Jeongwoo yang mudah emosi tidak jelas.
"Eh, sini dulu! Gue ada cerita nih!" kata Jihoon, sembari menyuruh orang-orang itu untuk berdiri lebih dekat lagi.
Alhasil duabelas lelaki itu membentuk sebuah lingkaran tak beraturan hanya untuk mendengarkan cerita tidak jelas Jihoon. Semoga saja ceritanya adalah hal menarik yang tidak membuat bosan. Kasihan sekali kalau ekspresi mereka sudah serius begini kalau Jihoon nyatanya hanya ingin menipu.
"Apaan?" tanya Hyunsuk tidak sabar.
"Katanya kalau manusia nyebur ke air pas bulan purnama bakalan jadi duyung!"
"Najis! Tau banget nih gue!" sahut Yoshi sembari mendorong kepala lelaki itu.
"Anjing, itu kan kata-kata di sinetron putri duyung yang kemaren kita tonton bareng!" kata Junkyu.
"Ngadi-ngadi nih orang dewasa." ujar Haruto yang tak habis pikir.
"Yang paling cerdas gue doang emang." sahut Yedam sembari menjauh dari kerumunan itu.
Yoshi dan Junkyu tahu pasti bagaimana sukanya Jihoon menonton sinetron seperti itu akibat diracuni adik Haruto. Kalau bentukannya perempuan seperti adik lelaki Jepang itu tentu tidak apa berkhayal hal yang tidak jelas seperti itu. Bahkan adik Haruto minta dibelikan kostum agar bisa berenang layaknya putri duyung sungguhan.
"Sinting nih, putri duyung cuma mitos!" kata Jeongwoo.
"Lagian kenapa sih, Ji? Segitunya lo cuma gegara nonton doang? Apa jangan-jangan diracuni adiknya Haruto lagi?" sindir Mashiho.
"Dih! Kalau beneran gimana?!" kata Jihoon.
"Yaudah sih terserah lo." kata Hyunsuk lelah sendiri.
Kerumunan yang tadinya dibuat dadakan itupun perlahan menyebar kembali. Lingkaran tak beraturan sudah tiada lagi akibat beberapa dari mereka yang memilih berenang ataupun naik ke daratan untuk mengambil cemilan. Jihoon selaku oknum yang hanya berkata asal pun mendengus, dirinya bersandar pada sisi kolam renang. Asahi ada disampingnya kala itu, lelaki dengan wajah bak karakter tiga dimensi itu menoleh.
"Gak jelas." kata Asahi singkat.
"Jauh-jauh lo, Sa!" usir Jihoon sembari mendorong bahu kurus lelaki itu.
Asahi yang didorong hanya menggeser tubuhnya sejauh satu meter dari Jihoon. Ia kembali menegak minuman bersoda yang masih tersisa didalam gelasnya. Namun belum habis cairan itu, tepukan kuat dari Jihoon berhasil membuatnya menyemburkan soda yang belum tertelan barang satu tegukan.
"Kenapa sih?!"
"WOI! WOI! ADA BINTANG JATUH!" heboh Jihoon.
"Terus kenapa, cok?!" sahut Jaehyuk yang baru saja menyembulkan kepala dari dalam kolam.
"Katanya kalau buat permohonan bakalan terkabul! Gue mau buat permohonan nih, diem lo semua!"
"Terserah lo, Ji." ujar Mashiho lelah sendiri.
Jihoon tak menggubris ucapan Mashiho. Lelaki itu menangkup kedua telapak tangannya sejajar dibawah dagu. Tak lupa ia memejamkan mata dan berdeham sebentar. Jika kalian mengira ia membuat permohonan dalam hati, tentu saja salah. Nyatanya Jihoon sengaja memohon menggunakan suara yang besar agar yang lain mendengarnya.
"Semoga kita semua jadi duyung!" katanya.
"SERAH!" teriak Hyunsuk emosi sendiri sembari mengibaskan air kolam.
"Ya, amin aja deh." kata Junghwan setengah hati.
Bintang jatuh sudah tak terlihat lagi, lantas Jihoon tertawa menyebalkan kearah teman-temannya yang menatapnya aneh. Terserah lelaki itu saja, hal-hal yang berbau mitos seperti ini tak akan menjadi nyata dengan mudah. Bahkan Yedam yang paling pintar pun hanya mengedikkan bahu saking tidak pedulinya dengan permohonan Jihoon yang tidak jelas itu.
Tenang saja, tak akan pernah terkabul. Itulah yang ada dipikiran mereka semua setelah Jihoon mengakhiri tawanya dan beranjak dari kolam untuk mengisi gelasnya dengan soda kembali.
"Sinting." gumam Asahi bersamaan dengan Jihoon yang mulai menuangkan soda ke gelasnya.
Lelaki itu menegak habis soda yang tersisa didalam gelasnya. Setelah itu ia menatap langit yang masih segelap tadi warnanya. Asahi berekspresi biasa saja saat melihat bulan purnama tak ditutupi oleh awan kelabu seperti tadi. Cahaya bulan yang terang bahkan memberikan pantulan pada air kolam renang. Cantik sekali, hanya itu yang ada dipikiran Asahi yang terkunci menatap purnama tanpa rasa curiga.
_____
Teu-Ha!
Selamat datang diceritaku yang baru! Semoga kalian suka ya!
Btw aku lagi hiatus sekitar 2 mingguan, kemungkinan update teratur pas akhir bulan juni hehe
Seperti biasa, Vomment Juseyoo~
KAMU SEDANG MEMBACA
Mermaid Man✓
FantasySemua berawal dari harapan tidak jelas Jihoon di bulan purnama, hingga membuatnya menyusahkan para sahabatnya. Jihoon menganggap harapannya yang terwujud adalah keajaiban, berbanding terbalik dengan Junkyu yang mengatakan bahwa ini adalah kutukan. L...