Non Quis Sed Quis

684 123 61
                                    




——📌——









Sepasang manik elang menilik tajam; menembus barikade defensive imajiner yang dipasang oleh pemilik sepasang manik rubah.


Di tengahnya, Jaemin terbungkam, tidak tahu apa yang harus digunakannya untuk memecahkan kesunyian.


Waktu terus berlalu, tetapi keadaan tetap sama; dingin dan semakin menegangkan. Sampai akhirnya sentuhan lembut dari Jaemin, berhasil membuyarkan tikaman tatapan dari si Manik elang.


"Love, ini Jeno."


Mark mendengus lirih. "Then?"


"Dia yang mengenalkanku kepada pemilik café ini. Err... dia juga yang kapan hari bertemu—"


"Aku memergoki kalian," koreksi Mark, sinis.


Jaemin berdeham. "Yes. It was, as you said."


Satu langkah ke depan terambil, Mark lalu menyelipkan kedua tangannya ke dalam saku jaket kulitnya. Tatapannya kembali menghujat, bibirnya terkatup rapat; tetapi salah satu sudutnya terangkat.


"Jeno. Lee Jeno." Senyuman serupa busur sang dewa asmara terpampang tampan, menyusul tangan yang sudah lebih dulu terulur maju, hendak memulai sapa.


Mark mendecih sinis. "Aku tidak tuli. He's already told me your name."


Jeno menarik kembali uluran tangannya, terdiam sambil mencuri tatap pada Jaemin.


"Di mana Boss-mu, Babe?" tanya Mark, memalingkan tatapannya dari Jeno kepada Jaemin.


"A-ah... Sajangnim mungkin ada di ruangannya. Tetapi bisa juga dia belum datang." Jaemin menjeda, beralih pada Jeno. "Apa Sajangnim sudah datang, Jen?" tanyanya.


Jeno tersenyum penuh; tampan, menawan. "Semalam Hyeong tidak ke bar. Dia datang lebih awal hari ini."


"Ah... okay..." Jaemin menggandeng tangan Mark dan menggenggamnya dengan erat. "Shall we?"


Tidak menjawab, tidak merespon, Mark hanya terdiam, membiarkan Jaemin menarik tangannya sementara tatapannya masih belum puas menghujat sosok Jeno.


"Love, please," bisik Jaemin, tepat sebelum ia mengetuk pintu ruangan Johnny.


"What please?"


Senyum cantik merekah, satu kecupan dicuri setelahnya. "Behave, he's a nice guy. Kind and well... you'll see," ujar Jaemin.


Kedua manik elang Mark berotasi malas. Ia lalu melengos malas sementara Jaemin mengetuk pintu ruangan Johnny dua kali.


"Come in." Seruan terdengar sedikit sayup dari dalam, Jaemin lekas memutar knop dan melangkah masuk.


Di dalam, Johnny menyapanya dengan senyum khasnya; yang tetiba lenyap ketika tangkapan netranya tertumbuk pada sosok Mark.


"Hm? What's wrong, Jaemina?" tanya Johnny, melepas kacamata bacanya.


Tergagap, Jaemin memaksa tersenyum seraya menarik kursi dan mengajak Mark serta untuk duduk bersamanya. "Sajangnim..." Ia memulai kalimatnya dengan satu lirikan penuh arti pada Mark. "Um... ini suami saya. Err... uh... um..."


"I'm here to see what kinda place he'll work his ass off," serobot Mark, pandangannya mengelilingi seisi ruangan Johnny. "I've heard you're a nice guy."


SOBER || MARKMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang