Status Quo

759 108 22
                                        




——📌——







Aah... Jeonju...


Kota yang memiliki arti wilayah yang sempurna—secara harfiah.


Dan memang, selain kesejukan dan keasrian lingkungannya, Jeonju dipenuhi oleh kisah sejarah dan budaya yang tersisa berupa sebuah desa.


Desa yang berisi hampir 800 Hanok atau rumah adat tradisional Korea Selatan.


Jajaran kedai yang menyajikan masakan khas turut serta mengguncang rasa ingin berkelana dan melanjutkan waktu untuk berwisata.


Tetapi keinginan berwisata milik Inspektur Park harus kandas karena Detektif Jang menariknya—sedikit memaksa—untuk masuk ke kediaman; atau kita sebut saja Mansion Na.


Di sepanjang lorong menuju ruangan yang sudah disiapkan untuk menjalani proses penyelidikan; pengambilan alibi dan keterangan para saksi, Inspektur Park terus saja berdecak kagum dengan lukisan mahal yang terpanjang di dinding dengan anggunnya.


"Sewaktu kita ke sini dulu, aku tidak sempat mengagumi lukisan-lukisan ini. Ada lukisan silsilah keluarga juga, menarik..." ujarnya yang dibalas oleh dehaman rendah dari Detektif Yoon.


"Inspektur Park." Sekretaris Jung berdiri tepat di depan ketiganya, membungkuk rendah; menyapa sopan.


"Apa semua orang sudah berkumpul?" tanya Detektif Jang kepada Tuan Jung.


"Ya, Detektif. Saya sudah memberikan instruksi kepada mereka sesuai dengan apa yang Anda minta," jawab Tuan Jung seraya memandu ketiganya menuju lorong lain yang akan membawa mereka ke bagian paling utara dari Mansion Na.


Setelah beberapa saat, mereka berhenti tepat di depan sepetak ruangan dengan pintu mahoni megah yang tertutup rapat.


Tuan Jung membungkuk sopan sekali lagi sebelum akhirnya membukakan pintu untuk Trio Homicide Squad.


"Silahkan," ucap Tuan Jung itu seraya menutup kembali pintu dengan rapat.


Di dalam ruangan yang cukup mewah itu, Inspektur Park menghitung total dari para mangsanya; para pelayan dari kediaman Na yang kini kembali ke Mansion mewah ini.


5 orang; Tuan dan Nyonya Kim; supir dan koki, Tuan Ahn; tukang kebun, Nona Kang; sang babysitter, dan terakhir Tuan Min; sang ketua kelas.


"Saya ingin berkunjung ke kamar kalian masing-masing, apa boleh?" Tanpa basa-basi, Inspektur Park melangkah maju, mendekat kepada Nyonya Kim. "Dimulai dari Anda, bagaimana?"


Dengan ini, Trio Homicide Squad mengikuti langkah Tuan dan Nyonya Kim menuju kamar mereka. Sementara yang lain, harus menunggu giliran dengan manis di ruangan tadi.


Nyonya Kim membuka pintu kamarnya dengan lebar. Menyajikan pemandangan kamar sederhana dengan satu ranjang cukup besar dengan beberapa furniture antik yang tertata rapi.


Inspektur Park berjalan berkeliling, sementara kedua Detektifnya mulai menanyai ulang reka kejadian—saat mayat Tuan dan Nyonya Na ditemukan—kepada Tuan dan Nyonya Kim.


"Jadi, yang pertama masuk adalah Kepala Pelayan Min? Benar begitu?" ulang Detektif Jang.


Nyonya Kim mengangguk. "Saya menyusul setelahnya. Saat itu saya langsung menyibak tirai di ruang kerja Tuan Besar. Kebiasaan saya setiap pagi."


SOBER || MARKMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang