——📌——
Segaris sinar matahari menyelinap masuk melalui celah-celah tirai dan terjatuh tepat di kelopak mata Jaemin yang masih tertutup rapat.
Dengan bergantinya detik, cahaya itu semakin mengganggu sosoknya yang masih terbelenggu dalam cengkeraman senandung malam. Sampai akhirnya, berhasil membuatnya terpaksa membuyarkan mimpi.
Sejenak mengerjap; menyesuaikan pikiran yang masih terbagi antara mimpi dan kenyataan, lalu dia menarik kedua tangannya yang ternyata sedang merengkuh sosok pria kesayangan yang masih terlelap di sisi; membelakanginya.
Memar melingkar kebiruan tercetak jelas di kedua pergelangan, dengan lembut dan sedikit gemetar, Jaemin menarikan jemarinya di sana; memastikan kalau itu nyata. Terima kasih kepada nyeri ketika ia menekannya.
Nafas terhela panjang; lirih, takut untuk didengar sang pemilik hati. Bibir terkunci; waspada, takut untuk mengucapkan sapaan pagi yang tidak disadari. Jaemin memilih diam, tidak begerak seperti patung lilin yang tidak bernyawa. Sepertinya itu lebih baik dari pada membangunkan sang Dewa Janus dengan sisi wajahnya yang mengerikan untuk disapa.
Sekian menit dia seperti itu, sampai akhirnya terdengar geraman rendah dan punggung sang kekasih bergerak seraya memutar posisinya.
Ini mungkin masih pukul enam—ah, mungkin tujuh—pagi. Tetapi Jaemin sudah dipaksa untuk memompa jantungnya lebih ekstra ketika Mark membuka kedua mata dan langsung menatapnya tanpa aba-aba.
"You're awake..." bisik Mark parau.
Bisa Jaemin rasakan hangatnya hembusan nafas Mark yang masih menyimpan aroma semalam di wajahnya. Ia berjengit ketika Mark melingkarkan tangan di tubuhnya; sekuat tenaga mencoba untuk tidak gemetar dan tetap tenang seperti biasa.
"Kenapa kau diam? Did cat got your tongue, Babe?"
"I'm sorry..."
Mark memejamkan kedua matanya erat seraya mendekap Jaemin lebih dekat. ''What for?"
Terdiam lagi untuk beberapa saat, Jaemin akhirnya memberanikan diri untuk menjawab. "Karena aku sudah berbohong."
Kedua manik elang Mark terbuka, dekapan terurai, jemarinya kemudian mulai menari di sepanjang garis tubuh Jaemin; lembut, perlahan tanpa penekanan. "Kenapa kau berbohong?" tanyanya, tatapan kini menikmati hasil karyanya semalam di leher jenjang sang kekasih.
"A-aku..."
"Hm?"
"Aku bosan dan ingin jalan-jalan, Mark."
Di akhir jawabannya, Jaemin memejamkan mata dengan erat. Ia meringkuk dengan kedua tangan bersatu di depan wajah.
"So, Tuan Muda merasa bosan, ingin berjalan-jalan dan memutuskan untuk menyembunyikannya dariku, hm?" balas Mark. "Kenapa tidak mengatakannya padaku dan kenapa malah memilih jalan yang salah?"
"A-aku..." Jaemin kembali berjengit saat telapak tangan Mark meraup wajahnya, sejenak gemetar kemudian ia bersandar nyaman ketika yang Mark lakukan hanyalah menangkupnya dengan penuh kehangatan. "Ka-kau sibuk bekerja... a-aku ti-tidak bisa mengatakannya, karena aku takut kalau kau akan melarangku pergi."
"You stupid motherfucker." Mark menghela nafas berat. "Tentu saja aku pasti akan melarangmu. Apa kau tidak ingat kalau kita sedang berada di posisi seperti apa, hm?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SOBER || MARKMIN
De Todo【ONGOING】 【BAHASA】 ❝ ᴡʜᴀᴛ ᴀ ᴘʟᴏᴛ ᴛᴡɪᔕᴛ ʏᴏᴜ ᴡᴇʀᴇ ❞ ╔═════▣ ⚠️️ ▣═════╗ 🇨🇦🇺🇹🇮🇴🇳🇸 ╚═════▣ ⚠️️ ▣═════╝ ⚠️ ᴛʜɪs ɪs ɴᴏᴛ ʏᴏᴜʀ ᴏʀᴅɪɴᴀʀʏ, ʟᴏᴠᴇʏ ᴅᴏᴠᴇʏ, ᴀɴᴅ ғʟᴜғғʏ sʜɪᴛ ʟᴏᴠᴇ sᴛᴏʀʏ‼️ 🔞 ɴᴏ, ɴᴏ, ɴᴏ, ғʀᴇᴀᴋɪɴ...