Fronti Nulla Fides

1K 170 28
                                    





——📌——







Sepekan sudah, Jaemin melalui hari-harinya dengan penuh was-was tentang pekerjaannya di café milik Johnny. Ya, selama sepekan ini, ia berhasil menyembunyikan pekerjaannya itu dari kekasihnya.


Pagi setelah Mark berangkat bekerja, ia bergegas mengganti pakaian dan berangkat sendirian ke kota. Dan secepat mungkin ia kembali ke rumah sebelum kekasihnya itu pulang terlebih dahulu.


Semua itu ia lakukan dengan tingkat kewaspadaan yang tinggi, sangat berhati-hati, dan teliti dalam mengatur waktu. Ia juga meminta izin untuk tidak masuk ketika Mark mendapatkan libur dari pekerjaannya.


Semua rencananya berjalan rapi, teratur dan tidak bercela sama sekali.


Pernah sekali Mark menanyakan tentang kenapa ia terlihat kelelahan, namun dengan tangkas ia mengalihkan pembicaraan dan memberikan alasan kalau ia hanya belum bisa membiasakan diri untuk beradaptasi dengan cuaca dan hidup dengan angin laut yang cukup dingin jika malam hari.


Dan pagi ini, Mark sedang bersiap untuk berangkat bekerja di depan pintu; memakai sepatu dan memeriksa kembali isi tas selempang kecilnya.


Sementara Jaemin, ia tampak sedikit gelisah karena jam sudah hampir menunjukkan pukul delapan dan ia sama sekali belum bersiap.


"Aku mungkin akan menginap, Babe," ucap Mark setelah membaca isi pesan di ponselnya.


Jaemin terdiam. Tidak merespon apapun.


"Babe?"


"Uh? Ya? Kenapa?"


Mark menghela nafas panjang. Ia menepuk lantai di sisi kirinya; Jaemin lekas duduk bersimpuh di sana. "Kau tidak enak badan?" tanyanya sembari menangkup pipi Jaemin dengan tangan kirinya.


Jaemin menggeleng pelan seraya tersenyum dan bersandar pada hangatnya telapak tangan Mark.


"Aku ditugaskan untuk mengirim cargo yang baru datang ke luar kota. Dan sepertinya, aku akan menginap di perjalanan." Mark menjeda, mengamati raut wajah yang sedang ditampilkan oleh kekasihnya itu. "Tidak apa? Aku tinggal sendiri malam ini, hm?" lanjutnya.


Tetap tersenyum, Jaemin mengangguk kecil. "Tidak apa. Mau aku bawakan bekal untuk di perjalanan? Kita masih punya beberapa snack ringan dan aku bisa membuatkan nasi kepal."


"Tidak perlu. Aku hanya membutuhkan keyakinan kalau kau akan baik-baik saja di rumah."


Satu kecupan hangat mendarat di dahi Jaemin; membuatnya memejamkan mata dan membuat Mark membawa kecupannya ke kedua kelopak mata yang tertutup itu.


"Jangan sampai telat makan dan jangan pergi jauh-jauh. Jika Nyonya Yoon mengajakmu berjalan-jalan lagi, pakai jaket tebal, aku tahu ini musim panas, tetapi angin laut sepertinya sudah menjadi musuh besarmu saat ini, okay, Babe?" pesan Mark yang diakhiri dengan satu kecupan di bibir Jaemin.


"Yes, Love."


Mark tersenyum tampan. "Kalau begitu, aku berangkat dulu. Berjanjilah padaku kau akan baik-baik saja. Dan aku minta tolong dengan sangat, jangan keluar rumah jika tidak penting, mengerti?"


Satu anggukan penuh keyakinan diterima sebagai jawaban, Mark kemudian menghela nafas lega dan bergegas membuka pintu depan.


Lambaian tangan Jaemin terhenti saat sosok kekasihnya sudah tidak lagi terlihat dari kejauhan. Dan di detik selanjutnya, secepat kilat ia kembali masuk dan bersiap untuk pergi bekerja.


SOBER || MARKMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang