"Gue benci ma lu. Lu itu toxic..." Prilly memandang penuh kebencian sarat kekecewaan terhadap Reza.
Dengan tatapan penuh sindiran, Reza sambil bersidekap dia melirik wanita itu dan tersenyum tipis. "Gue toxic,tapi lu cinta kan?"
____________________...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Suasana malam yang diguyur hujan membawa kesenduan tersendiri, iringan suara hujan menemani kesepian yang dirasakan Prilly.Prilly duduk termenung di balkon, ini sudah memasuki bulan puasa , dia baru saja melaksanakan sholat tarawih.
Dalam diamnya dia memikirkan Rasya, sudah lebih 6 tahun menjalin hubungan bersamanya. tunanganpun sudah lama diresmikan, walaupun awalnya hubungan ini hanya main main namun lama kelamaan Prilly berusaha menjadikan hubungan ini menuju jenjang serius.
Hubungan 6 tahun yang dijalin dengan hubungan LDR karena Rasya sering bekerja di luar kota. Jarang sekali bertemu terkadang membuat rasa di hati Prilly hambar, sesekali dia mengingat Reza apalagi ketika Reza meminta pertemanan di medsos, dia hanya bisa menarik nafas menyadari kalau Reza dan dia sudah memiliki kehidupan masing- masing,walaupun dia agak terganggu setiap kali Reza mengelike postingannya, kadang dia tidak mau kegeeran kenapa Reza masih sering nge-like postingannya, dia kembali menganggap itu hanya bentuk Reza sependapat dengan tiap feed yang dipostingnya. Reza tidak pernah sekalipun mengelike foto atau vidio pribadinya, kabanyakan Reza me-like postingan motivasi yang diunggah Prilly di laman instagramnya. Hanya itu tidak ada faktor lain.
Lagipula bisa jadi sekarang Reza sudah menikah, bisa jadikan yang dia bilang menghadiri acara pernikahan ponakannya di Jakarta beberapa tahun lalu adalah pernikahannya,mana tahu dia berbohong, alih alih mau balas dendam pada Prilly,untuk memanasi Prilly dengan cara membohongi Prilly kalau yang sebenarnya nikahan itu bukan ponakannya melainkan dirinya. Dan kalau seandainya Prilly pergi ke pesta itu,maka Prilly nggak sanggup membayangkan betapa hancurnya hatinya melihat Reza bersanding dengan wanita lain. Sampai sekarang dia juga belum siap melihat Reza duduk berdampingan dengan wanita lain. Lebih baik dia mendengar kabar Reza sudah menikah daripada melihatnya di resepsi pernikahan. Hatinya nggak kuat.
Terkadang Ada rasa rindu kepada Reza namun cepat ditepisnya, dia yakin itu percuma karena dia yakin Reza tidak mencintainya, dan entah bagaimana hancurnya kehidupan Reza sekarang,mungkin dia masih mabuk, main perempuan, konsumsi narkoba, pokoknya pasti amburadul hidupnya dan Prilly tidak tahan jika mengetahui hal itu.
Baik. Lupakanlah Reza. Lupakan Prilly,kamu sudah punya kehidupan baru.
Prilly menatap nama Rasya di layar ponsel.
Mungkin takdirku pada pria ini. Batinnya.
Dia mendial nomor Rasya. Sedari tadi dia menunggu panggilan dari pria itu namun nampaknya tidak kunjung ada. Sudah jarang Rasya menghubunginya.
"Halo."
"Assalamualaikum rasy..."
"Waalaikumsalam Pril...maaf aku lagi kerja tadi jadi nggak sempat nelpon kamu."
