"Gue benci ma lu. Lu itu toxic..." Prilly memandang penuh kebencian sarat kekecewaan terhadap Reza.
Dengan tatapan penuh sindiran, Reza sambil bersidekap dia melirik wanita itu dan tersenyum tipis. "Gue toxic,tapi lu cinta kan?"
____________________...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Reza Pov.
Hari ini aku melakukan aktivitas santai, berenang di rumahku dan menikmati hari dengan santai. Tidak banyak kegiatan di luar yang menuntutku untuk terlalu sibuk, semua kondisi job aman terkendali saat ini.
Perlahan Aku melihat ke arah langit biru yang hangat dan cerah, aku selalu menyukai langit warnanya cukup menentramkan hatiku.
Lalu wajah itu muncul ketika aku melihat awan yang berlalu, wajah wanita yang bertahun tahun aku rindukan.
Aku ingin sekali ke Jakarta,bertemu dengan dirinya. Menyentuh tangannya dan memeluknya erat.
Pril, kini kita satu...ternyata keyakinanku atas perasaanmu itu benar. Aku ingin memelukmu erat dan mengatakan kalau selama ini aku merindukanmu.
"Dan aku hanya tinggal menunggu 30 hari untuk menikah dengan Rasya,bang. " teringat kembali ucapannya yang mematahkan hatiku.
Hhhh,hanya menunggu sebulan lagi sebelum dia diambil orang, menjadi milik sah orang lain... rasanya kami mustahil untuk menyatu.
Tapi mengapa rasa ini tidak bisa lari kemana-mana,tidak peduli ketika begitu banyak wanita menemani hariku,tetap saja tidak ada yang menetap, bahkan seorang Raline pun tidak ada di sini,di hatiku.
Ponselku berdering.
Dengan gontai aku keluar dari swimming pool dan meraih ponsel.
Hhhh...Raline yang menelpon.
"Yup..."
"Yank, kamu dimana?"
"Di rumah."
"Aku kesana ya."
"Nggak ada orang. Cuma aku."
"Yah nggak apa apa, kita kan udah mau nikah..bebas..."
