"Gue benci ma lu. Lu itu toxic..." Prilly memandang penuh kebencian sarat kekecewaan terhadap Reza.
Dengan tatapan penuh sindiran, Reza sambil bersidekap dia melirik wanita itu dan tersenyum tipis. "Gue toxic,tapi lu cinta kan?"
____________________...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Prilly Pov.
Aku terkejut melihat sosok pria yang membuka pintu pantry.
Bang Reza,kenapa dia ada di sini malam ini?
"Hey..." nada suaranya seperti orang yang baru mendapatkan surprise ultah.
"Bang Reza?"aku memperhatikan geraknya menuju ke arahku.
Dia duduk berhadapan denganku dan menatapku. Duh wajah itu,wajah yang aku rindukan yang mengubah semua sedihku menjadi lenyap.
"Kok kamu ada di sini?"
"Hmm..tadi kerja sebentar Bang..."
"Ooo...hmmm,Kenapa nggak pulang?" Dia melirik jam tangannya "heh,udah jam 23.00...nggak baik anak gadis pulang tengah malam." Matanya menatapku langsung menancap ke hatiku.
Aku terdiam. Hatiku langsung menghangat gegara perhatiannya.
Bagaimana mungkin wanita tidak jatuh cinta padamu,bang?
"Kamu pulang sama siapa? Ada yang jemput?"
"Belum ada. Aku mau menghubungi Ali nanti..."
"Ali mana?"
"Itu,temanku yang datang ke sini untuk mengembalikan hutangnya."
"Ooo..hmmm...abang aja yang antar kamu pulang ya..."
Serasa tidak percaya dengan apa yang barusan kudengar,aku masih mengirim sinyal itu ke otak dan mengingat ingat kalimat yang baru saja kudengar. Ya Allah sifat bucinku mulai kambuh.
"Hmm boleh..."
Dia menatapku agak lama lalu tersenyum tipis dan dia menunduk sesaat, sementara aku sedang berusaha menyembunyikan kegugupanku.
"Ya udah. Ayo!" Dia menarik zipper jaketnya.
Dan aku mengikuti langkahnya menuju parkiran, sungguh debaran ini tidak mau berhenti berdentum membuat langkahku sedikit kikuk.
Dia membuka pintu mobil dan mempersilahkan aku masuk.
Bolehkah aku menghayalkan kalau kekasihku yang membukakan pintu untukku?
