2 1

8K 1.3K 273
                                    







"Xiaojub, itu Renjun bukan?"


Lelaki yang dipanggil tadi mendongak, mengikuti pandangan si lawan bicara. Baru ia akan membenarkan, temannya sudah lebih dulu memanggil Renjun hingga pemuda itu menoleh.


"Kau kenal?" tanya Donghyuck bingung. Bukannya menjawab, Renjun malah menggigit bibir sembari mengeratkan genggaman tangannya pada Donghyuck.


"Huang Renjun, kan?" Lelaki yang tadi memanggil namanya memastikan.


"Ten?" Renjun menggumam lirih. Si manis itu mencoba menarik bibirnya, tersenyum kikuk pada lelaki didepannya itu —juga pada lelaki yang berdiri di belakang Ten, Xiaojun.


"Siapa?" Tanya Donghyuck pelan. Ia menatap kedua lelaki di hadapannya itu dengan pandangan menyidik, terutama saat menyadari bahwa Renjun tidak cukup nyaman dengan keberadaan mereka.

"Kenalkan," jawab Renjun seperlunya. Ia merasa tidak perlu menjelaskan bahwa Ten merupakan teman dari Xiaojun yang cukup mengenalnya —terutama mengenai siapa Xiaojun itu sendiri. Tidak perlu. Tidak penting.


"Kebetulan sekali kita bertemu disini," ujar Ten sembari melirik Xiaojun.


"Ya, Xiaojun! Kau tidak ingin menyapa mantan pacarmu?"

Mendengar kata mantan disebut, seketika Donghyuck melemparkan pandangannya kepada Renjun kemudian Xiaojun. Bola matanya bergerak, menilai Xiaojun dari ujung rambut hingga ujung kaki.

Secara keseluruhan, Xiaojun merupakan lelaki yang cukup menarik, dengan garis rahang tegas dan alis tebal yang memberikan kesan sensual pada wajah rupawannya. Donghyuck malas mengakuinya, tetapi Xiaojun memang terlihat sedikit lebih tampan dari dirinya.


Hanya sedikit. Sedikiiit sekali. Tegas Donghyuck dalam hati.



Juga sedikit lebih putih, tambah Donghyuck dalam hati. Merasa kesal karena ketampanannya masih juga dilampaui oleh lelaki yang diduga merupakan mantan calon suami Renjun.



"Kami sudah bertemu, kok." Xiaojun memberi informasi.


"Kapan?" tanya Ten dengan kedua bola matanya yang melebar. "Hei, kenapa tidak bercerita padaku!?"


"Dua hari yang lalu. Kau juga tidak bertanya padaku, untuk apa aku bercerita," jawab Xiaojun santai.


Lelaki itu melirik telapak tangan Renjun yang digenggam oleh Donghyuck. Tersenyum tipis lantas memberi kode kepada Ten.

"Kami duluan ya, Ren," pamitnya lantas lebih dulu pergi menuju lobby Hotel, berlawanan dengan rombongan Renjun yang berbelok ke arah restoran.


"Kak, yang tadi itu siapa, sih?" Minjoo bergerak mundur. Menggantikan posisi Donghyuck yang tiba-tiba saja melepaskan genggaman tangannya dan berjalan cepat menghampiri Mino.


"Tadi aku dengar yang memanggil kak Renjun itu menyebutkan kata mantan. Memangnya kau pernah pacaran? Punya mantan kekasih juga?" tanya Minjoo terus-menerus tanpa menunggu jawaban dari Renjun.

Membuat Lia yang berjalan di depan mereka mendengus kesal. Ia mungkin juga penasaran dengan lelaki yang disebut sebagai mantan kekasih Renjun tadi. Namun, Lia masih punya etika untuk tidak memberondong Renjun dengan berbagai pertanyaan yang mengganggu seperti Minjoo.

"Joo, lebih baik kau diam atau kututup mulutmu dengan stilleto milikku?" ancamnya. Sukses membuat Minjoo bungkam, karena Lia tidak pernah main-main dengan ucapannya.






pretend ; hyuckren ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang