1 5

9.8K 1.5K 245
                                    

hewow 😚❤️




"Kekasih bohongan maksudmu?"


Tidak ada yang salah dari pertanyaan Renjun. Pertanyaan yang lebih terdengar sebagai sebuah pernyataan itu memang diungkapkan sesuai fakta yang ada. Karena nyatanya, Renjun dan Donghyuck memang bukan pasangan kekasih yang sesungguhnya. Mereka terikat dalam sebuah perjanjian yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu —pernikahan Jisung dan Chenle.

Akan tetapi, meski mengatakan fakta, Renjun merasa ada yang salah dengan ucapannya. Terlebih setelah Donghyuck membalas perkataannya dengan tatapan penuh luka yang tidak pernah ditunjukkan oleh lelaki itu.

'Iya, pacar bohongan. Terimakasih sudah diingatkan tentang itu.'

Renjun mengurut kening. Memikirkan kembali bagian salahnya yang menyinggung Donghyuck hingga berkata seperti itu. Ada satu perkiraan yang kemudian mengganggu batinnya. Mengharapkan satu perasaan yang mungkin terbit di hati Donghyuck, tetapi lekas ditepis oleh Renjun dengan segera.

Bukannya Renjun buta dengan perhatian Donghyuck selama ini, dia hanya takut berharap terlalu jauh. Dan ternyata perasaan Donghyuck tidak seperti yang dia harapkan.

Terlebih, kerap kali lelaki itu menyisipkan kata 'bercanda' di setiap pernyataan ambigunya. Membuat Renjun tidak mudah percaya kalau yang dikatakan lelaki itu adalah keseriusan.

Renjun menarik napasnya begitu dalam. Mengisi ruang kosong alveolusnya dengan pasokan molekul oksigen yang cukup. Ia sungguh merasa jika yang diceletukinya kemarin malam pasca pertemuannya dengan Lucas adalah salah.

Niatan untuk meminta maaf, siapa tahu dirinya menyinggung Donghyuck pun sempat terlintas. Namun, ketika melihat si kekasih bohongannya ini duduk bersama anggota keluarganya yang lain di meja makan, membuat semua yang dipikirkan Renjun semalaman hingga membuat kepalanya nyaris pecah itu sia-sia.

Bagaimana Donghyuck tertawa menggoda Chenle yang gugup karena akan menjalani sidang skripsi hari ini. Bagaimana Donghyuck menanggapi celotehan absurd sepupunya sekaligus calon adik ipar Renjun —Jisung. Bagaimana Donghyuck memuji roti bakar berselai cokelat kacang buatan Ibunya. Renjun rasa harga diri Donghyuck sama sekali tidak terluka. Semua tidak seperti yang Renjun pikirkan.

Atau memang suara serak serta tatapan sendunya juga sebuah candaan? Mungkin saja kan? Tidak ada yang mustahil.

"Wah, Kakak ipar!" Suara melengking Jisung membuat perhatian Donghyuck teralihkan.

Tatapan lelaki itu bertemu dengan kedua manik Renjun yang entah sejak kapan menatap lekat dirinya. Seulas senyum Donghyuck sunggingkan, tetapi tidak dibalas sama sekali oleh pemuda manis yang memilih memasang ekspresi datarnya.

"Sarapan, ge." Itu suara Chenle. Tanpa protes, Renjun bergabung dengan mereka. Meneguk susu cokelatnya, lantas menikmati roti bakar polos yang hanya berbalut gurihnya margarin.

Wendy, Ibu Renjun tersenyum. Pandangannya mengedar bergantian menatap Chanyeol suaminya, kedua anaknya, serta kedua pemuda yang akan menjadi menantunya kelak. Meski sekarang baru Jisung yang resmi menjadi calon menantunya, tetapi Wendy pastikan Donghyuck juga akan mendapatkan predikat itu secepatnya.

"Ibu, kenapa senyam-senyum?" Tanya Chenle melihat senyum ganjil Wendy.

Bukannya lenyap, senyum Wendy malah makin melebar. "Bukan apa-apa. Hanya senang saja makan bersama seperti ini," jawab Wendy.

Pandangannya kembali mengedar. "Ada Ayah, kau, gege mu, dan calon menantuku. Hanya kurang satu saja."

"Kurang apa?"

pretend ; hyuckren ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang