enjoy!Jika Renjun mengira bahwa Donghyuck akan menyerah karena penolakannya, maka Renjun salah besar.
Nyatanya, Donghyuck selalu berusaha mendekatinya. Muncul dihadapannya, meski Renjun berulang kali membuat hati lelaki itu terluka akibat perkataannya. Mungkin bisa dibilang, Donghyuck menerapkan prinsip 'masuk kuping kanan, keluar kuping kiri'. Mau Renjun bilang seperti apa juga, lelaki itu akan mengabaikannya dan terus berjuang maju.
"Pagi, mantan pacar." sapa Donghyuck di depan pintu rumah Renjun pagi-pagi sekali. Lekaki itu melambaikan tangannya seraya tersenyum lebar hingga kedua matanya menyipit.
"Hyuck? Kenapa kau kesini?" tanya Renjun yang baru saja akan keluar rumah. Biasanya di Minggu pagi, Renjun akan lari pagi sebentar untuk melemaskan ototnya sekaligus melepaskan penat dari rutinitasnya selama seminggu.
Donghyuck mengedikkan bahunya. Meminta Renjun menilai sendiri penampilan Donghyuck saat ini. Lelaki itu mengenakan kaos putih tanpa lengan dipadu dengan celana selutut, lengkap dengan sepatu kets dikakinya, dipermanis topi hitam yang dikenakannya secara terbalik.
"Mau menemanimu lari pagi." jelas Donghyuck pada akhirnya karena Renjun tidak lekas mengerti maksudnya meski dirinya sudah berpenampilan seperti ini.
Renjun mendengus. "Kau pulang saja sana!" usir Renjun seraya mengibaskan tangannya. "Aku bisa sendiri. Tidak perlu kau temani." lanjutnya
"Yasudah kalau tidak mau kutemani." balas Donghyuck dengan santainya. Padahal Renjun mengira lelaki itu akan keras kepala seperti biasanya, tetapi apa yang dilakukannya? Hanya sampai disini usaha Donghyuck?
Renjun menggelengkan kepalanya dengan cepat. Berusaha mengusir segala rasa yang ingin sedikit lebih diperjuangkan oleh seorang Lee Donghyuck. Ia tidak berhak meminta lelaki itu berjuang untuk mendapatkan hatinya. Tidak setelah semua penolakan yang Renjun lakukan.
Mengabaikan Donghyuck, Renjun mulai berlari kecil meninggalkan teras rumahnya, hendak menuju taman dekat perumahannya. Baru beberapa langkah ia meninggalkan rumah, Renjun merasakan pergerakan Donghyuck. Ternyata benar, Donghyuck mengikutinya. Berlari kecil dengan senyum yang tidak pernah lepas dari wajahnya.
"Hyuck..." Renjun menghentikan langkahnya. Berbalik, menatap Donghyuck sembari berkacak pinggang. "Kan aku sudah bilang, aku tidak minta untuk ditemani!"
Tawa Donghyuck pecah. Lelaki itu menyeringai ketika tawanya reda. "Ih, percaya diri sekali. Siapa yang mau menemanimu?"
Bola mata Renjun terputar, kesal. "Terus, apa maksudnya ini? Kenapa kau ikut berlari?"
"Ya, mau lari pagi."
"Tuh, kan!"
"Memangnya kalau aku mau lari pagi, artinya aku mengikutimu?" balas Donghyuck membuat bibir Renjun yang sempat terbuka terkatup kembali.
"Aku hanya ingin lanjut berlari kecil, habis sayang saja kalau sudah berdandan keren seperti ini malah tidak jadi."
"Ya–yasudah." ucap Renjun salah tingkah karena terlalu percaya diri.
"Kalau begitu lari ditempat lain saja sana. Jangan disini!"
"Loh, mau lari dimanapun itu kan hakku. Lagi pula tidak ada larangan untuk lari pagi disini kan?" lagi-lagi Donghyuck membuat Renjun tidak bisa membalas kata-katanya.
Renjun menarik napas dalam, kemudian mengembuskannya pelan-pelan. Merasa frustasi sendiri menghadapi Donghyuck. Tidak tahu saja, Donghyuck sudah bersorak senang dalam hati karena bisa membuat Renjun terdiam seribu bahasa seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
pretend ; hyuckren ✔️
Fanfiction[REMAKE STORY] ini cerita tentang donghyuck dan renjun yang harus menjalani hubungan pura-pura, supaya chenle -adiknya, mau menikah sama jisung . bxb | hyuckren | semi-baku enjoy !