2 6

8.2K 1.2K 136
                                    



enjoy!

••

"Benar-benar harus hari ini, Le?" tanya Renjun sembari mendesah panjang.

"Iya, ge. Ini sudah mundur lama untuk fitting kan?" Balas Chenle dari seberang telepon.

Renjun memijat pangkal hidungnya perlahan. Ponselnya sendiri sudah berpindah ke daun telinga kirinya. "Aku sedang banyak kerjaan saat ini. Lagipula, salah kalian sendiri pakai acara merajuk segala."

"Ya! Siapa yang lebih dulu cari perkara dengan pacaran pura-puranya?" balas Chenle, membuat Renjun mendengus.

"Cih, sudahlah. Akan lama kalau bahas masalah itu. Pokoknya, gege harus datang saat jam makan siang nanti. Lagipula, butiknya dekat kok dari kantor mu. Tidak memakan waktu banyak."

"Hmm," gumam Renjun menanggapi. Berdebat pun percuma, Chenle akan tetap memaksanya untuk melakukan fitting tuxedo untuk pernikahan adiknya itu nanti.

"Ajak Donghyuck hyung sekalian, ya." Tambah Chenle.

"Kenapa dia juga ikut?!" protes Renjun dengan kedua mata melebar.

"Jisung yang menyuruhnya." Jawab Chenle tanpa beban. Renjun kembali mendengus. Ia jelas menyadari alasan dibalik perintah calon adik iparnya untuk membawa Donghyuck ikut serta. Apalagi kalau bukan untuk mendekatkan dirinya dengan Donghyuck?

"Yasudah, nanti aku ajak. Tapi tidak janji." Kata Renjun mengalah.

Suara kekehan Chenle terdengar. Besar kemungkinan bahwa ini semua bukan hanya rencana Jisung, melainkan juga rencana Chenle.

"Baiklah gegeku tersayang. Sampai bertemu nanti!" ucap Chenle terakhir kali sebelum memutus sambungan telepon mereka.

Setelah panggilannya dengan Chenle berakhir, Renjun melemparkan ponsel ke mejanya cukup keras. Ia menangkup wajahnya, mengusapnya kasar. Renjun cukup kebingungan dengan permintaan Chenle untuk mengajak Donghyuck.

Masalahnya, beberapa hari belakangan ini lelaki itu sulit sekali ditemui. Sekalinya mereka bertemu di kantin, lift, atau berpapasan di tempat parkir, Donghyuck akan mengabaikannya. Lelaki itu hanya akan mengulas senyum tipis sebagai bentuk ramah tamah kemudian melenggang pergi meninggalkan Renjun.

Sikap Donghyuck yang semacam itu cukup membuat Renjun resah. Berulang kali dia memikirkan, apa yang salah dari pembicaraan terakhir mereka di Minggu pagi saat Donghyuck menemaninya lari pagi? Seingatnya, mereka hanya mengobrol biasa. Meski tetap membahas masalah Renjun yang tidak ingin lagi didekati olehnya, Donghyuck tetap tidak peduli. Dan apa yang terjadi sekarang? Lelaki itu terkesan menjilat ludahnya sendiri karena sudah mengabaikan Renjun.

Lamunan Renjun buyar begitu melihat pergerakan Minjoo dari kubikelnya. Rekan kerjanya itu membawa sebendel berkas dengan wajah berbinar. Penasaran kemana gadis itu akan pergi, Renjun berinisiatif untuk bertanya, "Minjoo, kau mau kemana?"

Minjoo tersentak. gugup, gadis itu menggulung berkas di tangannya tanpa sadar, "A-aku mau ke tempat kak Donghyuck." Jawab Minjoo dengan suara pelan.

Kedua mata Renjun menyipit penuh selidik. "Untuk apa?"

"O-oh, ini.. aku ingin mengantar laporan. Kak Donghyuck yang meminta." Jawab Minjoo sambil tersenyum kikuk.

Kerutan di dahi Renjun bertambah. Seingatnya, jika memerlukan bantuan atau laporan untuk dipelajari, biasanya Donghyuck akan meminta kepadanya. "Yasudah, sini. Biar aku saja yang berikan ini pada Donghyuck." Renjun beranjak dari kursinya, meminta laporan yang ada di tangan Minjoo.

pretend ; hyuckren ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang