O3

14.6K 2K 350
                                    




Sudah 30 menit berlalu.

Renjun menghela napas cukup panjang. Untuk mengurangi kejenuhannya, sekali lagi Renjun menyesap espresso hangatnya. Bahkan, espresso yang mengisi cangkir kelabu ini sudah tidak lagi dapat dikatakan hangat apalagi panas.

Waktu 30 menit sudah cukup untuk mengubah suhu espresso-nya. Terlebih dengan suhu ruangan yang cukup dingin karena pengaruh AC.

Jam tangan kembali diliriknya. Sekali lagi helaan napas panjang diloloskan oleh Renjun. Sudah diputuskan olehnya, Renjun akan menunggu 5 menit lagi. Jika sepupu Jisung itu masih tidak juga menunjukkan batang hidungnya, maka Renjun akan pulang. Jangan harap Jisung bisa mengenalkan lelaki mana pun lagi pada Renjun setelah ini.





Kling !




Bunyi gemericing lonceng kafe mengalihkan perhatian Renjun. Pemuda itu berharap semoga saja pengunjung yang baru tiba adalah orang yang ditunggunya sejak setengah jam yang lalu, sepupu Jisung.

Bukan karena Renjun tertarik dengan sepupu Jisung, sungguh! Renjun hanya menginginkan acara berkenalannya ini segera selesai dan dirinya dapat segera pulang.


Sayangnya, Renjun kelihatannya harus menunggu lebih lama lagi. Karena pengunjung yang baru saja memasuki kafe bukanlah orang yang ditunggunya. Meski pengunjung itu berjenis kelamin laki-laki dan mengenakan kemeja merah maroon seperti yang disebutkan Jisung, Renjun yakin bahwa itu bukanlah orang yang ditunggunya.





Renjun yakin karena dia mengenal lelaki yang satu ini.






"Renjunie?" sapa lelaki itu ketika bertemu pandang dengan Renjun.






Renjun menggeram dalam hati. Seharusnya dia segera pergi saja semenjak tadi. Kalau sampai lelaki ini tahu alasan Renjun berada di sini, bisa hancur reputasi dirinya di kantor.




"Sendiri?"



Renjun mengangguk tanpa menjawab. Si pemuda tan membalas dengan anggukan pula. Pandangannya kemudian mengedar ke seluruh penjuru kafe, seolah sedang mencari seseorang.




"Mencari siapa, Hyuck?"



Mendengar pertanyaan Renjun, secara otomatis Donghyuck menghentikan kegiatan mencarinya. Lelaki itu memasang cengiran khasnya sembari menjawab, "Itu, calon kakak iparnya sepupuku."



Calon kakak iparnya sepupu ? Sebelah alis Renjun terangkat. Ia mencoba mengingat kembali deskripsi yang diberikan oleh Jisung mengenai sepupunya. Jisung hanya mengatakan kalau sepupunya mengenakan kemeja merah maroon, kebetulan serupa dengan yang dikenakan oleh Donghyuck. Untuk yang lain, Jisung tidak menjelaskan lebih detail. Katanya, Renjun juga bisa menemukan sepupunya itu tanpa Jisung beritahu namanya.




"Aku kesana dulu ya." pamit Donghyuck membuyarkan lamunan Renjun. Tanpa menunggu Renjun menanggapi, Donghyuck sudah berjalan menjauhinya. Mendekati salah seorang pelayan untuk menanyakan sesuatu.



Renjun menggigit bibirnya tanpa sadar saat si pelayan menunjuk ke arah mejanya. Bersamaan dengan itu Donghyuck dan Renjun kembali bertemu pandang, tetapi Renjun dengan cepat memutus kontak mata mereka.


Ia kembali menyesap espresso-nya. Pandangannya dialihkan ke mana saja, asal bukan ke arah Donghyuck. Sedangkan batinnya terus berdoa, semoga sepupu yang dimaksud Jisung bukanlah Donghyuck.





Srett.





Deritan kursi yang digeser mengalihkan perhatian Renjun. Pemuda manis itu melebarkan mata saat menyadari bahwa Donghyuck adalah orang yang bertanggungjawab atas suara deritan tadi.



pretend ; hyuckren ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang