hi!(( Saran : play Lauv - I like Me Better on loop while reading this for a better vibe, okay! ))
•
•Renjun tampaknya mengerti mengapa Chenle bersikeras untuk tidak melangkahinya menikah lebih dulu. Ia juga mulai mengerti kekhawatiran sang Ayah yang terus saja menanyakan : apakah perasaan Renjun baik-baik saja, menjelang acara pernikahan Chenle.
Renjun mengerti. Sangat mengerti setelah sekelumit iri menghampirinya saat Jisung mengucap janji suci dengan suara lantang. Dan, rasa iri tersebut semakin menjadi kala melihat adik dan adik iparnya bersanding penuh aura kebahagiaan di depan altar sana.
Senyum Renjun terbit beberapa saat kemudian, seolah mengejek dirinya sendiri. Iri? Ia merasa tidak pantas merasakan iri, sedangkan dirinya sendiri tidak pernah menghargai banyak kesempatan yang lewat. Ajakan Xiaojun menikah dulu, para lelaki yang dikenalkan oleh Jisung, juga perasaan Donghyuck.
Bibir Renjun terkulum secara otomatis saat nama Donghyuck terucap oleh benaknya. Entah sejak kapan, setiap kali benaknya menggumamkan nama Donghyuck, ada getaran aneh yang mengikuti. Terasa hangat, tetapi perih kemudian. Terlebih setelah Renjun mengingat bagaimana foto Donghyuck bersama dengan Minjeong, bagaimana Minjeong mengangkat teleponnya, bagaimana ... Donghyuck mengabaikan rasa rindunya. Renjun memejamkan mata merasakan sakit yang lebih parah tepat di dadanya.
"Sudahlah ge, tidak usah mengingat-ingat Donghyuck hyung lagi. Jangan siksa dirimu pada lelaki yang belum tentu memikirkan perasaanmu sekarang ini." kata-kata Chenle saat memergokinya menangis karena Donghyuck mengakhiri panggilan mereka secara sepihak kembali terngiang.
Chenle mungkin benar, Renjun tidak selayaknya menangisi Donghyuck yang mungkin telah memilih yang lain. Akal sehat Renjun pun berkata demikian, tetapi tidak dengan hatinya. Perasaan terkadang tidak bisa diubah sesuka sang pemilik. Malah mungkin, perasaan adalah pengkhianat bagi dirinya sendiri. Karena mau sekeras apapun Renjun mencoba, bayang-bayang Donghyuck belum mau lepas, begitu juga rasa sakit yang baru saja diberikan lelaki itu.
"Renjun?" Renjun terlonjak ketika bahunya disentuh oleh seseorang.
"Hai, bagaimana kabarmu?" tanya seorang wanita bergaun merah marun.
"Sooyoung nuna?" sapa Renjun tergagap. Tubuh Renjun terasa kaku saat menjabat tangan kakak Donghyuck itu.
"Aku baik. Nuna bagaimana?" Renjun balik bertanya. Kepalanya menunduk, menatap perut Sooyoung yang terbilang cukup rata.
Sooyoung tersenyum mengikuti arah pandang Renjun. Telapak tangannya secara otomatis mengusap perutnya. "Aku sudah melahirkan, Renjun." Jelas Sooyoung bahkan sebelum Renjun bertanya. "Donghyuck tidak bercerita padamu, ya?" tanyanya.
Renjun tersenyum masam, lantas menggeleng pelan. Bagaimana Donghyuck bisa mengabari Renjun perihal Sooyoung yang melahirkan? Menghubungi Renjun saja tidak pernah. "Um, lalu adik bayinya tidak ikut?" tanya Renjun.
Sooyoung menggeleng. "Aku titipkan pada mertuaku. Kasihan disini banyak sekali orang. Kalau dia bosan, nanti pasti menangis terus." Jawab Sooyoung sembari terkekeh kecil.
"Kalau Yul-i?" tanya Renjun secara otomatis. Padahal niat hati ingin menanyakan adik Sooyoung yang tidak terlihat selama acara berlangsung, tetapi yang terucap justru nama anak Sooyoung.
"Itu, sedang bermain bersama Taro." Jawab Sooyoung, menunjuk satu tempat di dekat stand es krim. "Sudah nih? Kau hanya menanyakan Yul-i saja? Kau tidak mau menanyakan pamannya Yul-i juga?" tanya Sooyoung menggoda Renjun.
Wajah Renjun seketika merah padam menahan malu. Melihatnya, Sooyoung hanya tertawa. "Tenang saja, sebentar lagi kau juga akan bertemu dengannya." Kata Sooyoung sembari mengedipkan sebelah matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
pretend ; hyuckren ✔️
Fanfic[REMAKE STORY] ini cerita tentang donghyuck dan renjun yang harus menjalani hubungan pura-pura, supaya chenle -adiknya, mau menikah sama jisung . bxb | hyuckren | semi-baku enjoy !