O8

10.9K 1.6K 320
                                    





"Ren, ini apa?" tanya Donghyuck selepas menerima sebuah kotak bekal dari Renjun.


Diliriknya pemuda yang saat ini tengah menghela napas panjang. Di pangkuannya terdapat sebuah kotak bekal serupa dengan miliknya, tetapi berbeda warna. Kotak bekal yang ada di tangan Donghyuck saat ini berwarna tosca, sedangkan yang ada di pangkuan Renjun berwarna merah muda.

Bukannya kelewat percaya diri atau apa, tetapi Donghyuck rasa kedua kotak bekal ini berpasangan. Ditujukan untuk couple, seperti dirinya dengan Renjun.


Tanpa sadar, senyum Donghyuck mengembang. Setelah pesan manis yang dikirimkan Renjun semalam, sekarang dia mendapatkan bekal. Jangan salahkan Donghyuck kalau berharap hubungan mereka berlanjut tanpa ada lagi surat perjanjian yang mengikat.


"Aww!" Renjun meringis ketika sebelah pipinya ditarik oleh Donghyuck.


Pemuda itu melotot sebal lantas menepis tangan Donghyuck untuk menjauhi pipinya. "Kenapa lagi sih, Hyuck!?" geramnya kesal.


"Kau membuatku gemas," aku Donghyuck sembari menunjukkan cengiran lebarnya. "Semakin lama, rubah ku ini semakin manis saja," tambahnya. Kemudian kembali mencubit pipi Renjun seraya menggoyangkan kepala pemuda itu pelan.


"Manis apanya?!" Lagi-lagi Renjun menepis tangan Donghyuck.


Lama-lama Donghyuck jadi tidak sopan kepadanya. Kemarin tanpa izin mengusap puncak kepala Renjun, dan sekarang mencubit pipinya. Mungkin sebaiknya Renjun menambahkan satu peraturan dalam perjanjian mereka.


Dilarang melakukan kontak fisik. Ingatkan Renjun untuk menambahkannya.


Senyum Donghyuck melebar melihat Renjun yang sibuk mengusap pipinya yang memerah. "Terimakasih untuk bekalnya, ya." kata Donghyuck sembari mengusap puncak kepala Renjun.


"Jangan berterimakasih padaku," ketus Renjun sembari memutar bola matanya malas. "Itu titipan dari Ibu untukmu. Terimakasih saja sana pada Ibuku," terang Renjun tanpa menyadari bahwa tarikan di kedua sudut bibir Donghyuck mengendur.


"Jadi, ini bukan pemberian darimu?"


Renjun menggeleng dengan tegas. Ia tidak berbohong kok, memang sang Ibu yang sudah membuatkan bekal untuknya dan Donghyuck. Padahal seingat Renjun, ibunya itu tidak pernah membuatkan bekal untuknya lagi selepas lulus sekolah menengah.

Bahkan, sang Ayah pun sempat protes ketika sarapan. Bagaimana tidak protes, Donghyuck yang baru ditemuinya kemarin langsung saja dibuatkan bekal makan siang, sedangkan suami yang hampir 30 tahun hidup bersamanya sama sekali tidak pernah dibuatkan bekal serupa.


"Ini untuk calon menantu Ibu," perkataan Wendy –sang Ibu kembali terngiang. Renjun dan Chanyeol sampai mengerutkan hidung, tidak habis pikir dengan Wendy yang begitu santainya menyebut Donghyuck adalah calon menantunya.


"Pokoknya, katakan pada Donghyuck kalau ini buatanmu ya," pesan Wendy sembari menyerahkan dua kotak bekal pada Renjun.


Namun, Renjun tidak melakukan sesuai pesan Wendy. Alasannya sederhana, Renjun hanya tidak mau mengakui sesuatu yang memang bukan hasil karyanya. Selain itu, Renjun ingin menjaga perjanjiannya dengan Donghyuck. Sudah cukup dia menyesal karena mengirimi pesan yang mengandung konten penuh perhatian kepada Donghyuck atas perintah Wendy juga. Dan yang kali ini, Renjun tidak mau terjebak lagi.


"Yasudah," suara lirih Donghyuck berhasil membuat perhatian Renjun teralihkan. "Aku akan berterimakasih pada tante Wendy saja saat mengantarmu pulang nanti," lanjutnya. Entah pendengaran Renjun yang bermasalah atau bagaimana. Akan tetapi, suara Donghyuck terlalu lirih. Tanpa semangat.


pretend ; hyuckren ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang