enjoy!••
Hari-hari tanpa Donghyuck dimulai.
Renjun bisa melaluinya. Tentu saja. Sepanjang usianya yang hampir menginjak kepala tiga ini, Renjun sudah melalui hidupnya tanpa Donghyuck. Dan Renjun baik-baik saja. Renjun masih meyakini itu, setidaknya selama satu minggu berjalan.
Renjun baik. Ia melakukan rutinitasnya. Bangun tidur, sarapan, bekerja, makan siang, pulang, makan malam, tidur. Tidak ada yang berubah, selain ketidakhadiran Donghyuck.
Setelah menekan perasaan kosong selama seminggu penuh ini, Renjun baru menyadari bahwa dia kehilangan Donghyuck. Ia merindukan laki-laki berkulit coklat itu.
Semua candaan garingnya, tawanya, cengiran lebarnya, bahkan segala macam panggilan lelaki itu padanya.
Hah, Renjun merindukan Donghyuck yang memanggilnya seperti itu sembari tersenyum lebar dan memberinya satu cup kopi.
"Renjun?"
Kepala Renjun secara otomatis menyentak. Ia mengerjapkan kelopak matanya perlahan, memastikan sosok yang memanggil namanya. Dan lagi-lagi, Renjun pun dibuat mendesah kecewa.
Itu bukan Donghyuck, melainkan Bangchan yang tengah mengernyit bingung menatap Renjun.
"Fotokopinya sudah?" tanya Bangchan pada Renjun yang masih berupaya meraup seluruh kesadarannya.
Layaknya tubuh tak bernyawa, Renjun malah kembali mengerjap. Butuh waktu sekitar setengah menit, hingga Renjun melakukan gerakan berbeda. Menoleh sebentar kearah mesin fotokopi kemudian beralih pada Bangchan.
"Sudah." Jawab Renjun pada akhirnya.
Kerutan di kening Bangchan bertambah. Mungkin Renjun sudah menjawab pertanyaan Bangchan, tetapi ia tidak kunjung menyingkir. Membuat Bangchan akhirnya kembali menginterupsi, "Boleh saya pakai mesin fotokopinya?"
"O-oh!" bola mata Renjun bergerak risau, salah tingkah. Dengan wajah memerah Renjun menyingkir segera. Membiarkan Bangchan mengambil alih mesin fotokopi yang digunakannya, sedang Renjun beranjak menuju tempatnya kembali.
"Renjun si mantan pacarnya Donghyuck.."
Langkah Renjun terhenti. Sembari menggeram, Renjun memberanikan diri untuk berbalik. Seketika itu juga, Renjun disuguhi cengiran lebar Bangchan.
"Fotokopiannya tertinggal nih," kata lelaki itu sembari mengacungkan sebendel kertas hasil fotokopian Renjun.
"Ma-makasih." Balas Renjun, kemudian segera mengambil alih kertas yang berada di tangan Bangchan. Selepas mendapatkan kertasnya, Renjun buru-buru berbalik. Berjalan meninggalkan Bangchan yang tersenyum geli.
"Duh, enak ya jadi Donghyuck. Ada yang kangenin." Gumam Bangchan sembari menatap punggung Renjun yang perlahan semakin menjauh dari pandangannya.
🌼🌼
"Wah.. wah..." suara Soobin terdengar heboh di kubikelnya. Lelaki itu menggeser kursinya, kearah Ryujin yang bertempat di sebelah kubikelnya. Ia menyodorkan ponselnya, membuat Ryujin mendecih kesal karena aktivitasnya terganggu oleh Soobin.
"Ck, kenapa sih Soo!?" seru Ryujin, menepis ponsel Soobin hingga nyaris terjatuh.
"Coba lihat ini Ryu!" kata Soobin memaksa. Namun, Ryujin tidak peduli. Gadis bersurai cokelat itu malah menyumpal kedua telingannya dengan earphone guna mengabaikan Soobin.
"Tsk!" Soobin berdecak kesal. Pandangannya beralih pada Minjoo yang tengah sibuk dengan komputernya. Kening gadis itu mengerut, tampak sedang berpikir keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
pretend ; hyuckren ✔️
Fanfiction[REMAKE STORY] ini cerita tentang donghyuck dan renjun yang harus menjalani hubungan pura-pura, supaya chenle -adiknya, mau menikah sama jisung . bxb | hyuckren | semi-baku enjoy !